Berita Kota

Pemkot Yogya Ajak Peserta Jambore Pemuda Daerah Kelola Sampah

Published

on

Sekda Pemkot Yogyakarta sekaligus Ketua Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya  memberikan materi terkait pengelolaan sampah kepada peserta Jambore Pemuda Daerah Kota Yogyakarta. (Foto : @warta.jogjakota.go.id)

Umbulharjo, goindonesia.co – Pemerintah Kota Yogyakarta mengajak peserta Jambore Pemuda Daerah tahun 2024 untuk terlibat dalam mengelola sampah. Mengingat kebijakan desentralisasi sampah sehingga pengelolaan sampah harus dilakukan secara mandiri di tingkat kota. Peserta Jambore Pemuda Daerah diharapkan bisa menjadi agen-agen di bank sampah di wilayah masing-masing.

Sekretaris Daerah Pemkot Yogyakarta sekaligus Ketua Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan tema Jambore Pemuda Daerah tahun ini tidak jauh dengan tematik lingkungan hidup. Hal itu sejalan dengan permasalahan yang dihadapi Kota Yogyakarta yakni sampah karena harus dikelola di tingkat kota dengan kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah.

“Yang harus menjadi perhatian adalah sampah. Sekarang sampah harus dikelola sendiri Kota Yogyakarta. Maka tugas kita mendorong sampah dikelola,” kata Aman saat pembukaan Jambore Pemuda Daerah di ruang pertemuan UPT Logam Kota Yogyakarta, Jumat (5/7/2024).

Aman berharap Gerakan Resik-resik Kota (Gresek) yang digagas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta tidak hanya berhenti pada kegiatan pembersihan. Tapi juga harus ada pengelolaan dengan melibatkan para pemuda seperti peserta Jambore Pemuda Daerah. Pengelolaan sampah dengan pemilahan sampah organik dan anorganik. Aman menyebut 60 persen sampah adalah sampah organik dan sisanya sampah anorganik.

“Kita harus menyiapkan apa yang harus dilakukan terhadap sampah anorganik dan organik. Oleh karenanya saya ingin (pemuda) mulai memikirkan itu. Untuk yang anorganik, bawalah ke bank sampah,” paparnya.

Sedangkan sampah organik pihaknya berharap dikelola di masing-masing rumah tangga. Terutama sampah organik basah. Teknologi pengelolaan sampah organik bisa dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Misalnya dengan biopori.  Dengan pengelolaan sampah anorganik di bank sampah dan organik dikelola di tingkat rumah, sehingga sampah yang dibuang ke depo-depo adalah sampah residu.

Usai pembukaan, para peserta Jambore Pemuda Daerah tahun  2024 diajak melihat pengelolaan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Kranon. Sub Koordinator Kelompok Substansi Pembinaan Kepemudaan Disdikpora Kota Yogyakarta Mugi Suyatno menyampaikan peserta Jambore Pemuda Daerah diajak ke TPS 3R Kranon untuk mendekatkan dengan isu pengelolaan sampah. Para peserta juga akan mendapatkan materi terkait pengelolaan sampah plastik. Jambore Pemuda Daerah Kota Yogyakarta 2024 mengambil tema terkait pengelolaan sampah yaitu ubah plastik menjadi estetik.

“Ini terkait dengan dukungan pemuda untuk gerakan zero sampah anorganik di Kota Yogyakarta. Terutama terkait  pengelolaan sampah di mana para pemuda kami tempatkan sebagai agen-agen perubahan berkaitan dengan dukungan ataupun lebih peka terhadap isu tentang pengurangan sampah anorganik dan pengelolaan sampah secara keseluruhan,” terang Mugi.

Jambore Pemuda Daerah Kota Yogyakarta yang diadakan pada 5-7 Juli 2024 itu diikuti 50 pemuda dan pemudi perwakilan dari 14 kemantren di Kota Yogyakarta. Dia menuturkan Jambore Pemuda Daerah adalah kegiatan rutin dan turunan dari kegiatan provinsi dan nasional. Sesuai tema, Jambore Pemuda Daerah tahun ini diharapkan menghasilkan 50 pemuda sebagai agen bagian dari Gresek Disdikpora Kota Yogyakarta dan agen di bank sampah. “Sebagai kader-kader terutama keterlibatan mereka secara aktif sebagai agen-agen di bank sampah di wilayah masing-masing. Itu yang kami harapkan,” ujarnya.

Salah satu peserta Jambore Pemuda Daerah tahun 2024, Arba Adhya mengaku tema yang diangkat terkait pengelolaan sampah sangat menarik. Setelah melihat sendiri pengelolaan sampah di TPS 3R Kranon menurutnya harus ada kesadaran untuk mulai mengelola sampah dengan 3R. “Menurut saya sangat menarik karena di kota Yogyakarta permasalahan yang dihadapi adalah banyak sampah. Kesadaran dari sendiri sampah harus dipilah,” tandas Adhya pemudi asal Gunungketur itu. (***)

*Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta 

Trending

Exit mobile version