Travel

Mengenal Desa Adat Penglipuran Bali

Desa Penglipuran, salah satu desa adat dari Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa ini terkenal karena penduduknya mempertahankan konsep tradisi Tri Hita Karana

Published

on

BALI – Desa Penglipuran, salah satu desa adat dari Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa ini terkenal karena penduduknya mempertahankan konsep tradisi Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan antara Manusia-Pencipta, Manusia Lingkungan (alam), dan Manusia-Manusia.

Hal ini terlihat dari penataan bangunan rumah dan terjaganya kelestarian lingkungan dengan mempertahankan keberadaan hutan bambu di bagian belakang desa.

Melansir detik.com, hutan bambu seluas 45 hektar ini tidak boleh di perjualbelikan, tidak boleh di alihfungsikan.

Boleh dijadikan tempat wisata, tapi tidak boleh dirusak. Untuk memasuki Desa Penglipuran, pengunjung harus membeli tiket masuk seharga Rp 25.000 per orang. Begitu memasuki area Desa Penglipuran, pengunjung akan langsung melihat tatanan rumah-rumah tradisional Bali yang tertata rapih dan hampir seragam.

Lingkungan dan udara yang bersih serta arsitektur khas Bali yang indah membuat Desa ini menarik perhatian dunia dan memenangkan salah satu penghargaan kategori Desa Terbersih. Waktu yang paling pas untuk berkunjung ke sini adalah sesudah hari raya Galungan, karena di sepanjang jalan desa,di depan tiap rumah, terpasang Penjor.

Penjor adalah umbul-umbul khas Bali yang terbuat dari janur (daun kelapa yang masih muda). Jalanan batu yang membelah desa menjadi dua bagian, serta hiasan penjor di kiri kanan jalan, tentu saja menjadi spot foto yang instagramable. Desa Penglipuran sangat baik untuk dijadikan wisata keluarga. (*/cr1)

Trending

Exit mobile version