Foto: Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Jakarta, goindonesia.co – Virus corona varian Omicron mendorong banyak negara menggelar vaksin booster, termasuk Indonesia.
Program vaksinasi booster di Tanah Air pun sudah dimulai sejak 12 Januari 2022 lalu. Masyarakat bisa mendapatkan vaksin dosis ketiga ini secara gratis.
Booster vaksin adalah suntikan vaksin yang diberikan kepada mereka yang sudah mendapatkan vaksin penuh atau dua dosis vaksin Covid-19.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, jenis vaksin yang digunakan untuk booster antara lain, untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml) atau vaksin Pfizer separuh dosis (0,15 ml).
Sedangkan sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 ml), atau vaksin Pfizer, separuh dosis(0,15 ml).
Lalu manakah dari vaksin yang paling efektif untuk jadi booster? Soal booster vaksin yang paling efektif melawan varian omicron, sejumlah peneliti melakukan uji coba.
Berikut beberapa hasil penelitian awal yang dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber:
Vaksin Pfizer dan Vaksin Moderna
Studi dari Discovery Health, sebuah perusahaan asuransi Afrika Selatan, menemukan dua dosis Pfizer memiliki keefektifan 70% melawan Omicron. Angka ini menurun dari efikasi awal sekitar 80%. Catatan efektivitas vaksin itu juga untuk melawan penyakit parah serta rawat inap.
Ada juga studi dari Columbia University dan University of Hong Kong yang menemukan antibodi yang dihasilkan Pfizer 20 kali lebih rendah melawan Omicron dibandingkan varian aslinya. Riset di Inggris mengungkapkan 32% dari 581 kasus Omicron menerima dua dosis Pfizer 15 minggu atau lebih dari itu sebelumnya.
Peneliti juga menyimpulkan vaksinasi booster membuat peningkatan atas perlindungan. Antibodi Pfizer melawan Omicron dikatakan meningkat sama seperti menghadapi infeksi varian awal.
Dibandingkan dengan Pfizer, studi tersebut melihat penurunan antibodi lebih sedikit saat melawan Omicron. Penurunan antibodi vaksin Moderna terhadap Omicron sebanyak sembilan kali dibandingkan varian sebelumnya. Booster juga jadi catatan penting untuk antibodi meningkat lebih tinggi, dengan diberikan jenis yang sama.
Vaksin AstraZeneca
Laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Universitas Oxford dan Imperial College London pada 14 Desember 2021 menunjukkan perlindungan dua dosis AstraZeneca mengalami penurunan saat melawan Omicron.
Studi ini melibatkan 188 ribu orang. Hasil studi didasarkan pada jumlah yang kecil untuk Omicron sebanyak 581 dibandingkan 56.439 kasus varian Delta dan belum melakukan peer-review.
Dari 581 kasus Omicron, 20% tidak divaksinasi yang juga merupakan bagian 11% dari keseluruhan hasil tes yang dipantau. Sementara itu 33% diantaranya menerima dua dosis vaksin AstraZeneca sekitar 15 minggu atau lebih sebelumnya. Riset juga mengklaim dua dosis tersebut dan pemberian booster Pfizer bisa meningkatkan perlindungan.
Vaksin Sinovac
Laboratorium Universitas Hong Kong menunjukkan sampel pada orang penerima vaksin booster Sinovac gagal menghasilkan antibodi untuk mendeteksi Omicron.
Menurut sebuah penelitian menyebut tiga dosis Sinovac tidak bisa melawan Omicron. Reuters melaporkan harus menggunakan vaksin mRNA Pfizer sebagai booster menjadi lebih efektif.
Peneliti tidak menyebut besaran antibodi yang dihasilkan Sinovac atau Pfizer melawan Omicron. Namun memang tidak menyarankan dua dosis Sinovac mendapatkan dosis lanjutan dengan jenis lain. (***)