Photo : Istimewa
Kabupaten Bandung , goindonesia.co – Obyek wisata Kawah Putih di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengalami kerugian pendapatan hingga mencapai miliaran rupiah sejak PPKM Level 4 diberlakukan.
Bahkan, nilai tersebut diklaim pengelola hingga tembus angka 2 miliar rupiah.
Menurut Supervisor Humas Kawah Putih Ating, imbas dari hal tersebut sejumlah karyawan pun dinonaktifkan.
Diungkapkannya, kini karyawan hanya berjumlah lima orang, yang sebelumnya seluruh karyawan 30 orang.
“Karyawan kami harus tetap menghidupi keluarganya. Karena selama PPKM obyek wisata ditutup, ya terpaksa untuk sementara karyawan dirumahkan dulu. Sebab, kita mau menggaji bagaimana?” kata Ating kepada media, Minggu (22/8/21).
Tak hanya itu, ditutupnya Kawah Putih berdampak pada pedagang dan sopir ‘untang-anting’ sebayak 86 unit’.
“Sebelum pandemi Covid-19, obyek Kawah Putih sangat ramai pengunjung, Bahkan banyak dipakai untuk syuting film. Mobil ‘untang-anting’ bisa laris dengan tarif per-rit-nya Rp140 ribu dan bisa mengangkut wisatawan sebanyak tiga atau empat rit,” ungkapnya.
Pedagang dan sopir kini banting setir mencari profesi lain untuk bertahan hidup.
Kawah putih banyak dikunjungi para wisatawan di hari libur, bahkan hari-hari biasa pun tak luput dari para pengunjung dan travelers.
Ating mengatakan, Kawah Putih bisa mendatangkan tamu sekitar 4.000 pengunjung di hari libur atau hari besar. Jumlah tersebut menurun sejak adanya pandemi yang hanya berkisar di 1.000 wisatawan.
Ia berharap pemerintah segera membuka Kawasan Obyek Wisata Kawah Putih agar ekosistem ekonomi kembali berjalan normal.
Ating menginformasikan Kawah Putih saat ini memasang tarif untuk pengunjung lokal sbesar Rp45.000. Sedangkan, untuk pengunjung dari mancanegara sebesar Rp95.000 /orang. (***)