Foto: AP/Mahmoud Illean
Jakarta, goindonesia – Pemimpin Hamas, otoritas yang mengatur wilayah Gaza Palestina, Ismail Haniyeh mengirimkan surat resmi ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Surat itu dikirim di tengah semakin panasnya situasi perang antara Palestina dan Israel di Jalur Gaza.
Dalam surat tersebut Haniyeh menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana Israel, kata dia, telah melakukan banyak aksi terorisme, agresi dan pembantaian terhadap anak-anak, perempuan, dan laki-laki Palestina dengan mengepung Gaza lebih dari 15 tahun.
Ia juga menuturkan bagaimana serangan brutal terjadi sejak pendudukan dilakukan tahun 1948. Baik di Yerusalem hingga Masjid Al Aqsa.
Dalam surat itu, ia pun menjelaskan beberapa poin penting mengenai empat rentetan kejadian sehubungan dengan serangan militer Israel ke wilayah itu sepekan ini. Kronologis bermula dari pengusiran 28 keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah yang dilakukan Israel untuk perluasan pemukiman Yahudi
“Pendudukan (Israel) meningkatkan strategi mengendalikan kota Yerusalem yang diduduki, menilai dan mengubah karakter demografinya, dengan mengeluarkan keputusannya yang tidak adil. (Israel) mengusir paksa 28 keluarga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah, sebagai awal untuk membangun lingkungan Yahudi,” tulis Haniyeh sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Kamis (20/5/2021).
Selanjutnya ia menguraikan rencana Israel yang menutup Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat suci umat Islam. Israel telah meningkatkan rencananya untuk pembagian ruang dan waktu di Masjid Al-Aqsa.
“Israel menutup tangga utama di Bab Al-Amud, salah satu gerbang utama Masjid Al-Aqsa mencegah kedatangan jamaah dan menyangkal pelaksanaan ritual dan doa mereka,” katanya lagi.
Di kesempatan yang sama, ia pun meminta Jokowi untuk menolong Palestina, terutama Gaza. Ia ingin Jokowi memobilisasi Arab dan Islam untuk menentang pendudukan Israel.
“Kami meminta Anda untuk bertindak segera, dan untuk memobilisasi Arab, Islam dan internasional,” tegasnya.
Secara rinci ada tiga permintaan, yakni:
1. Akhiri agresi dan teror yang dilakukan oleh pendudukan Israel melawan Jalur Gaza yang terkepung.
2. Akhiri semua pelanggaran di Yerusalem yang diduduki, termasuk skema pemukiman Yahudi, pengusiran paksa dan diskriminasi rasial, serta mencabut semua keputusan yang menargetkan sejumlah lingkungan warga Palestina terutama Sheikh Jarra.
3. Jauhkan Israel dari Masjid Al-Aqsa dan izinkan warga berdoa dengan bebas.