Connect with us

Dunia Pendidikan

“Sang Penatap Matahari”, Novel Inspiratif Sang Duta Syariah

Published

on

Teks foto: Aat Surya Safaat, Wartawan Senior dan Konsultan Komunikasi yang pernah menjadi Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York (1993-1998) dan Direktur Pemberitaan ANTARA (2016). Saat ini mendapat amanah sebagai Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). (Doc Istimewa).

Jakarta – goindonesia.co – Di kalangan indusri keuangan syariah, siapa yang tak kenal Muhammad Gunawan Yasni? Pria kelahiran 17 September 1969 yang lebih dikenal sebagai Gunawan Yasni itu adalah, seorang ahli keuangan syariah dan anggota Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) serta anggota Dewan Pengawas/Penasehat Syariah di beberapa lembaga keuangan lainnya.

Gunawan Yasni dibesarkan di lingkungan keluarga terdidik yang memegang penuh keyakinan terhadap nilai-nilai Islam. Ayahnya, Zainul Yasni adalah ahli ekonomi syariah yang pernah bertugas sebagai Ketua Tim Koordinasi Kegiatan Ekspor ke Timur Tengah Departemen Perdagangan dan Koperasi hingga menjadi Duta Besar Indonesia di Yordania.

Sang Ayah menularkan pengetahuan dan pemahaman tentang ekonomi syariah kepadanya dengan memberi berbagai referensi tentang standar ekonomi syariah dan filosofi bermuamalah menurut keyakinan Islam.

Tak heran jika pemilik gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Magister Managemen Keuangan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prasetiya Mulya itu begitu fasih berbicara tentang ekonomi dan keuangan syariah.

Terkait keahliannya, ia juga telah menulis empat buku, yakni “Ekonomi dan Keuangan Syariah: Pemahaman Singkat dan Penerapan Ringkas” (dalam bahasa Indonesia dan Inggris); “Ekonomi Sufistik”; “Investasi Syariah”; dan “Pemikiran Ringkas Keuangan Islam” (dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab).

Tapi siapa sangka Muhammad Gunawan Yasni, SE.Ak., MM, CIFA, FIIS yang pada 2014 dinobatkan Karim Consulting sebagai “Sharia Ambassador” (Duta Syariah) dan “Icon of Sharia Capital Market” (Ikon Pasar Modal Syariah) itu juga telah menulis sebuah novel bergenre romantisme dalam dua bahasa (Indonesia dan Ingggris), masing-masing dengan judul “Sang Penatap Matahari” dan “The Sun Gazer”.

Novel “Sang Penatap Matahari” itu sendiri diberi kata pembuka oleh sosok misterius bernama Saray. Dialah yang menceritakan siapa Mogayer Gamil Yahya, tokoh utama novel ini (bukan kebetulan nama penulisnya adalah Muhammad Gunawan Yasni). Melalui Saray, pembaca mengetahui siapa Mogayer serta asal-usulnya.

*Di Ilhami kisah nyata*

Novel setebal 454 halaman dan terdiri dari 12 bagian itu sejatinya diilhami kisah nyata masa lalu, saat ini, dan masa depan penulisnya, seorang pria yang menyebut dirinya “A father to no one” (Ayah dari tak seorang pun) karena Mogayer “divonis” tidak akan bisa memberi keturunan akibat kondisi kesehatan di masa kecilnya, yaitu kelainan pada tulang kakinya.

Mogayer yang pada masa anak-anak cenderung penyendiri, kadang bersembunyi dalam keramaian, menutup diri dan bahkan menghindari cahaya matahari, pada masa remajanya menemukan pucuk-pucuk cintanya pada wanita-wanita luar biasa.

Mereka bagai datang dari dunia lain, khusus untuk melembutkan hati Mogayer, mengusir kesepiannya, membentuk kepribadiannya, dan menumbuhkan rasa percaya dirinya. Kisah cintanya berliku, unik dan indah karena datang dari ketulusan.

Wanita-wanita dimaksud adalah Sarah Scott Allenby yang dikenalnya saat Mogayer belajar di American Community School (ACS, setingkat SMA) di Yordania, dan Alejandra Magnolia saat dia belajar setingkat SMA di Sekolah Indonesia Cairo (SIC) Mesir.

Sarah Allenby adalah cucu dari Edmund Henry Hynman Allenby, jenderal perang Inggris yang menjadi Komandan Pasukan Gabungan ketika merebut Palestina dari penguasaan Kekhilafahan Turki Usmani.

