Provinsi

Data Scientist adalah Profesi Menjanjikan di Era Digital

Published

on

Tangkapan layar gambar Fungsional Pranata Komputer BPS Jatim, Eko Hardiyanto (kiri) saat berdiskusi dalam Podcast Ruang Informasi milik Dinas Kominfo Jatim, bertajuk ‘Pemanfaatan Data Sains di Era Digital’, Jumat (6/10/2023). (Dokumentasi : @kominfo.jatimprov.go.id)

Surabaya, goindonesia.co  – Menjadi seorang data scientist atau ilmuwan data adalah profesi yang menjanjikan di era digital. Hal tersebut disampaikan Fungsional Pranata Komputer Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Eko Hardiyanto saat hadir sebagai pembicara atau narasumber Podcast Ruang Informasi milik Dinas Kominfo Jatim bertajuk ‘Pemanfaatan Data Sains di Era Digital’, pada Jumat (6/10/2023) sore.  

“Para sobat data Jatim, menjadi data scientist di era digital ini sangat menjanjikan, jangan takut mencoba hal baru karena data sains sendiri adalah hal baru. Data sains ini  memiliki peluang besar, maka mulailah memahami perkembangan data. Apalagi data sendiri ke depan itu eksponensial semakin berkembang, sehingga data sains ini sangat berpeluang menghadapi era digital, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang,” jelasnya. 

Lebih lanjut, saat diskusi Eko menerangkan, pada awal tahun 2019 sebelum pandemi, data sains adalah pekerjaan yang paling diminati. Apalagi dengan banyaknya platform digital, baik itu media sosial maupun marketplace, dengan data sains ini proyeksinya ke depan semakin banyak peluangnya. 

“Data sains itu ada tiga macam, pertama data yang bentuknya terstruktur seperti yang tersaji dalam bentuk tabel, kolom, dan baris. Kedua, data tidak terstruktur seperti audio, video, narasi atau teks tak beraturan. Dan ketiga adalah data semi terstruktur, yang merupakan data hasil olahan dari yang tidak terstruktur menjadi terstruktur. Bentuk data yang terstruktur itu kalau diistilahkan adalah mencari informasi dari sebuah data, dengan istilah nama data mining atau menambang data,” terangnya. 

Di BPS Jatim, Eko mengungkapkan, setiap melakukan survei secara rutin untuk mengambil data. “Di tahun 2023, BPS bekerja sama dengan United Nations atau UN. Kami akan meluncurkan ‘Big Data BPS’. Big data yang sumbernya dari e-commerce, pencarian pekerjaan, informasi yang sedang hit, dan banyak hal lain yang mungkin saat ini belum ada dalam bentuk data terstrukturnya,” ungkap Eko. 

Dengan mengolah big data, Eko mengatakan, diharapkan masyarakat dapat memperoleh insight atau value tambahan. “Karena informasi yang ada dalam dunia ini mungkin tidak sampai 2% yang bisa kita olah atau kita manfaatkan,” tutur Eko. 

Terkait makna istilah data sains sendiri, Eko menjelaskan, data adalah sekumpulan fakta atau informasi baik dari responden atau olahan sendiri. Sedangkan, sains adalah ilmu, jadi jika digabungkan data sains adalah sebuah cabang keilmuan yang mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data, sehingga data itu bisa memberikan informasi agar bermanfaat. 

“Data sains itu adalah ilmu yang mengelaborasi atau menggabungkan multi disiplin ilmu yang terdiri dari matematika, statistik, ilmu computer, penggunaan big data, termasuk AI juga. Karena banyaknya multi disiplin dalam data sains ini tentu ke depannya data sains menjanjikan peluangnya,” tukas Eko. 

Eko menyebutkan, dari ilmu data sains akan menghasilkan beberapa profesi seperti data scientist atau ilmuwan data yang bertugas mencari pola data dengan berpikir kritis mengetahui, menggali informasi yang ada dalam data tersebut.  

“Ada pula profesi data engineer, adalah orang-orang yang konsen meng-coding dari ilmu computer menerapkan algoritma-algoritma yang ada di data sains. Kemudian ada, data analist adalah orang yang menganalisis data, selain itu yang terbaru ini ada data story teller adalah mereka yang bisa menceritakan data itu supaya lebih berbunyi dan informatif,” sebutnya. 

Bagi pemerintah, Eko mengatakan, data sains itu sangat bermanfaat, karena satu-satunya sumber yang dipercaya oleh Bapak Presiden RI Jokowi adalah data dari BPS. Data itu digunakan pemerintah untuk dasar perencanaan ke depan, seperti rencana pembangunan nasional, program ke depan, dan evaluasi program sebelumnya. 

“2023 ini BPS sedang mengadakan sensus pertanian, dan di Oktober 2023 ini kita juga mengadakan sensus UMKM. Dimana pada sensus ini mendata seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur terkait jasa-jasa di sektor ekonomi mereka, sensus ini untuk persiapan sensus ekonomi pada 2026 mendatang,” pungkasnya. 

Dengan banyaknya data sains, Eko berharap, ke depan masyarakat bisa dengan cepat mendapatkan informasi dengan baik melalui data yang disajikan. (***) 

*@kominfo.jatimprov.go.id

Trending

Exit mobile version