Pariwisata

Tegakkan Visitor Management Untuk Cegah Kluster pariwisata

Published

on

Chairman Indonesia Tourism Forum. ( ITF) Sapta Nirwandar

Jakarta, goindonesia.co: Chairman Indonesia Tourism Forum ( ITF) Sapta Nirwandar mengatakan penerapan visitor management di obyek-obyek wisata agar secara konsisten dilakukan oleh para pengelola destinasi wisata.

Hal itu diungkapkan hari ini dalam wawancara singkat di Berita Satu TV menyinggung kekhawatiran munculnya kluster COVID-19 dari aktivitas pariwisata seiring dibukanya 20 obyek wisata di tanah air.

“Visitor management a.l pengunjung harus membeli tiket terlebih dulu secara online, aturan lainnya kan ada aplikasi PeduliLindungi, kapasitas pengunjung di kurangi di obyek wisata, jam buka dikurangi dan aturan lainnya yang sudah ditetapkan,”

Sejauh ini, ujarnya, jika pengusaha atau pengelola obyek wisata sudah memiliki reputasi tinggi, tingkat kesadarannya juga tinggi untuk mengikuti posedur kesehatan (CHSE) dan tidak aji mumpung dengan melandainya kasus COVID-19.

“Intinya pengusaha industri pariwisata dan pengelola destinasi wisata juga menjaga reputasi. Di pihak lain masyarakat sudah 18 bulan haus hiburan dan ingin berwisata sehingga perlu pendekatan yang berbeda agar kesadaran antara pengelola dan pengunjung juga terjaga,”

Menurut Sapta, masyarakat paham sekali bahayanya COVID-19 dengan maraknya kluster keluarga dan kini diwaspadai kluster pariwisata karena masih saja anak-anak di bawah 12 tahun dibawa ke tempat-tempat wisata.

” Literasi harus terus ditingkatkan karena kalau kesadaran tinggi pemerintah, swasta maupun masyarakatnya tidak memerlukan pengawasan yang berkebihan. Apalagi perekonomian kita sangat membutuhkan pergerakan wisatawan domestik,” kata Sapta.

Salah satu pendekatan adalah memberikan insentif bagi para pengunjung Taman Impian Jaya Ancol dengan  bonus atau bentuk penghargaan lainnya jika dinilai tertib dan mampu berwisata dengan prokes tinggi.

“Soalnya obyek wisata itu harganya terjangkau dan banyak dikunjungi wisatawan domestik. Jadi kalau konsisten melakukan visitor management kan terjaga jumlah target pengunjung hari itu karena harus beli tiket online. Pengelola bisa kasih insentif bagi pengunjung tertib dan bonus lainnya,” 

Selama ini, kata Sapta, para pengelola tempat wisata dan sentra ekonomi kreatif selalu diminta mengantisipasi kunjungan saat libur sekolah dan hari besar lainnya agar dapat bekerja sama mematuhi protokol kesehatan. 

“Masyarakatnya juga terus diminta menerapkan prokes demi mencegah lonjakan kasus positif COVID-19. Cobalah cari bentuk literasi yang lain sehingga dilapangan semua pihak sadar dengan posisinya masing-masing,” ungkapnya.

Pariwisata jangan menjadi ancaman tapi justru penggerak ekonomi rakyat sehingga aktivitasnya tetap harus dilakukan dengan aman serta harus segera bangkit, kata Sapta Nirwandar.

Berikut 20 tempat wisata yang menjadi lokasi uji coba untuk wisatawan, berdasarkan wilayahnya:

DKI Jakarta:

Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Kampung Budaya Betawi Setu Babakan.

Jawa Barat:

Taman Safari Indonesia, The Lodge Maribaya, Glamping Lake Rancabali, Kawah Putih, Jbound, dan Saung Mang Udjo.

Jawa Tengah dan DIY:

Grand Maerakaca Taman Mini, TWC Borobudur, TWC Prambanan, Taman Satwa Taru Jurug, Taman Tebing Breksi, Gembira Loka Zoo, dan Hutan Pinus Sari Mangunan. 

Jawa Timur: 

Taman Rekreasi Selecta, Jatim Park 2, Hawai Group, serta Maharani Zoo dan Gua.  (***)

Trending

Exit mobile version