Connect with us

Kabupaten

Qira’at Murattal Selayar Peringkat Dua MTQ XXXIII Sulsel, Kaligrafi Kontemporer Juara Harapan I

Published

on

Ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXIII Sulsel di Kabupaten Takalar (Foto : @kepulauanselayarkab.go.id)

Kepulauan Selayar, goindonesia.co – Kafilah dari Kabupaten Kepulauan Selayar harus puas pada peringkat dua dicabang Qira’at Murattal dewasa putri pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXIII Sulsel di Kabupaten Takalar. 

Qoriah Nur Ikhramayanti terpaut angka dari qoriah Latiffatul Isyaroh dari Kabupaten Luwu Timur yang menjuarai cabang tersebut dengan perolehan nilai 96,33. Sedangkan Ikhramayanti dari Selayar hanya mampu memperoleh nilai 96,17. Disusul pada peringkat tiga qoriah Nurmi Sucianti dari Kabupaten Pinrang dengan nilai 95,83.

Sementara dari cabang kaligrafi Selayar hanya mampu meraih harapan satu khususnya pada cabang kaligrafi kontemporer dengan peserta atas nama Arfah.

Para pemenang diumumkan oleh panitia pelaksana pada malam penutupan MTQ XXXIII Sulsel yang dipusatkan di Lapangan Makkatang Daeng Sibali Kabupaten Takalar, Rabu (8/5/2024) malam. 

Kedua kafilah dari Kabupaten Selayar ini telah berjuang semaksimal mungkin dibabak final bersaing dengan 3 peserta dari Kabupaten lainnya yang lolos ke babak final. Meski demikian keduanya harus mengakui keunggulan pesaingnya dan harus puas pada peringkat dua dan harapan satu. 

Atas prestasi yang ditorehkan oleh Nur Ikhramayanti, sehingga dirinya berhak menerima piagam penghargaan, trophy dan uang pembinaan sebesar depan juta rupiah. Sedangkan para juara satu masing-masing cabang diganjar hadiah sebesar 30 juta rupiah

Dari delapan cabang yang dilombakan, Kabupaten Kepulauan Selayar hanya mengikuti tujuh cabang lomba, yakni cabang seni baca Al-Qur’an, cabang qira’at Al-Qur’an, hafalan Al-Qur’an, Fahmil Qur’an, Syarhil Qur’an, Kaligrafi, dan karya tulis ilmiah Al-Qur’an. 

Kakanwil Kemenag Sulsel Muh. Tonang yang hadir memberikan sambutan memuji pemerintah dan masyarakat Takalar yang telah bersungguh-sungguh menjadi tuan rumah yang baik. 

Terkait dengan pelaksanaan MTQ XXXIII ini, Muh. Tonang berharap agar kedepannya dibutuhkan langkah-langkah strategis dan program teknis yang dilaksanakan secara terencana sebagai upaya pembibitan qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah, dengan mengembangkan potensi dan SDM setiap daerah. 

Berikut Berikut peringkat 10 besar perolehan juara MTQ ke-33 di Kabupaten Takalar  :
1. Kabupaten Takalar 
2. Kota Makassar 
3. Kabupaten Pinrang 
4. Kabupaten Pangkep 
5. Kabupaten Luwu Timur
6. Kabupaten Maros
7. Kabupaten Wajo
8. Kabupaten Bone
9. Kabupaten Enrekang dan Parepare
10. Kabupaten Luwu Utara. (***)

*Kominfo Selayar, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar 

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Kabupaten

Punya Potensi Ekonomi Kreatif yang Lengkap, Kemenparekraf Gelar Santri Digitalpreneur di Ponpes Banyuwangi

Published

on

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno hadir langsung dalam acara program Santri Digitalpreneur Indonesia 2024, di Ponpes Mabadiul Ihsan, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi (Foto : @banyuwangikab.go.id)

Banyuwangi. goindonesia.co – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar program Santri Digitalpreneur Indonesia 2024, di Ponpes Mabadiul Ihsan, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jumat (20/9/2024). Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno hadir langsung dalam acara tersebut.

Banyuwangi menjadi tersebut menjadi tempat terakhir rangkaian program pelatihan dan peningkatan kapasitas santri di Indonesia itu. Sandiaga mengatakan, Banyuwangi sengaja dipilih program yang telah berjalan empat tahun tersebut karena memiliki potensi ekonomi yang lengkap.

“Kami tutup program Santri Digitalpreneur tahun ini, sengaja kami pilih di Banyuwangi karena memiliki potensi ekonomi kreatif yang lengkap,” kata Sandi. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.

