Homestay (Foto : Istimewa)
Jakarta, goindonesia.co – Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) memiliki penugasan khusus dari pemerintah. Salah satunya bersinergi dengan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif. Sinergi pembiayaan homestay tersebut dilakukan di empat destinasi prioritas yang dicanangkan pemerintah.
“Terkait Program Pembiayaan Homestay, sepanjang 2021 SMF telah bersinergi dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif dalam merealisasikan Program Pembiayaan Homestay di 4 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang terletak di Desa Taman Sari (Banyuwangi, Jawa Timur), Desa Sukajaya (Sumedang, Jawa Barat), Desa Sembalun (Lombok Timur, NTB) dan Desa Bangsring (Banyuwangi, Jawa Timur). Tehitung sejak tahun 2019 hingga tahun 2021, SMF telah merealisasikan pembiayaan homestay di 11 destinasi wisata dengan total akumulasi aliran dana mencapai Rp6,93 miliar,” kata Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman di Jakarta, Rabu (23/3/22).
Untuk tahun 2021, penyaluran ke 11 desa wisata dan 94 pemilik homestay memanfaatkan perangkat yang ada di Desa, termasuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Sedangkan untuk tahun 2022, SMF kan merancang jenis pembiayaan homestay dan atau rumah usaha agar dapat digunakan para pegiat wisata. SMF menargetkan akan ada 22 desa wisata di lima destinasi wisata baru seperti Mandalika, Borobodur hingga Danau Toba.
Untuk realisasi Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh, SMF bersinergi dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). “Pada tahun 2021 ini sampai dengan Triwulan III, Perseroan dan Dirjen Cipta Karya telah melakukan kolaborasi merenovasi 85 rumah kumuh dengan serapan anggaran mencapai Rp6,97 miliar di 4 kota yang terdiri dari Lubuk Linggau Sumatera Selatan, Tanjung Pinang Kepulauan Riau, Manado Sulawesi Utara, dan Banjarmasin Kalimantan Selatan,” tambahnya.
Rencananya Perseroan juga akan memberikan bantuan ke Belu, Nusa Tenggara Timur dan kawasan kumuh Semanggi Surakarta. Adapun sejak tahun 2018 hingga saat ini Perseroan telah merealisasikan program pembangunan rumah tidak layak huni sebanyak 223 rumah di 11 kota dengan akumulasi serapan anggaran mencapai Rp17,24 miliar. (***)