Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Mansury dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media di Jakarta (Foto : @kemlu.go.id)
Jakarta, Indonesia, goindonesia.co – Dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media di Jakarta pada hari Kamis (22/08), Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Mansury, mengungkapkan bahwa semangat Global South akan menjadi elemen kunci yang membedakan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika dari negara-negara lain. Kepentingan ini meliputi hak setiap negara untuk mengembangkan diri, serta upaya mengatasi kebijakan diskriminatif dan proteksionis, termasuk dalam narasi kebijakan lingkungan (green protectionism). Topik ini akan menjadi salah satu agenda utama dalam Indonesia-African Forum (IAF) ke-2 yang akan dilaksanakan di Bali pada 1-3 September 2024.
Wakil Menteri Luar Negeri menekankan bahwa kedekatan antara Indonesia dan negara-negara Afrika sebagai bagian dari Global South akan memainkan peran penting dalam mengembangkan kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan. Kedekatan historis antara Indonesia dan Afrika, yang telah terjalin sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, akan kembali diperkuat sebagai tema dalam IAF ke-2: “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063.”
Sebagai negara berkembang dengan sumber daya alam melimpah dan populasi besar, Indonesia bersama negara-negara Afrika memiliki kepentingan serupa dalam memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas: ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.
Lebih jauh, Wakil Menteri Luar Negeri menilai bahwa negara-negara Afrika memiliki potensi besar bagi Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor, pasokan komoditas, dan investasi luar negeri. Selain itu, kerja sama ini dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan konektivitas ekonomi dan memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afrika.
IAF ke-2 akan dihadiri oleh kepala negara dan pejabat tinggi dari negara-negara Afrika serta akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Acara ini diharapkan dapat menghasilkan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan total nilai mencapai US$ 3,5 miliar, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi saling menguntungkan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Wakil Menteri Luar Negeri juga mengundang rekan media untuk berperan aktif dalam memperluas jangkauan informasi mengenai IAF ke-2 melalui publikasi, peliputan selama acara, dan pemberitaan mengenai rangkaian program IAF ke-2 di berbagai platform media. Partisipasi media sangat penting untuk memastikan bahwa pesan dan tujuan forum ini dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas. (***)
*Sumber: Kementerian Luar Negeri