Connect with us

Berita Kota

Tekan Kasus DBD, Kadinkes Pastikan Program Nyamuk Wolbachia Aman

Published

on

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian (Foto : @/www.bandung.go.id)

Bandung, goindonesia.co – Untuk menekan kasus DBD di Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung tengah mengimplementasikan inovasi Program Ngamuk Wolbachia di Kecamatan Ujungberung.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, program nyamuk wolbachia ini diharapkan akan menjadi salah satu upaya menekan kasus DBD di Kota Bandung.

“Program Wolbachia ini, untuk mencegah terjadi peningkatan kasus DBD di Kota Bandung,” kata Anhar, Sabtu 25 November 2023.

Anhar menilai, program nyamuk wolbachia ini terbukti efektif menurunkan tingkat DBD di beberapa wilayah. Kota pertama yang mengimplementasikan inovasi ini adalah Yogyakarta. Dari penelitian dan implementasi wolbachia di sana, kasus DBD bisa turun sampai 70 persen. 

“Kami bersama dengan Kemenkes, UGM dan pihak terkait evaluasi terkait program nyamuk wolbachia. Peneliti dari UGM, Prof. Adi Utari yang meneliti terkait nyamuk wolbachia sejak 12 tahun yang lalu. Kemudian diujicobakan dan diimplementasikan di 2 kota di Yogyakarta ternyata tingkat keberhasilannya luar biasa tingkat DBD nya turun 70 persen, permintaan foging di masyarakat turun 84 persen,” kata Anhar.

Lebih lanjut, Anhar memastikan, Kemenkes telah membentuk tim analisis risiko dan hasilnya dinyatakan aman dan berhasil.

Anhar menuturkan, masyarakat tidak perlu khawatir karena program nyamuk wolbachia ini telah teruji. Dari hasil analisis risiko yang dilakukan, program ini terbukti aman sampai 30 tahun mendatang.

“Kemenkes juga membentuk tim analisis risiko yang digawangi 24 profesor dari berbagai universitas dan berbagai keilmuan, hasilnya program nyamuk wolbachia dinyatakan aman dan telah diterapkan di 14 negara,” ujarnya.

“Analisis risiko yang dilakukan Prof. Damayanti Bukhori beserta Kemenkes menyebutkan sampai 30 tahun kemudian program ini aman. Kami berkeyakinan program nyamuk wolbachia ini aman dan di harapankan menurunkan kasus DBD,” imbuhnya.

Saat ini, telur wolbacia sudah disebar di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung telah mencapai 123.000 – 154.000 telur yang ditempatkan dalam 308 ember.

Nantinya, program ini akan melewati beberapa fase. Yakni, fase penyebaran nyamuk berlangsung selama 6 bulan, lalu fase dampaknya sekitar 1 sampai 2 tahun kemudian.

Program ini, kata Anhar diharapkan dapat menekan kasus DBD di Kota Bandung. Meski begitu, implementasi wolbachia ini bukan berarti menggantikan seluruh upaya pencegahan DBD yang ada. 

Langkah-langkah sebelumnya akan tetap dijalankan, seperti 3M (menguras, menutup, dan mengubur), fogging sesuai indikasi, dan Gerakan Satu Rumah Satu Juru Jumantik.

“Kalau memang ini bisa diterapkan secara merata, harapannya angka kasus bisa turun karena virus dengue sudah tidak ada. Lalu, fogging juga bisa berkurang, sehingga dananya bisa dialihkan ke hal lain yang lebih penting,” katanya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai sejumlah berita hoaks terkait wolbachia yang banyak beredar di dunia maya.

“Kemenkes sudah melakukan ini (program nyamuk ber-wolbachia) dan masuk ke dalam strategi nasional berdasarkan kajian, rekomendasi WHO dan juga benchmark negara lainnya,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam taklimat media tentang Wolbachia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Maxi menilai di era yang terbuka ini, kemungkinan adanya hoaks terkait berbagai hal termasuk kesehatan sangat mudah ditemukan. 

Untuk itu, Kemenkes terus melakukan upaya dalam memberikan informasi yang baik, tidak hanya dari Kemenkes, namun juga sejumlah pakar dan peneliti. (***)


*Diskominfo Kota Bandung

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita Kota

Uji Coba dan Pembiasaan MBG di Kota Tangerang Dijadikan Acuan Oleh Wantimpres

Published

on

Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Jenderal TNI Purnawirawan Wiranto dan Pj Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdinsaat pelaksanaan uji coba MBG di SD Negeri Kleco 1, Kecamatan Laweyan, Surakarta (Foto : @www.tangerangkota.go.id)

Kota Tangerang, goindonesia.co – Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus berlanjut dan berjalan. Setelah Kota Tangerang, sejumlah daerah turut menjalankan uji coba Program Unggulan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024 tersebut, di antaranya Kota Cilegon, Kota Tegal, Kota Salatiga dan yang terbaru adalah Kota Solo.

Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Jenderal TNI Purnawirawan Wiranto, mengungkapkan, uji coba tersebut akan terus dilakukan agar program MBG yang akan diterapkan secara nasional nantinya akan berjalan dengan baik mengingat program tersebut sangat penting sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045.

“Untuk mencapai itu, kita harus dapat menciptakan generasi yang cepat menangkap peluang di mana hal tersebut hanya bisa diperoleh lewat otak yang cerdas, dan otak yang cerdas tentunya membutuhkan asupan gizi dan nutrisi yang cukup,” tutur Wiranto, saat menyampaikan arahannya dalam pelaksanaan uji coba MBG di SD Negeri Kleco 1, Kecamatan Laweyan, Surakarta, Kamis, (19/09).

“Uji coba yang sudah dilakukan di beberapa daerah ini, sangat penting untuk mencari kendala-kendala yang mungkin akan terjadi untuk kemudian dicarikan berbagai solusinya,” imbuhnya.

Untuk itu, Tim 5 selaku pelaksana MBG telah melakukan berbagai evaluasi serta menghimpun masukan-masukan dari pelaksanaan Uji Coba MBG dari sejumlah daerah tersebut, termasuk dari Kota Tangerang sebagai yang pertama melaksanakan uji coba yang juga dilanjutkan dengan pembiasaan selama tiga bulan.

“Kami di Tim 5 ingin melaporkan, bahwa dari proses kegiatan ini tujuannya adalah untuk memitigasi dan mencari permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan, salah satunya kita dapatkan dari Pemerintah Kota Tangerang yang sampai saat ini masih melakukan pembiasaan hingga bulan November nanti,” terang Ketua Tim 5, Taviota Bay atau yang lebih akrab disapa Ovi.

“Dari pembiasaan ini, alhamdulillah temuan-temuan dari kami hasilnya cukup memuaskan termasuk dampak dari hasil uji coba terutama dampak multi effectnya. Dan semua ini menjadi bahan masukan dan kita laporkan ke Ketua Wantimpres sebagai salah satu bahan masukan dan acuan juga,” sambung Ovi.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, yang turut hadir dalam pelaksanaan MBG di Kota Solo tersebut, menyampaikan, pihaknya telah mengkaji dan merangkum berbagai masukan dari proses pelaksanaan uji coba MBG dari tanggal 1 dan 5-9 Agustus lalu, yang dilanjutkan dengan pembiasaan selama 3 bulan ke depan yang dimulai dari 12 Agustus 2024.

“Tentunya Kota Tangerang sebagai yang pertama ditunjuk untuk melaksanakan uji coba MBG ini harus dapat menjadi tolok ukur untuk daerah-daerah lain yang juga ikut melaksanakan. Untuk itu, dokumentasi dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba di Kota Tangerang telah kami serahkan juga kepada Tim 5 untuk diteruskan kepada Wantimpres berupa buku, dan ada juga dalam bentuk video seperti yang tadi ditayangkan,” ujar Pj Wali Kota Tangerang, saat ditemui usai meninjau uji coba MBG di Kota Solo tersebut.

“Dan tentunya kami akan terus memonitor dan mengevaluasi pembiasaan MBG di Kota Tangerang yang masih terus berjalan. Dan alhamdulillah, pelaksanaannya semakin membaik setiap harinya,” tukas Dr. Nurdin. (***)

*Pemerintah Kota Tangerang

Continue Reading

Kabupaten

Kembali Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Tinjau Infrastruktur Hingga Layanan Kesehatan Ibu Hamil

Published

on

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau layanan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil di Balai Desa Sidodadi (Foto : @banyuwangikab.go.id)

Banyuwangi, goindonesia.co – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa), Kamis (19/9/2024). Kali ini Ipuk ngantor di tiga desa di Kecamatan Wongsorejo, yakni Desa Sidodadi, Bajulmati, dan Bangsring. 

Dalam kegiatan itu Ipuk melakukan berbagai agenda mulai meninjau progres infrastruktur jalan, kesehatan masyarakat,  penguatan pendidikan, pengembangan UMKM,  dan lainnya. 

