Berita Kota

Rumaket 2024 Integrasikan Peran Perempuan dan Warisan Budaya

Published

on

Pemukulan kenong oleh Sekda Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadijaya dan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Restu Gunawan, menandai penutupan kegiatan Rumaket 2024. (Foto : @warta.jogjakota.go.id)

Umbulharjo, goindonesia.co – Kegiatan budaya Ruang Ketemu Masyarakat (Rumaket) 2024 yang digelar Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan selama sepekan ditutup Rabu (15/5/2024) malam di Taman Budaya Embung Giwangan. Sesuai tema, Rumaket 2024  yakni Kuasa Wanita Jawa, rangkaian kegiatan lebih banyak menonjolkan peran-peran perempuan yang diintegrasikan dengan warisan budaya.

Penutupan rangkaian acara Rumaket 2024 ditandai dengan pemukulan kenong. Kegiatan penutupan juga dimeriahkan dengan pertunjukan Kampung Menari dari Kemantren Umbulharjo dan Kotagede serta pentas musik etnik. Selain itu diisi dengan sarasehan Kuasa Wanita Jawa.

“Tahun ini mengambil tema Kuasa Wanita Jawa. Sebenarnya kita ingin lebih menonjolkan peran perempuan-perempuan atau wanita dalam banyak aktivitas di kehidupan masyarakat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti saat penutupan Rumaket 2024.

Kegiatan Rumaket merupakan kolaborasi dari komunitas, paguyuban dan masyarakat Kota Yogyakarta untuk melakukan kerja-kerja budaya. Rangkaian Rumaket 2024 diisi dengan berbagai acara antara lain seminar, pameran Kuasa Wanita Jawa, talkshow,  dan pertunjukan kolaborasi wayang Srikandhi Mahaguru.

Yetti menyatakan Rumaket 2024 ingin menghadirkan warisan budaya yang diintegrasikan dengan banyak hal terkait peran perempuan. Dicontohkan dari simbolisasi wayang, batik dan keris. “Kita ingin mengintegrasikan bagaimana peran-peran perempuan disimbolkan dalam media-media warisan budaya,” ujarnya.

Sementara itu Sekda Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadijaya yang menjadi narasumber sarasehan melihat wanita secara proporsional yang lengkap. Wanita itu dari kata wani nata, wani ditata dan wani tata.  Melihat dari proporsionalisasi konsep dan fungsi tetapi lengkap.

“Pemkot Yogya sudah memfasilitasi perencanaan pembangunan berbasis gender. Perencanaan pembangunan berbasis gender adalah cara kita untuk memastikan seluruh unsur yang memberi ruang soal-soal gender ini terwujud dalam program dan kegiatan,” terang Aman.
Pihaknya menegaskan indeks pembangunan manuasia  (IPM) Kota Yogya nomor satu di Indonesia. Menurutnya IPM sebagai ukuran kualitas hidup maka unsur pendidikan dan kesehatan mendominasi. Peran wanita paling besar di sektor kesehatan dan pendidikan sebagai kontributor utama IPM.

Sedangkan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Restu Gunawan mengapresiasi kegiatan Rumaket dan penampilan Kampung Menari. Termasuk menjadikan ruang publik untuk kegiatan budaya masyarakat. Mengingat tidak banyak daerah yang memiliki program kegiatan tersebut. Pihaknya berharap kegiatan seperti Rumaket bisa menular ke daerah lain.

“Tema Kuasa Wanita Jawa ini mendorong untuk mengubah mindset wanita bukan sebagai objek tapi sebagai subyek. Bagaimana menempatkan perempuan sebagai tokoh yang berperan. Dalam wayang ada tokoh Srikandi dengan senjata panah untuk membentengi diri. Memang masyarakat Jawa mendambakan istri atau perempuan itu adalah orang yang cerdas, pintar dan cepat tanggap bukan yang lemah,” pungkas Gunawan saat menjadi narasumber sarasehan.(***)

*Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta

Trending

Exit mobile version