Health

Shanghai Lockdown Gegara Covid, Ekonomi Global Waspada

Published

on

Foto: Seorang pekerja dengan pakaian pelindung berdiri di dekat pintu keluar terowongan yang mengarah ke daerah Pudong di seberang sungai Huangpu, saat penguncian atau lockdown secara bertahap akibat penyebaran Covid-19 di Shanghai, China, Minggu (28/3/2022) (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, goindonesia.co – Langkah penguncian akibat Covid-19 yang diterapkan di Shanghai mulai Senin, (28/3/2022) telah membawa bahaya baru bagi perekonomian dunia. Pasalnya kota itu merupakan pusat ekonomi China.

Dalam laporan CNN International, sesaat setelah pengumuman lockdown itu dilontarkan, harga minyak minyak mentah global turun tajam karena para pedagang bertaruh bahwa pembatasan itu akan mengurangi permintaan dari konsumen utama. China mengimpor sekitar 11 juta barel minyak per hari.

Namun, saham tetap bertahan. Bursa Efek Shanghai tetap buka, dan mengatakan akan menawarkan layanan online untuk perusahaan yang ingin melalui proses pencatatan saham.

“Shanghai sendiri menyumbang sekitar 4% dari output ekonomi China,” kata analis Larry Hu dari Macquarie Capital seraya memperingatkan dampak ini bisa jadi substansial.

Hu menambahkan bahwa penguncian ini dapat menjadi hambatan berat Beijing yang menginginkan pertumbuhan ekonomi 5,5% tahun ini. Belanja konsumen dan sektor real estat China, yang sudah berada di bawah tekanan serius, kemungkinan akan menanggung beban terberat.

“China seharusnya dapat menahan virus dalam beberapa minggu ke depan, karena penguncian efektif. Tetapi Covid memang menimbulkan risiko pertumbuhan yang substansial di sisa tahun ini, karena penguncian sangat mahal,” ujarnya.

Sementara itu tindakan China di Shanghai juga telah memicu ketakutan pada lebih dari 800 perusahaan multinasional di kota itu. Hal ini dikatakan Kamar Dagang Jerman di kota itu.

“Langkah-langkah yang sering tidak terduga yang diterapkan dalam semalam untuk memerangi Covid menyebabkan masalah bagi 831 perusahaan internasional yang pusat operasi regionalnya berada di kota,” katanya dikutip Newsweek.

Produksi Tesla, di distrait Pudong timur, ditutup sepenuhnya oleh pihak berwenang sejak Senin. Pabrikan dilaporkan mencoba memanggil staf ke pabrik untuk bekerja dan tidur di sana selama empat hari penguncian, meski tak berhasil karena minimnya logistik.

Penguncian Shanghai juga diyakini akan membawa masalah ke rantai pasokan. Kota itu adalah rumah bagi pelabuhan laut tersibuk di dunia untuk kargo peti kemas dan salah satu bandara tersibuk untuk pesawat kargo diyakini akan menimbulkan masalah di rantai pasokan global.

Meski otoritas mengatakan pelabuhan akan tetap beroperasi, aturan ketat diberlakukan. Mereka yang bekerja harus di tes corona dan memberi dokumen lengkap.

Sebelumnya penguncian Shanghai dibagi dalam dua tahap. Sisi timur di Sungai Huangpu ditutup dari 28 Maret hingga 1 April. Setelahnya, sisi Barat kota akan dapat giliran ditutup empat hari.

“Masyarakat diminta untuk mendukung, memahami dan bekerja sama dengan pekerjaan pencegahan dan pengendalian epidemi kota, dan berpartisipasi dalam pengujian asam nukleat secara tertib,” kata otoritas saat mengumumkannya Minggu.

Trending

Exit mobile version