Kabupaten

Jaga Ketahanan Pangan, Pemkab Buleleng Pantau Langsung Kondisi Petani

Published

on

Tim Satgas Ketahanan Pangan melaksakan pemantauan terhadap stabilisasi pasokan dan harga pangan (Foto : @bulelengkab.go.id)

Buleleng, goindonesia.co – Kestabilan harga dan ketersediaan pangan menjadi prioritas utama bagi Pemerintah Kabupaten Buleleng. Melalui Tim Satgas Ketahanan Pangan, pemantauan terhadap stabilisasi pasokan dan harga pangan dilaksanakan.

Memimpin tim, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng I Gede Putra Aryana mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memastikan ketahanan pangan langsung di hulunya yaitu petani. “Tim Satgas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng terus memantau dan berkomitmen melihat dan mendengar kondisi serta saran dan masukan petani kita langsung di lokasi/lapangan,” ucap Putra Aryana, saat dihubungi, Kamis (09/05) 

Tim satgas pangan melakukan pemantauan langsung ke petani bawang merah di Bungkulan, khususnya ke lahan milik Made Astawa. Astawa menginformasikan rencananya untuk mulai menanam kembali dalam waktu 3 hari ke depan. Dia juga memperkirakan bahwa bawang yang sudah ditanam akan siap panen pada bulan Juni mendatang. Astawa juga mengungkapkan bahwa bawang merah dari Bali banyak diekspor, terutama ke Pulau Jawa, karena banyak petani bawang di sana mengalami gagal panen.

Selain itu, terdapat praktek tumpangsari antara bawang merah dengan tanaman lain seperti cabai besar, tomat, dan bunga gumitir. Astawa menyarankan untuk menjual hasil panen kepada pengepul langganan karena mereka konsisten dalam pembelian dan membayar sesuai harga pasar.

Astawa juga menyampaikan bahwa tanaman bawang merah menghadapi kendala serius, terutama serangan hama seperti kupu-kupu dan berbagai penyakit, yang mengganggu pencapaian target produksi. Dia menjelaskan bahwa dari setiap 10 are tanaman, petani bisa menghasilkan sekitar 1 ton bawang. Dengan biaya produksi sekitar 2,5 juta rupiah per 10 are dan harga jual saat ini sebesar 40 ribu rupiah per kilogram, petani dapat memperoleh keuntungan sekitar 1,5 juta rupiah dari setiap 10 are tanaman.

Pemantauan langsung ini memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan dan potensi dalam menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Buleleng. Langkah-langkah berkelanjutan diharapkan akan diambil untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil dan harga yang terjangkau bagi masyarakat. (***)

*Pemerintah Kabupaten Buleleng

Trending

Exit mobile version