Di Palupuah, Agam, Sumbar ada surga tersembunyi untuk para pecinta kopi luwak. Selain ngopi, pengunjung juga bisa facial dengan menggunakan kopi luwak.(Foto : Istimewa)
Jakarta, goindonesia.co -Kopi luwak termasuk salah satu kopi khas Indonesia yang terkenal di dunia. Kopi ini terbilang unik karena biji kopi yang diolah sudah menjadi kotoran luwak atau musang.
Masyarakat Sumatra Barat sejak dahulu sudah mengkonsumsi kopi luwak. Banyak daerah di Sumatra Barat ditanami tumbuhan kopi. Kopi yang dimakan oleh luwak ini kemudian dicari lagi ke tempat-tempat luwak tersebut membuang kotoran.
Kotoran luwak yang masih berbentuk bijih kopi ini kemudian dijemur, dibersihkan, dirancang atau di-roasting, kemudian ditumbuk menjadi bubuk kopi.
Tradisi ini dilestarikan Rafflesia Luwak Coffee yang berada di Desa Batang Palupuah, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam. Rafflesia Luwak Coffee kini kerap dikunjungi dan mendapat pesanan dari berbagai negara karena keunikan rasa kopi luwaknya.
“Pertama kali kopi luwak ini terkenal di Bali. Padahal sejak dulu orang Minangkabau sudah meminum kopi luwak. Hanya saja dulu tidak dikomersialkan. Untuk konsumsi pribadi saja,” kata CEO Rafflesia Luwak Coffee, Ummul Khair, Jumat (11/3/2022).
Ummul menyebut karena mulai populer di Bali, kopi luwak ini jadi banyak digemari turis dari mancanegara. Hal itulah yang membuat Rafflesia Luwak Coffee yang didirikan sejak 2006 lalu sudah kerap didatangi wisatawan asing. Sebut saja Belanda, Jerman, Inggris, Korea Selatan, Australia, dan Afrika Selatan.
“Yang pernah datang ke sini, mereka juga memesan kembali lewat email, whatsapp, ada juga yang dari google business,” ucap Ummul.
Ummul Khair mendirikan Rafflesia Luwak Coffee sejak tahun 2010. Dia memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Batang Palupuh untuk mengolah kopi luwak.
Untuk menunjang pemasaran, Ummul memasukkan UMKM ini ke dalam daftar lonely planet dan situs-situs pelancong antar negara. Sehingga Rafflesia Luwak Coffee mudah ditemukan oleh wisatawan asing.
Ummul menyebut perbedaan kopi luwak yang ditawarkan di Rafflesia Luwak Coffee ini yaitu biji kopi yang diolah benar-benar berasal dari luwak liar.
Ia bekerja sama dengan komunitas pecinta kopi dari kabupaten lain seperti di Solok dan Solok Selatan yang masih banyak mengumpulkan kopi dari kotoran luwak.
“Biji kopi yang kami kumpulkan memang kotoran luwak liar. Bukan luwak yang dipelihara,” kata Ummul
Ia menyebut harus mendatangkan biji kopi luwak dari kabupaten lain karena di Palupuah tidak selalu ada musim panen kopi. Kopi yang menjadi kotoran luwak ini dinilai sebagai kopi terpilih karena luwak hanya memakan kopi bijih terbaik. Untuk menemukan biji kopi terbaik ini, luwak punya indera penciuman yang sangat tajam.
Ummul menyebut kopi yang sudah menjadi kotoran luwak ini tetap higienis. Karena walau sudah pernah dikonsumsi luwak, biji kopi tetap terlindungi oleh lapisan kulit ari yang kuat.
Scrub Facial dari Kopi Luwak
Meminum kopi luwak asli di Rafflesia Luwak Coffee tak hanya disuguhkan minuman terbaik. Para tamu juga dapat memilih aneka cemilan sebagai teman menyeruput kopi.
Tapi yang menjadi perbedaan di tempat ini adalah, para tamu yang sudah memesan kopi mendapatkan layanan gratis facial wajah. Ummul Khair menyebut khasiat kopi luwak selain baik untuk diminum, juga bagus untuk perawatan kulit.
Bubuk kopi ini juga dapat dipakai untuk scrub wajah agar bisa bersih. “Khasiatnya juga bagus untuk kulit. Wajah berminyak, berkomedo akan segar setelah di scrub dengan bubuk kopi luwak ini,” ujar Ummul.
Caranya, bubuk kopi diaduk dengan sedikit air panas. Kemudian dioles ke wajah. Setelah dioleskan ke wajah, ditunggu selama lebih kurang 5 menit. Kemudian dibersihkan dengan air. Setelah itu, noda di wajah akan hilang dan kulit terasa lembut. Febrian Fachri (***)