Nama Allenby diabadikan menjadi nama sebuah jembatan yang merupakan satu-satunya akses bagi warga Palestina yang akan keluar dari negaranya yang sedang dijajah Zionis Israel. Namanya “Allenby Bridge” atau sekarang disebut “King Hussein Bridge” (Jirs Al-Malek Hussein).

Sarah Allenby sendiri sangat peduli terhadap kondisi orang-orang Palestina dan sangat mencintai anak-anak Palestina yang menjadi pengungsi karena kampung halamannya digusur tentara Zionis Israel, bahkan Sarah kemudian meninggal tragis karena menjadi martir dalam pembelaan bagi orang-orang Palestina.

Sementara itu Alejandra Magnolia adalah gadis cantik puteri Atase Pertahanan Meksiko di Mesir, Eduardo Luis Martinez. Magnolia mempunyai minat baca yang luar biasa terkait teologi, filsafat, dan budaya, meski baru sekolah setingkat kelas satu SMA.

Tapi “kebersamaan” dengan Magnolia tidak berlangsung lama karena ayah gadis Meksiko itu ditarik pulang lebih cepat ke negaranya dari tugasnya selaku Atase Pertahanan Meksiko di Mesir.

Setelah lulus dari sekolah di Kairo Mesir, Mogayer langsung mengikuti tes masuk perguruan tinggi, Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Dia fokus mengincar Faluktas Ekonomi Universitas Indonesia.

Masa-masa kuliah tampaknya tidak seindah masa-masa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, baik saat belajar di Yodania maupun di Mesir. Romantisme masa remajanya sudah dihabiskan di dua negeri para Nabi itu. Dia kembali menjadi penyendiri meskipun tidak takut lagi pada sinar matahari.

Mogayer benar-benar memanfaatkan masa kuliahnya sebagai masa belajar serius dan mulai meletakkan fondasi bagi mimpi-mimpinya. Dia juga untuk sementara menutup hatinya terhadap wanita meski dia tahu ada teman seangkatannya yang berusaha tebar pesona di hadapannya.

*Teladan Nabi Ibrahim*

Mogayer, nama samaran Gunawan Yasni itu, lulus dari Fakultas Ekonomi dan menyandang predikat Akuntan dari Universitas Indonesia serta memperoleh gelar Magister Management Keuangan dari Prasetiya Mulya. Dia juga memiliki sertifikasi sebagai Certified Islamic Financial Analyst dari Pasca Sarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia.

Gunawan yang kini beristrikan Aisha adalah juga seorang Fellow di Islamic Insurance Society (FIIS) dan pemegang Sertifikasi Level Lanjutan (Level IV) Manajemen Risiko Perbankan.

Ahli Keuangan syariah itu berpisah dengan istri pertamanya Asiyah yang diharapkannya menjadi “mujahidah” dengan cara baik-baik karena dia merasa tidak akan bisa memberikan keturunan, sedangkan istri keduanya Aisha menyatakan ridho untuk tetap menjadi istri yang setia meski tahu bahwa Gunawan tidak akan bisa memberikan keturunan.

Sejak beberapa tahun terakhir, pemikiran Gunawan Yasni yang paling banyak didengar, dibahas, hingga dikutip berbagai kalangan cendekiawan adalah keinginannya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Tampaknya menjadi pendakwah ekonomi dan keuangan syariah sudah menjadi jalan hidup seorang Gunawan Yasni. Ia sering menjadi narasumber untuk media-media nasional serta dikenal kompeten dalam menulis dan berbicara tentang topik yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah.

Gunawan Yasni telah mengkomunikasikan pesan ekonomi syariah selama hampir 25 tahun dalam upaya mewujudkan harapannya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi Syariah dunia. Ia juga sering diundang menjadi pembicara terkait ekonomi dan keuangan syariah ke berbagai negara, termasuk ke Amerika dan Spanyol.

Dia mencita-citakan agar masyarakat terbebas dari riba, sementara dalam ekonomi syariah tampak jelas adanya kebaikan atau kemaslahatan dan keadilan yang tidak hanya diperuntukkkan bagi orang Muslim semata.

Meminjam istilah pakar ekonomi syariah non Muslim yang juga praktisi hukum bisnis dari Amerika, Michael McMillen, ekonomi syariah sejatinya memadukan antara “the profit” (keuntungan) yang menjadi incaran perusahaan dengan panduan “the prophet” (Nabi) Muhammad yang menjadi panutan dan teladan umat Islam.