Menurut Sandi, ekonomi kreatif  di kota ujung timur Pulau Jawa itu terdapat di banyak sektor mulai kuliner, fashion, pertanian, kerajinan, dan lainnya. Ini kian lengkap dengan  ditunjang oleh pariwisata Banyuwangi  yang berkembang pesat, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

“Banyuwangi ini lengkap. Saya tadi baru dapat berita, teman-teman lama saya di San Fransisco pada mau ke Banyuwangi karena surfing-nya. Jadi, daya tarik Banyuwangi sudah mulai didengar karena kekuatan beragam,” lanjutnya.

Sandi memaparkan, ekonomi kreatif Indonesia saat ini telah menduduki peringkat ketiga dunia. Kekuatan utamanya adalah sektor kuliner, fashion, dan kriya. Sementara sektor lain yang tengah berkembang cukup pesat adalah film dan musik.

“Jadi Tinggl ditingkatkan lagi kualitasnya. Dan garda terdepannya adalah para santri ini,” tutur Sandi.

Dalam program Santri Digitalpreneur Indonesia, Kemenparekraf memberi pelatihan dan pendampingan kepada para santri untuk berkembang dari sisi industri kreatif dan digital.

“Dengan program seperti ini, kami ingin menyentuh dengan penguatan-penguatan agar santri siap dan memiliki kemampuan digitalpreneur usai menyelesaikan  pendidikan,” kata dia.

Kemenparekraf mentargetkan, sekitar 25 persen dari 5 juta santri di Indonesia akan menerima manfaat dari program Santri Digitalpreneur Indonesia sejak pertama kali digagas. Program ini juga diharapkan mampu menciptakan 25 juta lapangan kerja dari kalangan anak muda.

Pengasuh Ponpes Mabadiul Ihsan KH Masykur Wardi berterima kasih atas diselenggarakan program Santri Digitalpreneur Indonesia di pondok pesantren Mambadiul Ihsan.

“Kami berharap dengan kegiatan yang ditempatkan di Mabadiul Ihsan, bisa memacu santri-santri kami berkiprah di masyarakat dengan membawa hal positif,” kata Masykur.

Selain itu, pihaknya juga berharap agar program Santri Digitalpreneur Indonesia bakal membuat para santri berpikir luas dan terbuka, sehingga mereka bisa menyerap berbagai ilmu yang bakal bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak. (***)

*Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, @banyuwangikab.go.id

Continue Reading

Kabupaten

Kembali Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Tinjau Infrastruktur Hingga Layanan Kesehatan Ibu Hamil

Published

on

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau layanan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil di Balai Desa Sidodadi (Foto : @banyuwangikab.go.id)

Banyuwangi, goindonesia.co – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa), Kamis (19/9/2024). Kali ini Ipuk ngantor di tiga desa di Kecamatan Wongsorejo, yakni Desa Sidodadi, Bajulmati, dan Bangsring. 

Dalam kegiatan itu Ipuk melakukan berbagai agenda mulai meninjau progres infrastruktur jalan, kesehatan masyarakat,  penguatan pendidikan, pengembangan UMKM,  dan lainnya. 

Salah satunya, Ipuk meninjau jalan kampung di Dusun Galekan, Desa Bajulmati yang telah selesai dilakukan pavingisasi. Saat ini di tiga desa tersebut terdapat 53 titik pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jalan, baik menggunakan pavingisasi maupun hotmix.

“Alhamdulillah sebagian jalan sudah selesai. Sisanya dalam proses pengerjaan. Mohon ini dijaga supaya awet untuk memudahkan mobilitas dan memperlancar aktivitas ekonomi warga di sini,” pesan Ipuk. 

Dalam program Bunga Desa ini, Ipuk juga bertemu dengan ratusan kader kesehatan serta berdialog tentang upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Ipuk juga meninjau layanan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil di Balai Desa Sidodadi. 

“Seluruh puskesmas di Banyuwangi sudah dilengkapi dengan alat USG, harapannya ini bisa dimaksimalkan. Manfaatkan layanan ini. Jika ditemukan ada kondisi yang kurang baik pada janinnya, tim medis bisa segera melakukan penanganan sejak dini. Dengan demikian AKI dan AKB bisa terus kita tekan,” ujar Ipuk.

Ipuk juga menggali berbagai potensi yang ada di desa untuk didukung dan dikembangkan lebih lanjut. Seperti saat di Desa Sidodadi, Ipuk mengunjungi usaha kacang asin oven “Sumber Baru” milik Asmawi.

Asmawi merupakan generasi kedua yang menjalankan usaha tersebut sejak tahun 2010 lalu. Sebelumnya, ayah Asmawi-lah yang merintis usaha pembuatan kacang oven ini sejak tahun 1970.

