Health

Ilmuwan Optimistis Pandemi Corona Bisa Dilewati, Ini Penjelasannya

Published

on

Dekan Pasific Health Science University of California, Amerika Serikat, Prof dr Taruna Ikrar M Pharm. Foto/Istimewa

Jakarta, goindonesia.co – Dekan Pasific Health Science University of California, Amerika Serikat, Prof dr Taruna Ikrar M Pharm mengajak semua pihak untuk optimistis melewati pandemi virus Corona (Covid-19) .

Menurut dia, beberapa ratus tahun lalu umat manusia pernah melewati wabah penyakit infeksi seperti kolera, polio, campak dan lain-lain.

“Dengan upaya vaksinasi dan pengembangan herd immunity, umat manusia bisa mengeliminasi penyakit-penyakit tersebut. Apalagi di era saat ini dengan kemajuan tekhnologi farmakologi modern tentunya ada banyak upaya pengembangan vaksin yang telah dilakukan untuk mengendalikan wabah Covid-19,” tutur Taruna saat diskusi webinar internasional bertajuk Perkembangan Vaksin Covid-19 Terkini, di Jakarta, Sabtu 1 Agustus 2020 dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.

Dia menjelaskan, dalam beberapa bulan ada 155 kandidat vaksin yang telah dikembangkan. Sebanyak 27 di antaranya telah dilakukan uji klinis pada manusia. “Alhamdulillah 11 di antaranya telah masuk tahap uji klinis yang kedua,” ujarnya.

Taruna juga menjelaskan beberapa teknik yang telah dikembangkan di antaranya pertama melemahkan virus SAR COV-2. Kedua, recombinant (protein subunits) vaccine. Ketiga, Plasma convalescent of Sars Cov-2-infection, yang mana metode ini telah digunakan di USA sebagai pengobatan standar Covid-19 sedangkan di Indonesia masih dalam tahap uji klinis.

Keempat, vaksin berbasis personalized atau yang dikenal dengan istilah dendritic cells vaccines. Metode ini kerap kali digunakan sebagai alternatif pengobatan kanker.

Taruna menyebutkan, metode dendritic cells yang dikembangkannya saat ini memiliki perbedaan dengan varian kandidat vaksin Covid-19 lainnya.

“Prinsipnya dalam metode ini antibody dikembangkan di luar tubuh penderita selama dua hingga tiga hari, setelah dendritic selnya berkembang maka akan disuntikan lagi kepada penderita, Alhamdulillah vaksin ini sudah masuk dalam uji klinis tahap 3,” tuturnya.

Dia juga berikhtiar akan membawa metode ini di Indonesia melalui koordinasi dengan Kementrian kesehatan. Dengan demikian Indonesia bisa memiliki vaksin sendiri, tidak tergantung dengan negara lain atau perusahaan internasional farmasi.

“Dengan demikian harga vaksin bisa terjangkau bahkan gratis sehingga dapat mendorong untuk eradikasi Covid-19 di Indonesia,” tuturnya. (***)

Trending

Exit mobile version