Kembali mengenai novel “Sang Penatap Matahari”, novel yang diangkat dari kisah nyata itu sangat menarik, terutama karena kisah cinta Mogayer dengan Sarah dan Mogayer dengan Magnolia bukan hanya romantis, tetapi juga sangat isnpiratif.

Dari merekalah Mogayer belajar tentang kesetiaan, harga diri, empati, kejujuran, keberanian, dan kasih sayang. Mogayer, anak bungsu dari delapan bersaudara yang dulu selalu mengurung diri karena sering ditinggal kedua orangtuanya bertugas ke daerah dan ke luar negeri, selanjutnya justru menjadi sang penatap matahari.

Diakuinya pula, rasa percaya dirinya, meski kadang naik-turun, juga terbentuk berkat bimbingan kakak sulungnya, Yus yang melatihnya menekuni olahraga bela diri karate sewaktu ia berstatus pelajar sebelum berangkat ke Yordania, mengikuti ayahnya yang mendapat amanah sebagai Duta Besar RI untuk Yordania.

Membaca novel ini pembaca dibuat penasaran, karena penulisnya menyajikan kisah yang hidup dan imajinatif, halaman demi halaman, dengan bahasa yang ringan dan sederhana serta mudah dicerna.

Penulis seperti mencurahkan semua perasaan yang menghimpitnya hingga pembaca seperti diajak masuk ke dalam masalah yang sedang dia hadapi, bahkan pembaca yang melankolis bisa menitikkan airmata ketika mencermati beberapa episode perjalanan hidup Mogayer dalam novel “Sang Penatap Matahari” yang kini dapat dipesan melalui tokopedia itu.

Kembali terkait pernikahan dengan istri keduanya, ada sesuatu yang unik. Mereka menikah secara sederhana, tepat saat kaum Muslimin menyembelih hewan qurban. Mereka menikah sore hari dalam suasana Hari Raya Idul Adha serta hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat.

Filosofi di balik pernikahan Mogayer dan Aisha di Hari Raya Idul Qurban itu adalah teladan Nabi Ibrahim A’laihissalam. Mereka ingin belajar kepada keluarga Bapak dari para Nabi tersebut. Belajar keikhlasan dan kesetiaan. Bertemu dan berpisah karena Allah, dan menerima semua ketentuan Allah tanpa prasangka.

Resensi novel ini ditulis oleh Aat Surya Safaat, Wartawan Senior dan Konsultan Komunikasi yang pernah menjadi Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York (1993-1998) dan Direktur Pemberitaan ANTARA (2016). Saat ini mendapat amanah sebagai Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Lebih Cepat dan Higienis, Polman Babel Ciptakan Mesin Pengemas untuk Bantu UKM

Published

on

Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Bangka Belitung, goindonesia.co – Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) melakukan pendampingan untuk mitra UKM pembuatan pentol bakso di Desa Air Ruay, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung untuk meningkatkan produksi dan daya saing produk pentol bakso. 

Kegiatan pendampingan ini merupakan  bagian dari pengabdian kepada masyarakat dengan menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso. Kehadiran mesin ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas UKM dan memberikan nilai tambah pada produk mereka. 

Tim pengabdian yang diketuai oleh Ariyanto ini secara bersama-sama dengan dosen lainnyanya, yakni Husman dan dan Eko Yudo memberikan pendampingan kepada para pelaku UKM dalam penggunaan mesin teknologi tepat guna ini. Mereka juga melibatkan mahasiswa dalam program ini. 

“Penggunaan mesin sealer sangat penting bagi pengemasan produk pentol bakso yang diproduksi oleh UKM. Dengan mesin ini, proses pengemasan bisa lebih cepat, rapi, dan produk pun menjadi lebih awet,” ujar Ariyanto. 

Selain itu, Ariyanto menuturkan bahwa mesin ini mudah dioperasikan dan dirancang khusus untuk UKM dengan skala produksi menengah ke bawah. 

Menurutnya, kehadiran mesin sealer dapat mengurangi risiko kontaminasi dan menjaga kebersihan produk sehingga mampu meningkatkan daya jual di pasar lokal maupun luar daerah. 

Ia juga berharap dengan adanya bantuan mesin ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay bisa semakin berkembang. 

“Kami ingin melihat para pelaku UKM di daerah ini maju, dan tentunya dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,” tambahnya. 

Ariyanto juga berencana melibatkan mahasiswa lebih lanjut untuk membantu dalam pengawasan dan pelatihan berkala. 

