Penjabat Wali Kota Yogya Singgih Raharjo saat menerima TTD bersama Kepala Sekolah SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta Soviani dan Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta Emma Rahmi Aryani, Jumat (3/11). (Foto : @warta.jogjakota.go.id)
Gondomanan, goindonesia.co – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melaksanakan Gerakan Nasional Aksi Bergizi untuk pencegahan stunting dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) secara serentak 11 sekolah di Kota Yogyakarta. Salah satunya di SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta pada Jumat (3/11).
Kegiatan ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang Ke-59 yang jatuh pada tanggal 12 November 2023.
Selain SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta, pemberian TTD ini juga dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Negeri 9 Yogyakarta, SMA Negeri 7 Yogyakarta, SMP Negeri 4 Yogyakarta, SMA Negeri 5 Yogyakarta, SMP Budya Wacana Yogyakarta.
“Ini merupakan bagian bagaimana kita mengurangi penderita anemia. Karena kalau kena anemia akan terganggu pertumbuhannya. Sehingga ini akan memperlancar dan menyukseskan program stunting. Tentu ini menjadi bagian dari program nasional. Khususnya di Kota Yogyakarta yang cukup bagus prevalensinya pada tahun 2023 mencapai 12,17 persen dari target Nasional 14 persen,”jelas Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo.
Singgih mengatakan, masih tingginya kasus Anemia erat kaitannya dengan kepatuhan konsumsi TTD khususnya pada remaja putri. Untuk itu, pemerintah gencar melakukan Aksi Bergizi melalui sekolah dan masyarakat, koordinasi multi sektor, penguatan kapasitas serta pemantauan dan evaluasi.
“Kita akan terus berupaya mulai dari pemberian edukasi pentingnya asupan gizi seimbang dan pemberian tablet tambah darah dan madu. Salah satunya yang sudah diberikan bagi para siswa di sini,”ungkapnya.
Selain itu, pihaknya menganjurkan untuk selalu sarapan dan minum TTD bersama di sekolah/madrasah sederajat setiap sekali seminggu sebagai satu kesatuan kegiatan.
“Semoga ini menjadi gerakan yang nanti akan kita teruskan dan ini menyiapkan generasi jangka panjang, yakni generasi emas 2045 supaya terhindar dari stunting dan Anemia,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengungkapkan, Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut.
Emma mengatakan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 menunjukan bahwa Anemia pada anak usia 5-14 tahun tercatat sebesar 26,8 persen dan usia 15-24 tahun sebesar 32 persen. Sehingga dari riset tersebut 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.
“Kegiatan ini sebagai upaya pencegahan penanganan stunting. Sehingga memang harus dari awal yakni remaja putri yang kita dampingi untuk persiapan sebagai calon penganten, ibu, maupun ibu hamil dan melahirkan,”ujarnya.
Selain itu, program ini dirancang untuk memotivasi sekolah-sekolah agar ikut melaksanakan kegiatan Aksi Bergizi secara rutin dengan melalui Tri Program Usaha Kesehatan Sekolah (Trias UKS) yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan sekolah sehat.
“Harapannya kegiatan ini dapat mendukung pelaksanaan kegiatan aksi bergizi di sekolah yang terus digaungkan kepada remaja putri untuk mengkonsumsi TTD,”ungkapnya.
Salah satu siswi SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta Keren Hapukh Gracesia Simbolon antusias mengikuti kegiatan ini.
Menurutnya, pemberian TTD ini sangat bermanfaat khususnya bagi remaja putri saat mengalami menstruasi.
“Sangat membantu sekali, kegiatan ini memberikan pembelajaran, dan pengetahuan yang saya dapatkan. Awalnya saya kurang memahami apa yang dimaksud dengan piring bergizi seperti apa, tetapi setelah kegiatan ini saya jadi lebih mengerti betapa pentingnya makanan yang bergizi untuk kesehatan kita dan cara mencegah Anemia dengan mengkonsumsi TTD. Semoga terus berlanjut,”jelasnya. (***)
*@warta.jogjakota.go.id