Ilustrasi varian virus corona. Varian baru virus corona ditemukan di Prancis. Varian itu diberi nama IHU tersebut memiliki 46 mutasi yang ditakutkan lebih rentan vaksin.
Varian Covid-19 IHU dideteksi muncul di Prancis sejak Oktober 2021
Jakarta, goindonesia.co – Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman angkat bicara mengenai kabar varian baru Covid-19 yaitu B.1.640.2 atau ‘IHU’.
Dicky mengatakan, varian ini telah dideteksi di Prancis sejak Oktober 2021 lalu namun tak banyak berkembang.
“Sebetulnya, varian ini sudah terdeteksi sejak Oktober 2021, bahkan organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) sudah membahas ini. Jadi, varian ini bukan hal yang baru,” ujar Dicky saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/1).
Dia menambahkan, banyak mutasi yang terjadi pada Covid-19, termasuk omicron. Namun, Dia mengingatkan, dampak varian Omicron lebih serius dibandingkan B.1.640.2.
Hingga kini, dia melanjutkan, varian B1640.2 belum mengalami perkembangan berarti. Kendati demikian, Dia mengakui mutasi virus jenis ini sudah disampaikan banyak media. “Tetapi secara data, saya tidak melihat mengkhawatirkan. Tak ada perkembangan berarti,” katanya.
Bahkan, Dia juga mengungkap data dari GISAID bahwa ada tidak ada perubahan B.1.640.2 yang cukup signifikan jika dibandingkan varian lainnya yaitu omicron. Dicky mengaku juga melihat varian ini tidak lebih berbahaya dibandingkan Omicron, bahkan ketika varian ini bahkan belum dinamai.
Padahal, dia melanjutkan, Omicron terdeteksi sejak November 2021 lalu. Sedangkan varian B.1.640.2 sejak Oktober tahun lalu. Tetapi kini justru Omicron yang menyebar ke negara-negara.
“Sementara itu, secara umum varian B1640.2 masih menjadi penelitian saja. Jadi, belum menjadi variant of interest, tampaknya itu belum terpenuhi,” katanya.
Sebelumnya, Ilmuwan Prancis mengaku menemukan varian mutan Covid-19 yang disebut ‘varian IHU’ atau B.1.640.2.
Varian ini pertama kali terdeteksi di Prancis sejak Desember 2021. Namun, baru saat ini menjadi perhatian para ahli kesehatan global, seperti dikutip dari NZ Herald, Selasa (4/1).
Sementara itu, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.
Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada Kamis (16/12/2021) hingga Rabu (5/1/2022)) total kasus Omicron menjadi 254 kasus terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal. (***)