Salah satunya, Ipuk meninjau jalan kampung di Dusun Galekan, Desa Bajulmati yang telah selesai dilakukan pavingisasi. Saat ini di tiga desa tersebut terdapat 53 titik pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jalan, baik menggunakan pavingisasi maupun hotmix.

“Alhamdulillah sebagian jalan sudah selesai. Sisanya dalam proses pengerjaan. Mohon ini dijaga supaya awet untuk memudahkan mobilitas dan memperlancar aktivitas ekonomi warga di sini,” pesan Ipuk. 

Dalam program Bunga Desa ini, Ipuk juga bertemu dengan ratusan kader kesehatan serta berdialog tentang upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Ipuk juga meninjau layanan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil di Balai Desa Sidodadi. 

“Seluruh puskesmas di Banyuwangi sudah dilengkapi dengan alat USG, harapannya ini bisa dimaksimalkan. Manfaatkan layanan ini. Jika ditemukan ada kondisi yang kurang baik pada janinnya, tim medis bisa segera melakukan penanganan sejak dini. Dengan demikian AKI dan AKB bisa terus kita tekan,” ujar Ipuk.

Ipuk juga menggali berbagai potensi yang ada di desa untuk didukung dan dikembangkan lebih lanjut. Seperti saat di Desa Sidodadi, Ipuk mengunjungi usaha kacang asin oven “Sumber Baru” milik Asmawi.

Asmawi merupakan generasi kedua yang menjalankan usaha tersebut sejak tahun 2010 lalu. Sebelumnya, ayah Asmawi-lah yang merintis usaha pembuatan kacang oven ini sejak tahun 1970.

Ipuk juga mengunjungi dua rumah produksi rengginang di Desa Bajulmati. Salah satunya adalah UMKM rengginang milik Endang. Sama seperti Asmawi, Endang juga melanjutkan usaha rumahan milik ibunya yang kini sudah sepuh.

Rengginang buatan Endang memilki beberapa varian rasa, seperti rasa terasi, manis, dan rasa bawang. Rengginang buatannya telah dipasarkan ke puluhan toko di wilayah Wongsorejo. 

Ipuk meminta Dinas Koperasi dan UMKM untuk mengawal dan memberikan pendampingan agar usahanya bisa terus berkembang.

“Tadi kami bantu fasilitasi perizinan, juga pengurusan PIRT-nya, sehingga ada jaminan bahwa produk mereka halal dan aman dikonsumsi. Dinas koperasi juga akan membantu desain packagingnya agar lebih menarik agar produk mereka bisa dipasarkan lebih luas,” ujar Ipuk.

Pelayanan publik, seperti administrasi kependudukan, perizinan usaha mikro berbasis OSS, perpajakan, konseling kesehatan, pelatihan UMKM, juga digelar di setiap program Bunga Desa. (***)

*Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, @banyuwangikab.go.id

Continue Reading

Berita Kota

Ani Sofian Harap Kehadiran BSI Dorong Perekonomian Masyarakat

Published

on

Acara peresmian BSI Kantor Cabang Pembantu (Tbk) Pontianak Siantan (Foto : @www.pontianak.go.id)

Pontianak, goindonesia.co – Bank Syariah Indonesia (BSI) memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi syariah yang dapat memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan berbagai segmen konsumen dan seluruh masyarakat.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menilai, adanya BSI dapat meningkatkan pelayanan berbasis syariah sehingga dapat mengembangkan perekonomian masyarakat.

“Saya berharap BSI harus benar-benar menjadi bank syariah yang universal, artinya baik nasabah muslim maupun non muslim yang mau bertransaksi atau berinvestasi secara syariah harus disambut dengan sebaik-baiknya,” ujarnya usai meresmikan BSI Kantor Cabang Pembantu (Tbk) Pontianak Siantan, Kamis (19/9/2024).

Ia menambahkan, BSI juga harus bisa memaksimalkan penggunaan teknologi digital dan harus bisa menarik minat generasi muda milenial untuk menjadi nasabah.

“Dunia perbankan tidak terlepas dari penggunaan teknologi. Dan generasi milenial sudah familiar dengan pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Regional CEO IX Kalimantan PT BSI Ricky Rickardo menuturkan, keberadaan BSI ini dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dalam sektor finansial.

“Seperti modal kerja, investasi, tabungan haji serta modal usaha bagi UMKM,” pungkasnya. (***)

*Pemerintah Kota Pontianak

Continue Reading

Trending