Ketua DPR RI Dr. (H. C.) Puan Maharani mengungkapkan rasa bangganya terhadap boyband asal Korea Selatan BTS yang mewakili negaranya dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ke-76. Menurut Puan, kehadiran BTS dapat menginspirasi anak muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
“Saya sangat salut terhadap kehadiran BTS sebagai utusan Korsel pada sidang majelis umum PBB. Saya pikir inilah contoh anak-anak muda yang kreatif dan memanfaatkan waktunya untuk berada di jalur positif,” ujar Puan dalam keterangan tertulis yang dikirim ke media, Kamis (09/09/2021).
Puan memandang bahwa positivisme yang dibawa BTS dalang acara PBB tersebut dapat menjadi energi yang membangun semangat baru, terlebih mereka adalah idola internasional. Bukan hanya bagi anak muda, tetapi seluruh fans yang melihat BTS, bisa terbawa pada aura kebaikan yang ditampilkan.
Puan juga merasa salut dengan pesan yang disampaikan oleh BTS. Menurutnya, pesan itu dapat menjadi panggilan kesadaran bagi anak-anak muda atau fans BTS secara general untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menyongsong masa depan lebih cerah.
“Rasa salut saya bisa melihat anak-anak muda yang bergerak di dunia entertainment dan telah memiliki karier internasional. Tetapi tidak lupa untuk menyebarkan pesan-pesan positif kepada sesamanya agar melewati pandemi ini tanpa keputusasaan,” ujar Puan.
Politisi PDI Perjuangan itu bisa melihat kepedulian yang besar dari setiap anggota BTS terhadap berbagai masalah yang kekinian memang harus diutamakan, seperti dampak Pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan ajakan positif agar anak muda memanfaatkan waktunya dengan lebih baik.
BTS menyuarakan pula hal yang, menurut Puan sangat penting, yaitu mengenai Covid Lost Generation. Istilah ini menggambarkan kesulitan dan rintangan dalam mengembangkan diri yang ditemui oleh anak-anak muda.
“Sebagai orang tua, saya sendiri menyadari berkembangnya berbagai halangan dan rintangan bagi generasi muda dalam mengembangkan diri. Mereka mengalami loss of learning, kesulitan dalam proses belajar dan mengajar karena jalan untuk mereka bereksplorasi sementara ini ditutup dan dibatasi,” kata Puan.
Maka itu, Puan juga sangat setuju dengan pendapat BTS yang menyebut bahwa generasi muda seharusnya disebut Welcome Generation. Generasi yang terbuka pada berbagai kesempatan dan peluang baru untuk masa depan mereka meski sedang dilanda berbagai krisis.
Kepedulian BTS terhadap generasinya juga sangat membanggakan bagi Puan. “Anak-anak muda yang peduli pada generasinya menjadi representasi generasi yang tidak individualis. Anak muda saling menggandeng sesamanya dalam jalan kebaikan. Itulah contoh yang diberikan oleh BTS,” ujar Puan.
Kehadiran BTS itu turut pula menunjukkan bentuk kepedulian anak muda pada dunia politik. Pasalnya, sebagai estafet penerus kepemimpinan dunia, anak muda memang harus dekat dan memahami isu-isu kenegaraan dan pergerakan politik bangsanya masing-masing.
“Generasi muda saat inilah yang akan menjadi penerus kepemimpinan di negaranya. Mereka harus memahami pembelajaran politik ini. Gerakan BTS menjadi arah positif yang bisa mengajak generasi muda untuk peduli dan mengerti negaranya,” ujar Puan.
Menurut cucu Bung Karno ini, semakin anak muda kiprah politik pada negaranya, semakin mereka juga terpanggil untuk berperan. “Bagaimana pun, terjun ke dunia politik haruslah menjadi hal yang lumrah bagi anak muda. Bukan sesuatu yang tabu. Justru partisipasi generasi muda akan membawa negara dan kepemimpinan ke arah yang progresif dan positif,” ujarnya.
Rasa salut Puan juga muncul karena melihat BTS yang membawa popularitas mereka ke arah produktivitas untuk generasinya. Mereka bukan hanya mumpuni di dalam bidang entertainment, tetapi juga membuka berbagai pengetahuan yang luas bagi para fansnya, hingga generasi muda secara general.
Puan berharap lebih banyak lagi anak muda yang membawa produktivitas pergerakan mereka ke arah yang positif seperti BTS. Terutama untuk mereka yang memiliki platform besar dan menjadi idola masyarakat dengan skala yang luas seperti BTS.
“Kita bersama membangun kembali semangat dan rasa positivisme setelah Pandemi Covid-19 ke arah yang lebih baik. Hantaman badai pandemi memang masih terasa, tetapi jika kita hadapi dengan solidaritas dan gotong royong, kita bisa menyongsong era post-pandemic yang lebih secarah. Dalam kebersamaan, kita temukan jalan keluar,” ujar Puan./* Eddie Karsito