Berita Kota

Kota Bandung Menuju Green Life Style dengan Kendaraan Listrik

Published

on

GM PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat Jawa Barat, Susiana Mutia bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Dokumentasi : @www.bandung.go.id)

Sebanyak 150 motor listrik berbagai bentuk dan merek berkonvoi ceria dari Gedung Sate menuju Bank Indonesia Jabar, Minggu 25 Juni 2023.

Bandung, goindonesia.co – General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat Jawa Barat, Susiana Mutia menjelaskan, selain menjadi green energy, pihaknya juga mengarahkan masyarakat untuk menuju green life style.

“Kalau dengan acara seperti ini, paling tidak bisa mengarahkan masyarakat jika pengguna Electric Vehicle (EV) itu sudah banyak. Jumlahnya kami batasi karena banyak komunitas yang ingin ikut,” jelas Susiana.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jabar memesan 30 item motor listrik. Sedangkan sisanya sebagian besar dari PT. PLN Pusharlis. Setengahnya konversi dari motor BBM ke motor listrik.

“Fun trip ini difasilitasi untuk komunitas pengguna motor listrik di Jabar. Kita kerja samanya juga dengan banyak pihak, salah satunya Bank Indonesia dan pemerintah daerah,” lanjutnya.

Menurutnya, manfaat menggunakan kendaraan listrik jauh lebih besar dibandingkan menggunakan kendaraan BBM.

“Untuk cost-nya, 400 km mobil listrik hanya butuh sekitar Rp200.000. Kalau pakai mobil BBM itu bisa sampai lebih dari Rp1 juta untuk jarak sejauh itu,” paparnya.

Jika berbicara soal net zero emisi, kendaraan EV ini sudah tidak mengeluarkan emisi, tidak bising, dan tidak mengeluarkan asap. Dengan kendaraan listrik ia rasa akan jauh lebih baik untuk lingkungan anak cucu nanti.

“Dengan acara seperti ini, setidaknya bisa menyadarkan masyarakat jika pengguna EV sudah semakin banyak. Apalagi jika sudah mengetahui manfaat dan keutamaan dari menggunakan kendaraan listrik,” ungkapnya.

Untuk mengisi baterai kendaraan listrik, pengemudi bisa mengunjungi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) contohnya di Gedung Sate. PLN sendiri telah memiliki 127 unit SPKLU tersebar di 110 lokasi. 

“Terutama untuk kendaraan yang berjarak jauh akan semakin lebih mudah. Ada yang sudah ultra fast charging. Full charge 400 km itu hanya membutuhkan waktu 30 menit. Sambil pesan kopi, charge kendaraanya sudah selesai. Tapi ada juga yang isinya bisa 2-5 jam,” akunya.

Di Kota Bandung, sudah ada 20 titik SPKLU yang tersedia. Semuanya sudah aktif dan bisa digunakan oleh pengemudi kendaraan listrik. Semua lokasinya bisa dilihat di PLN mobile. 

“Kalau mau charge bisa menggunakan aplikasi namanya Charge.IN. Untuk utilisasi, SPKLU kita hampir semuanya di atas 40 persen,” ucapnya.

Ia melanjutkan, mengubah motor konversi ke motor listrik juga sebenarnya tidak terlalu mahal. Cukup dengan Rp20 juta-Rp30 juta sudah bisa mengubah motor konversi kecil ke motor listrik.

Menanggapi hal tersebut, Ema Sumarna menyampaikan kesannya mengendarai Vespa konvensional yang sudah disulap menjadi motor listrik.

“Tadi saya ikut fun trip menggunakan vespa listrik. Sensasinya memang agak berbeda ya kalau kita menggunakan motor vespa kopling seperti biasanya. Suaranya juga tidak bising, meski sebenarnya ciri khas vespa itu memang agak bising,” ungkap Ema.

Menurutnya, dengan menggunakan kendaraan listrik bisa jadi salah satu upaya untuk mengurangi polusi di Kota Bandung.

“Tidak perlu membeli, tapi bisa juga dengan mengubah motor yang biasa kita pakai sehari-hari menjadi motor listrik,” tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil ingin memaksimalkan produktivitas dengan mengurangi mobilitas. Salah satu upayanya adalah dengan kendaraan listrik.

“Ambil lah keputusan untuk masa depan anak cucu kita. Produktif tapi mobilitasnya rendah. Maka dari itu Pemprov Jabar sudah melakukan work from anywhere,” ujar Ridwan.

“Kalau harus mobilitas, pilihlah kendaraan listrik hari ini. Sudah tidak zaman lagi memilih kendaraan yang full bensin, minimal hybrid,” lanjutnya.

Ia menjabarkan, untuk memiliki kendaraan listrik tak perlu membeli unitnya, tapi bisa juga dengan mengubah motor yang sehari-hari digunakan menjadi motor listrik.

“Subsidi pemerintah Rp7 juta itu untuk kedua tipe itu. Kalau membeli motor seharga Rp30 juta, hanya membayar Rp23 juta,” jelasnya.

“Kalau konversi motor eksisting misalnya Rp9 juta atau Rp10 juta, pada dasarnya pengguna hanya menambahkan Rp3 juta saja untuk mengubah motor biasa menjadi motor listrik,” imbuhnya.

Ia menambahkan, tugas pemerintah adalah memperbanyak bengkel dan montir yang memiliki dua keahlian dalam memperbaiki kendaraan. Pun dengan administrasi kepemilikan kendaraan bermotor listrik akan difasilitasi oleh pemerintah.

“Para montir harus punya dua ilmu, montir konvensional dan listrik. Kita fasilitasi juga surat menyurat ya supaya bisa berubah ke plat putih bergaris biru,” katanya.

Fun trip motor listrik hari ini menempuh jarak 6,1 km. Jalurnya mulai dari Jalan Cisanggarung- Jalan Citarum-Jalan L.L.R.E Martadinata- Jalan Ahmad Yani- Jalan Sunda- Jalan Sumbawa- Jalan Belitung- Jalan Sumatera- Jalan Aceh- Jalan Merdeka- dan terakhir menuju ke Bank Indonesia Jabar. (***)

*Diskominfo Kota Bandung, @www.bandung.go.id

Trending

Exit mobile version