Pagelaran ketoprak dengan lakon Hadeging Klaten halaman kompleks Gedung Sunan Pandanaran (Foto : @klatenkab.go.id)
Klaten, goindonesia.co – Suasana halaman kompleks Gedung Sunan Pandanaran dipadati masyarakat penggemar seni budaya, Jumat (9/8/2024) malam. Mereka hendak menyaksikan pagelaran seni ketoprak yang digelar dalam rangka menyemarakan peringatan Hari Jadi ke-220 Klaten dan HUT ke-79 Kemerdekaan RI.
Pagelaran ketoprak yang mengambil lakon Hadeging Klaten ini menarik minat bukan hanya penggemar seni budaya namun juga masyarakat umum. Dalam pagelaran ini dituturkan bagaimana daerah Klaten yang menjadi cikal bakal wilayah Kabupaten Klaten dibuka.
Menariknya lagi, semua lakon yang tampil dalam seni peran tradisional ini diperankan oleh pejabat di Kabupaten Klaten, mulai dari Sekretaris Daerah, Ketua DPRD Klaten, hingga unsur TNI/Polri dan direksi BUMD di Kabupaten Klaten. Kehadiran para pejabat yang bukan pelakon ketoprak profesional ini justru menjadikan suasana gayeng meski bukan sesi lawakan. Kesalahan dialog hingga tutur spontan yang disampaikan mampu memperlihatkan sisi lain dari pejabat di Kabupaten Klaten di hadapan masyarakat yang hadir.
Pagelaran ketoprak ini merupakan inisiasi dari Dewan Kesenian Kabupaten Klaten sebagai bagian menyemarakan Hari Jadi ke-220 Klaten dan HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Ketua Pembina Dewan Kesenian Kabupaten Klaten, Sunarna menyampaikan pagelaran ketoprak ini sebagai salah satu wujud rasa bangga masyarakat Klaten dalam menjunjung seni budaya asli Klaten. Pagelaran ketoprak yang melibatkan unsur pejabat ini menguatkan Klaten sebagai pusat pengembangan seni ketoprak.
“Semoga ketoprak ini bisa memberikan hiburan kepada masyarakat Klaten dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua,” papar Bupati Klaten periode 2005-2015.
Adapun cerita yang disampaikan mulai dari asal muasal dibukanya wilayah Klaten mulai dari desa tertua yang tercantum dalam Prasasti Upit di era Rakai Kayuwangi, Raja Medang (era Mataram Kuno) yang memerintah tahun 855-885 masehi, hingga dibangunnya benteng Fort Engelenburg oleh Pemerintahan Distrik Militer Belanda tahun 1804.
Bupati Klaten, Sri Mulyani yang hadir dalam pagelaran tersebut menyampaikan apresiasinya atas digelarnya Pagelaran Ketoprak Hadeking Klaten itu. Ungkapan apresiasi juga ditujukan kepada segenap pejabat di Kabupaten Klaten yang bersedia andil dalam seni sandiwara tradisional tersebut.
“Hari ini merupakan sesuatu yang berbeda dan istimewa, biasanya kita menyaksikan para seniman tampil diatas panggung menghibur kita, tapi malam ini para pejabat pemerintahan Kabupaten Klaten yang tampil untuk mengibur kita semua. Saya berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan hiburan bagi seluruh masyarakat Klaten sekaligus untuk nguri-uri budaya kita,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyerahkan piagam penghargaan bagi 21 pihak sebagai pelestari seni ketoprak di Kabupaten Klaten. Penghargaan tersebut diberikan kepada sekolah, media, hingga perusahaan milik pemerintah dan swasta yang terlibat aktif dalam pelestarian seni ketoprak sebagai budaya asli Klaten. (***)
*(Kominfo-PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN)