Provinsi

Pemprov Kalsel Perkuat Strategi Pengentasan Stunting

Published

on

Rapat persiapan Pra Rembuk Stunting, di Banjarbaru (Foto : @diskominfomc.kalselprov.go.id)

Banjarbaru, goindonesia.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus memperkuat strategi pengentasan stunting di Kalimantan Selatan (Kalsel), Apalagi Pemerintah pusat telah menargetkan prevelensi stunting sebesar 14 persen tahun ini.

Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengundang seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di 13 Kabupaten/Kota Kalsel, dalam Rapat Pra Rembuk Stunting yang akan digelar pada 25 Maret nanti.

“Yang jelas kita akan mengundang Bappeda, Dinkes dan DPPPAKB se Kalsel. Karena merekalah tulang punggung TPPS di masing-masing kabupaten/kota,” kata Kabid Pengendalian Penduduk dan KB DPPPAKB Kalsel, Musyridyansyah, saat memimpin rapat persiapan Pra Rembuk Stunting, di Banjarbaru, Kamis (14/3/2024).

Ia mengatakan, dukungan dari kabupaten/kota sangat diperlukan demi mencapai target prevelensi stunting tahun ini.

“Ini memang menjadi salah satu acuan agar pencegahan stunting benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,”ujarnya.

Dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, ada beberapa kabupaten/kota yang prevelensi stuntingnya masih jauh di atas rata-rata Kalsel, antara lain Barito Kuala, Kotabaru dan Hulu Sungai Utara.

Sebabnya karena banyak faktor. Paling berpengaruh yakni perilaku masyarakat. Perilaku untuk hidup bersih, hidup sehat, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi termasuk dalam hal sanitasi.

“Ini yang bahkan berpengaruh hingga 70 persen terhadap peningkatan stunting,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kalsel Muhammad Muslim, menyarankan adanya monitoring dan evaluasi terhadap data stunting yang dikeluarkan oleh SSGI.

“Kelemahan saat ini, data yang dihasilkan selama satu tahun bertengger disitu dan tidak berubah. Padahal kita perlu melakukan monitoring terhadap hasil intervensi yang sudah dilakukan oleh TPPS,” tutur Muslim.

Menurut Muslim, dengan adanya evaluasi data, maka setiap progres intervensi baik insentif maupun spesifik bisa terlihat perkembangannya.

“Nah hasil intervensi itu dapat kita ukur dengan berbagai pendekatan atau metode pengukuran. Dengan begitu bisa terlihat apakah ada perubahan terhadap hasil stunting dan datanya bisa dikoreksi,” tutup Muslim. (***)

*MC Kalsel, Media Center Provinsi Kalimantan Selatan

Trending

Exit mobile version