Ruwatan Murwakala digelar di tempat wisata Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro (Foto : @bojonegorokab.go.id)
Bojonegoro, goindonesia.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menyelenggarakan Ruwatan Murwakala yang diikuti masyarakat secara gratis. Ruwatan Murwakala digelar di tempat wisata Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (7/7/2024).
Kegiatan Ruwatan Murwakala tersebut diiringi pagelaran wayang kulit dengan Dalang Ki Suntoro. Hadir dalam kegiatan ini, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto Bersama sejumlah pejabat, diantaranya Asisten, Staff Ahli, dan Kepala OPD. Hadir pula jajaran Forkopimcam Ngasem, Pemerintah Desa setempat, serta para peserta ruwatan massal.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menyampaikan bahwa ia baru pertama kali mengikuti agenda ruwatan. Kegiatan ini, kata Pj Bupati, harus terus dilestarikan agar tidak terkikis oleh zaman. Sebab acara ini merupakan acara penting yang tidak hanya upaya kegiatan budaya, tapi ini usaha melestarikannya. Dengan hadirnya anak-anak muda diharapkan bisa melihat langsung dan ikut menyebarluaskannya.
“Semoga niat kita dalam acara ini menjadi niat yang dikabulkan Allah SWT, selamat mengikuti ruwatan semoga dilancarkan semua kegiatan ini, semoga diberikan kesehatan, keberkahan, dan keselamatan oleh Allah SWT,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Budiyanto dalam laporan kegiatannya, menuturkan tujuan dilaksanakan ruwatan murwakala ini guna melestarikan dan aktualisasi adat budaya. Juga sebagai wujud cinta seni tradisi, serta memfasilitasi masyarakat Bojonegoro yang masih memegang teguh budaya ruwatan ini.
“Semua peserta hari ini digratiskan tidak ada biaya apapun. Sedangkan tumpeng yang disediakan masing-masing peserta memang menjadi bagian dari ritual ruwatan” ungkapnya.
Ruwatan ini juga merupakan tradisi asli nusantara yang masih dipegang teguh di Jawa. Maka, lanjut Budiyanto, Pemerintah hadir memfasilitasi ini semua. Di masyarakat desa, ada simbol-simbol budaya, maka wayangan ini juga penting seperti halnya yang dilakukan Sunan Kalijaga.
Budiyanto menambahkan jika dalam ruwatan murwakala diikuti oleh anak-anak dalam kondisi sukerto (menanggung suatu beban yang namanya sukerto), itu perlu diruwat. Yakni terhitung ontang anting (anak satu laki-laki), kedono kedini (dua anak diantaranya laki-laki dan perempuan), uger-uger lawang (anak laki-laki dua bersaudara) dan sebagainya.
“Pendaftaran ruwatan murwakala ini dibuka selama satu bulan dan dilakukan secara online, hari ini diikuti oleh 441 orang, diantaranya ada 117 jenis sukerta yang terdiri dari 207 orang (individu) dan 234 orang tua,” jelasnya.
Salah satu peserta ruwatan murwakala, Ridwan warga Desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander, mengungkapkan bahwa dirinya bersama keluarga datang mulai pukul 07.00 WIB di Kayangan Api ini untuk meruwat anaknya yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ia membeberkan bahwa ruwatan ini diikutinya secara gratis pada agenda ruwatan murwakala yang diselenggarakan oleh Pemkab Bojonegoro.
“Semoga setelah melaksanakan ruwatan murwakala ini dilancarkan segala urusan, dan dilimpahkan kebaikan serta kesehatan,” pungkasnya. (***)
*PEMKAB BOJONEGORO