Renny selaku Ketua UKM pembuatan pentol bakso, merasa bersyukur atas bantuan mesin ini. Ia menyatakan bahwa dengan adanya mesin sealer, pekerjaan pengemasan yang biasanya memakan waktu lama kini bisa dilakukan lebih cepat dan hasilnya pun lebih rapi. 

“Dulu kami kemas manual, butuh waktu lama. Sekarang, satu kali tekan sudah rapi dan aman,” ungkap Renny penuh semangat. 

Renny juga meyakini bahwa produk mereka kini akan lebih mudah dipasarkan karena pengemasannya yang menarik dan lebih higienis. “Kami bisa berkompetisi dengan produk luar. Terima kasih untuk Polman Babel yang telah membantu,” ujarnya dengan penuh antusias. 

Tak lupa, ia pun berpesan kepada para pelaku UKM lainnya agar tidak ragu memanfaatkan teknologi untuk membantu usaha mereka. “Bagi teman-teman yang masih manual, coba deh beralih ke teknologi. Selain hemat tenaga, hasilnya jauh lebih bagus,” kata Renny. 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan kepedulian Polman Babel dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui penerapan teknologi tepat guna. Diharapkan kolaborasi ini bisa menjadi contoh bagi instansi lain dalam memajukan UKM di daerah-daerah. 

Dengan adanya inovasi dan dukungan seperti ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay diharapkan dapat semakin berkembang dan mampu bersaing dalam industri makanan lokal maupun luar daerah. (***)

*Polman Babel-Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara: Menguatkan Karakter Anak Indonesia Lewat Lagu Anak

Published

on

Infografis Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Pusat Penguatan Karakter memperkenalkan ajang “Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara” atau KELANA, sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter anak-anak Indonesia melalui media yang mudah diterima, yaitu lagu anak. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menciptakan lagu-lagu anak yang menarik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter yang krusial bagi generasi muda. Mengangkat tema “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” KELANA mengajak masyarakat untuk menginspirasi anak-anak agar mengamalkan kebiasaan baik yang diharapkan menjadi fondasi karakter yang akan berdampak positif bagi masa depan mereka.

Lagu Anak sebagai Media Edukasi

Musik, terutama lagu anak, memiliki peran besar dalam pembentukan karakter karena mampu memengaruhi emosi dan perilaku, terutama pada anak-anak. Lagu dengan pesan-pesan positif dapat menjadi sarana edukasi yang efektif, memperkuat nilai-nilai moral dan kebiasaan baik secara menyenangkan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa lagu anak dengan pesan edukatif yang kuat masih sangat dibutuhkan, terutama untuk pendidikan karakter anak. Selain itu, harapannya anak-anak Indonesia menyanyikan lagu sesuai dengan umur dan tumbuh kembangnya.

Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menyatakan, “Lagu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media edukatif yang efektif. Melalui KELANA, kami berharap dapat menghadirkan lagu-lagu inspiratif yang membangun kebiasaan baik pada anak-anak.”

KELANA mengangkat tujuh nilai utama sebagai kebiasaan positif, yaitu bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, gemar belajar, aktif bermasyarakat, dan istirahat yang cukup. Tujuh kebiasaan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Tema, Ketentuan Peserta, dan Penghargaan

KELANA dibagi ke dalam delapan kategori, yang mewakili tujuh kebiasaan baik, serta satu kategori tambahan yang mencakup semua kebiasaan tersebut dalam satu lagu. Kategori-kategori ini memberi keleluasaan bagi peserta untuk memilih satu kebiasaan atau menggabungkan beberapa kebiasaan dalam sebuah lagu. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu karya lagu yang sesuai dengan tema dan ketentuan KELANA. Lagu yang diikutsertakan harus berdurasi 1 hingga 2,5 menit dalam bahasa Indonesia dan disampaikan dalam bentuk audio dan video.

Karya lagu harus orisinil, tidak mengandung unsur plagiat, dan bebas dari konten politik, pornografi, atau unsur negatif lainnya. Panitia akan mendiskualifikasi peserta yang melanggar ketentuan ini, dan keputusan juri bersifat final.

Pendaftaran dan pengiriman karya berlangsung pada 9 s.d. 30 November 2024. Setelah pengumpulan karya, dewan juri yang kompeten di bidang musik dan pendidikan akan menilai setiap karya berdasarkan kesesuaian lirik dengan tema, musikalitas, dan kekuatan pesan edukatif. Pengumuman pemenang dilakukan pada 13 Desember 2024. Sebanyak 24 pemenang dari delapan kategori akan menerima sertifikat elektronik dan hadiah uang pembinaan dengan total hadiah senilai Rp 280 juta. Semua karya pemenang akan menjadi bagian dari koleksi lagu anak-anak Indonesia.