Ipuk juga mengunjungi dua rumah produksi rengginang di Desa Bajulmati. Salah satunya adalah UMKM rengginang milik Endang. Sama seperti Asmawi, Endang juga melanjutkan usaha rumahan milik ibunya yang kini sudah sepuh.

Rengginang buatan Endang memilki beberapa varian rasa, seperti rasa terasi, manis, dan rasa bawang. Rengginang buatannya telah dipasarkan ke puluhan toko di wilayah Wongsorejo. 

Ipuk meminta Dinas Koperasi dan UMKM untuk mengawal dan memberikan pendampingan agar usahanya bisa terus berkembang.

“Tadi kami bantu fasilitasi perizinan, juga pengurusan PIRT-nya, sehingga ada jaminan bahwa produk mereka halal dan aman dikonsumsi. Dinas koperasi juga akan membantu desain packagingnya agar lebih menarik agar produk mereka bisa dipasarkan lebih luas,” ujar Ipuk.

Pelayanan publik, seperti administrasi kependudukan, perizinan usaha mikro berbasis OSS, perpajakan, konseling kesehatan, pelatihan UMKM, juga digelar di setiap program Bunga Desa. (***)

*Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, @banyuwangikab.go.id

Continue Reading

Kabupaten

Bupati Demak Panen Tembakau, Jadi Salah Satu Fokus Di Sektor Pertanian

Published

on

Panen raya tembakau di Desa Banjarejo Kecamatan Guntur Demak (Foto : @www.demakkab.go.id)

Demak. goindonesia.co – Sektor pertanian di Kabupaten Demak menjadi salah satu pilar utama ekonomi daerah, didukung oleh lahan pertanian yang luas dan subur. Hal tersebut disampaikan Bupati Demak Eisti’anah dalam sambutannya pada saat panen raya tembakau di Desa Banjarejo Kecamatan Guntur Demak, (18/09/2024).

“Di Kabupaten Demak, tanaman tembakau menjadi salah satu fokus pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan nilai tambah sektor pertanian, dengan mengembangkan teknologi budidaya yang lebih modern dan ramah lingkungan”, ungkap Bupati Eisti.

Terungkap, Harga tembakau hingga kini mengalami penurunan menjadi 50 ribu, setelah sempat bertengger di harga Rp 60 ribu per kilonya.

Hal tersebut menurut Bupati Eisti memiliki kemungkinan dipengaruhi beberapa hal, diantaranya adalah panen raya yang menyebabkan komoditas melimpah di pasaran yang akhirnya berpengaruh kepada harga tembakau.

“Kita ketahui bersama, tembakau Demak bersifat spesifik lokasi, karena tanaman ini hanya dapat tumbuh dan berkembang baik di tiga wilayah yang meliputi Kecamatan Mranggen, Karangawen, dan Guntur, yang terkenal dengan jenis tembakau Mranggenan”, jelas Bupati Eisti.

Diketahui, tahun ini, luas tanam tembakau telah mencapai lebih dari 2.800 hektare, meliputi: 352 hektare di Kecamatan Mranggen, 550 hektare di Kecamatan Guntur, dan 1.955 hektare di Kecamatan Karangawen

“Kita semua berharap, semoga peningkatan luas tanam tembakau dapat berbanding lurus dengan peningkatan produksi, hasil panen, serta peningkatan pendapatan para petani tembakau”, pungkasnya.

Kepala Dinpertan Pangan Kab. Demak Agus Herawan mengatakan, bahwa dalam budidaya tembakau, tantangan yang sering dihadapi meliputi fluktuasi harga jual tembakau dan rendahnya posisi tawar petani. Selain itu, cuaca dan iklim yang kurang mendukung sangat memengaruhi kualitas serta hasil produksi tembakau.

“Oleh karena itu, melalui acara ini, mari kita saling bertukar pengetahuan, berbagi pengalaman, serta mempelajari praktik terbaik dalam budidaya tembakau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan”, tuturnya.

Pemkab Demak sendiri menurut Agus Herawan akan terus berupaya mendukung peningkatan kualitas bahan baku dan pengembangan model usaha tani tembakau dengan memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk memberikan fasilitasi kepada para petani.

Beberapa langkah yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan sosialisasi, demplot, pelatihan, serta penyediaan sarana dan prasarana.

Pada kesempatan kali ini juga akan diserahkan bantuan sarana produksi. Menjadi harapan bersama, para petani dapat lebih termotivasi dalam melaksanakan budidaya. (***)

*Pemerintahan Kabupaten Demak

Continue Reading

Trending