Kabupaten

Icon Bali Utara, Gending Lelonggoran Wajib Sajikan Saat Ritual Keagamaan

Published

on

Podcast Bincang Komunikasi (B-Kom) di Ruang Buleleng Command Center (BCC) (Foto : @bulelengkab.go.id)

Buleleng, goindonesia.co – Memiliki berbagai pengalaman di ranah seni budaya dan mengimplementasikan strategi untuk mengembangkan serta menumbuhkan para generasi muda yang berada di ranah seni, Kadek Angga Wahyu Pradana merupakan pemuda asal Desa Tegallingah, Kecamatan Sukasada membuat terobosan baru dengan revitalisasi tabuh lelonggoran untuk bisa diakses oleh penabuh muda di Buleleng.

Pada kesempatan ini, Angga Wahyu sebagai pemuda pelopor di bidang seni budaya dalam Podcast Bincang Komunikasi (B-Kom) di Ruang Buleleng Command Center (BCC), Selasa, (24/9) mengatakan, lelonggoran atau gending lelonggaran merupakan gending ciri khas dari Bali Utara. Gending lelonggoran ini dikemas dengan gaya yang berbeda-beda namun tidak mengurangi esensi serta struktur yang sudah diwariskan sejak dulu.

Selain sebagai gending khas Bali Utara, gending lelonggoran memiliki fungsi tersendiri yang harus dan wajib disajikan atau ditabuhkan pada saat ritual keagamaan khususnya Dewa Yadnya. Musikalitas atau jenis gending yang disajikan akhir-akhir ini sudah jarang menyentuh atau minim menggemari gending lelonggoran.

“Rasa enggan para generasi muda untuk tertarik dengan keberadaan gending lelonggoran khas Bali Utara membuat gending lelonggoran lambat laun termakan jaman. Untuk itulah perlu dilakukan revitalisasi dengan memaksimalkan suatu bagian gending sesuai dengan perkembangan anak muda jaman sekarang,” ucapnya.

Menyinggung proses terpilihnya menjadi pemuda pelopor,  pria yang menjadi Ketua Yayasan Seni Wahyu Semara Shanti ini menyampaikan, proses diawali dari seleksi tingkat kabupaten lalu dilanjutkan di tingkat provinsi. Pada tingkat kabupaten, dirinya mendapatkan juara 1 dan mengikuti tahap ke tingakat provinsi yang berlangsung selama 3 hari. Selanjutnya, verifikasi lapangan oleh tim juri Provinsi Bali.

“Kami bersama anggota di yayasan sudah mempersiapkan penyambutan tim juri dari provinsi dengan sangat matang. Astungkare pada bulan Juli, kami terpilih menjadi juara 1 tingkat Nasional mewakili Provinsi Bali sebagi pemuda pelopor di bidang seni dan budaya,” ujarnya.

Melihat keberhasilan yang diperoleh pada tahun ini, Angga Wahyu mengatakan sebelumnya sudah pernah mengikuti event dengan mendapatkan juara 2 di Provinsi Bali. Berkat dukungan dan pembina di yayasan, pada tahun ini mendapatkan juara 1 di provinsi pada bidang seni dan budaya. 

Lebih jauh, Angga Wahyu menegaskan kedepannya akan melakukan strategi dalam mengembangkan gending lelonggoran melalui Media Sosial (Medsos) dan mengajak kepada masyarakat khususnya generasi muda agar mengembangkan dan mendukung gending lelonggoran tersebut. (***)

*Pemerintah Kabupaten Buleleng

Trending

Exit mobile version