Berita Kota

Ratusan Fotografer Mancanegara Abadikan Event Karapan Sapi Brujul

Published

on

Event Karapan Sapi Brujul Kota Probolinggo (Foto : @probolinggokota.go.id)

Wonoasih, goindonesia.co – Tradisi lokal masyarakat Kota Probolinggo, yakni Karapan Sapi Brujul sukses menarik perhatian komunitas fotografer internasional Photography Society of America (PSA). Mereka sengaja berkunjung ke sana untuk memotret keunikan perlombaan sapi yang diselenggarakan oleh Pemkot Probolinggo pada Sabtu (27/6) pagi, di Lapangan Karapan Sapi Brujul, Jrebeng Kidul Kecamatan Wonoasih. 

Karapan Sapi Brujul yang diketahui telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2019 silam itu, juga diikuti oleh komunitas fotografer lokal yang turut ambil tempat untuk berpartisipasi.

Sebelum puncaknya, Pj. Wali Kota Nurkholis melepaskan 1.500 merpati untuk mengawali seluruh rangkaian kegiatan. Selanjutnya, Pj. Nurkholis didampingi Asisten Administrasi Pemerintahan, Madihah dan Kepala Dispopar Rahmadeta Antariksa secara simbolis melepasparapeserta tanda dimulainya perlombaan.

Di sana, puluhan joki beradu cepat memacu sapinya sejak start pertama. Sapi tersebut kemudian berlari kencang di sepanjang arena berlumpur sejauh 200 meter. Tak heran jika pemandangan ini jadi salah satu destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan mancanegara.

Pada kesempatan itu, Pj. Wali Kota Nurkholis mengungkapkan alasan Karapan Sapi Brujul sebagai promosi pariwisata. Bahkan, ia mengaku telah memasukkan event ini ke dalam kalender tahunan destinasi wisata Kota Probolinggo.

“Saat ini kita kedatangan sekitar 220 fotografer yang tergabung dalam Photography Society of America (PSA), baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan begitu, hasil dari foto yang mereka dapatkan dari destinasi wisata yang kita suguhkan akan sangat membantu promosi wisata Kota Probolinggo di kancah dunia,” jelasnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas ESDM Provinsi Jatim itu mengatakan, event ini sudah masuk ke dalam kalender tahunan destinasi wisata Kota Probolinggo.

“Event-event seperti ini harus menjadi kalender tetap, agar wisatawan lokal maupun mancanegara bisa tahu ada destinasi dan event apa saja setiap bulannya. Tentu, harapannya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Probolinggo,” imbuhnya.

Salah satu pengunjung, Hendra yang juga merupakan komunitas Photography Society of America (PSA) asal Surabaya mengaku cukup antusias mengikuti event karapan sapi ini. Ia nampak tak mau ketinggalan momen foto selama perhelatan karapan berlangsung.

“Sangat menarik sekali, Kota Probolinggo cantik, sejuk dan sangat welcome. Saya lihat ini budaya agraris kita dengan pertanian dan petani yang kemudian mereka mengembangkan karapan sapi di areal pertanian berlumpur. Unik, tiap daerah punya keunikan sendiri,” katanya.

Terkait dampak ekonomi, Kepala Dispopar Rahamadeta mengatakan, keikutsertaan komunitas fotografer dari 23 negara yang tergabung dalam Photography Society of America (PSA) itu mampu mendongkrak sektor ekonomi yang ada di belakangnya, seperti perhotelan.

Kurang lebih ada 220 fotografer dari 23 negara yang ikut, dengan adanya tamu sejumlah 220 itu, okupansi hotel di Kota Probolinggo penuh. Harapannya, ke depan Kota Probolinggo semakin banyak dikunjungi,” ungkapnya. (***)

*Website Resmi Pemerintah Kota Probolinggo.

Trending

Exit mobile version