Fogging, salah satu upaya meminimalisir lonjakan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Sumedang (Foto : @sumedangkab.go.id)
Sumedang, goindonesia.co – Dinas Kesehatan terus berupaya meminimalisir lonjakan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Sumedang. Salah satu caranya dengan terus mensosialisasikan penerapan pola 3M plus, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Kami terus mengingatkan masyarakat agar terus menjalankan pola 3M plus untuk meminimalisir lonjakan kasus DBD di Sumedang,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Sumedang, Reny K. Anton, Kamis, 9 Mei 2024.
Pemberantasan sarang nyamuk kata Reny, juga dilakukan saat Jumat Bersih (Jumsih) di lingkungan masing-masing masyarakat.
“Penegasan untuk selalu melakukan sosialisasi dan pelaksanaan 3 M plus, PSN dalam kegiatan Jumsih. Hal ini dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Diharapkan dengan melakukan PSN secara serentak se kabupaten, dapat membunuh jentik dan telur dari Aedes Aegypti secara bermakna, sehingga tidak menjadi nyamuk dewasa.” ujarnya.
Lebih jauhnya disampaikan, tahun ini selama periode Januari hingga April, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang mencatat sebanyak 1.111 orang terjangkit penyakit DBD. Dari total kasus tersebut tiga orang dilaporkan meninggal dunia.
“Kasus terjangkitnya DBD diketahui saat pergantian musim penghujan ke musim kemarau. Data yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Januari sampai April 2024 adalah sebanyak 1.111 kasus,” tuturnya.
Reny juga menyampaikan bahwa Kecamatan Conggeang dan Kecamatan Jatinunggal menjadi wilayah penyumbang terbanyak angka kasus DBD di Sumedang.
“Jumlah kematian sebanyak tiga kasus, dengan temuan dan pencatatan kasus tertinggi berada di wilayah Kecamatan Conggeang dan Jatinunggal,” katanya. (***)
*(penerbit: sumedangkab.go.id)