GoIndonesia.co, Jakarta – Indonesia sudah masuk dalam worst case scenario atau skenario terburuk dalam penanganan COVID-19, yang saat ini angkanya sudah lebih dari 50 ribu kasus per hari. Berbagai upaya telah dilakukan agar angka ini tidak sampai menyentuh 100 ribu kasus per hari.
“Kami sudah masuk pada worst case scenario yang sudah kami duga kita akan naik di atas,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam jumpa pers yang disiarkan via Zoom dan YouTube, Kamis (15/7/2021).
“Ya kita berharap jangan lebih dari 60 ribu karena itu nanti mesti ada perkiraan lain lagi,” sambungnya.
Pemerintah telah menyiapkan skenario jika terjadi peningkatan kasus yang signifikan. Luhut menyebut Indonesia telah mengamankan stok vaksin sebesar 480,7 juta dosis. Pada Juli ini vaksinasi ditargetkan mencapai rata-rata 1 juta per hari.
Penambahan kapasitas tempat tidur rumah sakit juga sudah disiapkan, termasuk pembukaan rumah sakit lapangan atau darurat untuk perawatan isolasi dan intensif. Selain itu, tempat diklat dan wisma yang dimiliki kementerian atau lembaga juga akan dimanfaatkan untuk tempat isolasi COVID-19. Rumah sakit dan fasilitas yang dimiliki TNI-Polri juga dimanfaatkan maksimal.
Penambahan tenaga kesehatan dan perawat juga terus dilakukan pemerintah.
“Jadi jangan ada beranggapan bahwa kami tidak bergerak. Kami sangat bergerak,” kata Luhut.
“Kita tahu apa yang kita lakukan sekarang. Sangat tahu, Karena bukan Luhut Pandjaitan, tetapi semua yang kumpul di sini dengan segala macam keahlian mereka sudah memberikan pikiran yang terbaik untuk bangsa dan negara ini,” tegasnya.
Luhut menyatakan pemerintah sudah cukup siap menghadapi manakala kasus harian mencapai 60 ribu kasus.
“Kalau kita bicara worst case scenario untuk 60 ribu atau lebih sedikit, kita masih sudah cukup oke. Ya kita tidak berharap, mungkin sampai ke 100 ribu tapi itu pun kami sudah rancang sekarang kalaupun sampai terjadi di sana,” ucapnya. (hri/tor)