KELANA sebagai Inspirasi Karakter Bangsa

KELANA bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah bagi para pencipta lagu untuk berkontribusi dalam membentuk karakter bangsa. Melalui ajang ini, diharapkan muncul lebih banyak lagu anak yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memotivasi anak-anak menjalani kebiasaan baik. Selain itu, KELANA mengajak orang tua, guru, dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembentukan karakter sejak usia dini.

Sebagai penutup, Kepala Pusat Penguatan Karakter menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung karakter anak-anak. “Melalui KELANA, kami berharap masyarakat terlibat dalam pendidikan karakter anak-anak, sehingga nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air tertanam kuat dalam diri generasi muda,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai syarat, pendaftaran, dan ketentuan lengkap KELANA, masyarakat dapat mengunjungi laman resmi di cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id /kelana2024.  (***)

(Tim Puspeka / Editor: Stephanie, Azis)

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Manfaatkan Potensi Lokal, Tim Dosen Polinema Ajari Warga Warga Desa Duwet Ubah Sayur menjadi Es Krim

Published

on

Program pelatihan kewirausahaan untuk masyarakat yang dibantu oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang untuk memanfaatkan sayur mayur menjadi produk es krim yang sehat (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Malang, goindonesia.co – Perguruan tinggi vokasi didorong untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penguasaan keilmuannya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) dengan membantu warga desa di Malang untuk memanfaatkan sayuran mayur menjadi produk es krim yang sehat melalui program pelatihan kewirausahaan. 

Pengembangan es krim sayuran ini merupakan salah satu diversifikasi dari produk sayur mayur yang banyak di produksi oleh warga Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini sekaligus menjadi praktik baik dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Jurusan Administrasi Niaga, Polinema. Sementara itu, pengembangan es krim sayuran ini dilakukan melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Polinema. 

Ketua tim PKM Polinema dalam program ini, Ellyn Eka Wahyu, mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Polinema berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan praktik-praktik kewirausahaan, utamanya yang berbasis dengan potensi lokal.

Menurut Ellyn, di tengah tantangan perekonomian yang kian kompetitif, masyarakat perlu diberdayakan untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam berwirausaha. 

“Pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan  dalam menciptakan dan mengelola usaha, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi,” kata Ellyn Eka. 

Pemilihan es krim sayuran, lanjut Ellyn, bukan hanya sekadar inovasi kuliner, tetapi juga merupakan solusi kreatif untuk meningkatkan kesadaran dan konsumsi sayuran di masyarakat. Produk ini dapat menjadi tren baru yang menarik dengan memadukan kesehatan dan kesenangan dalam satu produk. 

Beberapa materi dalam pelatihan yang diajarkan oleh tim dosen dari Polinema ini diantaranya adalah pengantar kewirausahaan yang meliputi definisi kewirausahaan, peran wirausaha dalam perekonomian, serta karakteristik seorang wirausaha. Tim Polinema juga mengajak warga untuk mengidentifikasi peluang usaha serta membahas teknik menemukan ide bisnis, analisis pasar dan kebutuhan konsumen, studi kasus contoh ide usaha yang berhasil. 

Ellyn menyampaikan bahwa berbagai pelatihan yang dilaksanakan tersebut bertujuan agar hasil pertanian sayur mayur Desa Duwet khususnya Sawi dan Tomat dapat dimaksimalkan pengolahannya menjadi produk lain agar lebih bervariasi, sehat, halal, lezat, digemari dan dapat dinikmati semua golongan usia. 

“Pelatihan ini mendapatkan antusias, perhatian yang seksama dan sangat baik dari ibu-ibu dan remaja putri dari Desa Duwet dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali di tahun-tahun berikutnya dengan tema/topik yang berbeda,” ujarnya. 

Ellyn berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi peserta untuk mengembangkan perekonomian di Desa Duwet. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini nantinya dapat menjadi modal untuk dapat mengembangkan dan berinovasi dalam pemasaran hasil pertanian. 

Sebagai informasi, selain Ellyn, kegiatan ini juga melibatkan sejumlah dosen lainnya, yaitu Yekie Senja Oktora, Halid Hasan, Achmad Suyono, Eny Widiyowati, dan Siti Nurbaya. Program ini juga melibatkan tenaga laboran/PLP Jurusan Administrasi Niaga, Winda Rachmawati. (***)

* Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Trending