Pelatihan Membuat Banten Otonan di Banjar Tegal Kuwalon, Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur dibuka Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara (Foto : @www.denpasarkota.go.id)
Denpasar, goindonesia.co – Pelatihan membuat banten otonan dibuka Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Sabtu (20/4) di Banjar Tegal Kuwalon, Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur.
Dari pelatihan yang dilaksanakan ini telihat minat krama sangat tinggi, khususnya wanita Hindu untuk mengetahui makna dan cara membuat banten sesuai sastra agama. Hal ini terbukti pelatihan membuat banten otonan para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan.
Dalam kesempatan tersebut Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengatakan, pelatihan membuat banten otonan ini dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman wanita Hindu mengenai makna dan filosofi upakara yang terkandung dalam sarana upakara.
Selain itu menurut Ny. Sagung Antari Jaya Negara pelatihan membuat banten otonan ini dilaksanakan karena banten otonan diperlukan setiap 6 bulan sekali untuk memperingati hari kelahiran.
“Untuk itu, wanita Hindu harus bisa membuat banten otonan sesuai dengan sastra agama serta dapat mengetahui filosofi dari banten itu sendiri,” jelas Ny. Sagung Antari Jaya Negara.
Salah satu narasumber Ni Wayan Sukerti mengemukakan, dalam pelatihan ini diberikan pembinaan mulai dari cara matuasan, merangkai janur, dan matanding sesuai dengan sastra Agama Hindu. “Selain itu, dari pelatihan ini minimal ibu-ibu rumah tangga mengetahui dan bisa membuat banten otonan untuk anggota keluarga di rumah sendiri sesuai dengan sastra agama Hindu,” ujarnya.
Disampaikan pula bahwa, pelatihan membuat banten otonan selain untuk meningkatkan pemahaman krama agar bisa membuat sesuai dengan sastra, juga untuk memperkenalkan bahwa membuat banten tidak rumit, terutama bagi pemula.
“Melalui pelatihan ini diharapkam warga dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membuat banten otonan yang tidak terlepas dari sastra Agama Hindu,” harapnya.
Sementara salah satu peserta yang mengikuti pelatihan, Ni Wayan Rempi mengatakan, kegiatan ini sangat positif serta sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengalaman dalam membuat banten. Di samping itu, sebagai umat beragama dapat memahami makna dan cara pembuatan banten otonan sesuai dengan pedoman yang ada.
“Kami ucapkan terima kasih kepada WHDI serta Pemkot Denpasar yang telah memfasilitasi pelatihan membuat banten.Hal ini tentu sangat dirasakan manfaatnya khususnya kami sebagai wanita yang beragama Hindu, ” ujarnya. (***)
*(HumasDps, Pemerintah Kota Denpasar)