Festival Balon Tradisional (Foto : @website.wonosobokab.go.id)
Wonosobo, goindonesia.co – Selain memiliki destinasi wisata alam yang indah, Kabupaten Wonosobo juga dianugerahi seni tradisi dan budaya yang beraneka ragam nan mempesona. Salah satunya, festival balon udara tradisional yang rutin digelar setiap peringatan hari jadi dan Idulfitri.
Digelar selama sebelas hari, sejak 11 April yang lalu, tradisi menerbangkan balon udara yang ditambatkan, saat perayaan Idulfitri 1445 H, dikemas dalam Festival Mudik 2024. Diawali dari Festival Balon Kembaran dan ditutup dengan Festival Mudik 2024 Balon Udara di Alun-alun Wonosobo.
“Festival mudik 2024, diselenggarakan guna menyambut para pemudik dan wisatawan yang datang ke Wonosobo, yang digelar selama beberapa hari di lokasi yang berbeda dengan cara ditambatkan,” ungkap Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat acara puncak festival mudik, Minggu (21/4/024) di Alun-alun Wonosobo.
Jelas Afif, balon udara merupakan bagian dari sejarah, warisan dan tradisi masyarakat Wonosobo yang harus dilestarikan. Pasalnya, tradisi ini bagian dari seni yang butuh keahlian khusus sehingga tidak semua orang mampu menguasainya.
“Selain sebagai hiburan untuk masyarakat, festival balon udara ini juga sebagai upaya kita untuk menjaga kelestariannya, sehingga setiap perayaan HUT Kabupaten Wonosobo dan Hari Raya Idulfitri wajib selalu ada, kelak bisa dikembangkan menjadi ekonomi kreatif. Saya berharap festival seperti ini mampu menarik wisatawan tidak hanya lokal, nasional akan tetapi internasional,” imbuhnya.
Bupati menambahkan, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berkomitmen menggelar event penerbangan balon udara sesuai aturan. Sehingga dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan AirNav Indonesia dan Kementerian Perhubungan untuk bersama-sama menjaga keselamatan penerbangan di ruang udara Jawa Tengah, khususnya di Wonosobo.
Selama beberapa tahun terakhir Pemkab Wonosobo selalu berkolaborasi dalam hal mensosialisasikan dampak bahaya balon udara yang diterbangkan secara liar kepada masyarakat.
“Kami bangga dapat menyelenggarakan festival balon dari tahun ke tahun, dikarenakan banyaknya antusias masyarakat untuk melihat festival balon ini. Kami berharap, festival balon dapat menjadi daya tarik wisata di Wonosobo dan sekitarnya sehingga menjadi event unggulan yang digemari oleh semua kalangan, baik masyarakat lokal, maupun wisatawan dari luar daerah,” jelasnya.
Sementata itu, Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Sigit Hani Hadiyanto, saat terjun langsung memantau puncak festival balon udara di alun-alun Wonosobo menyampaikan, penyelenggaraan budaya festival balon udara yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Wonosobo sudah menaati aturan yang telah ditetapkan sehingga tidak mengganggu keselamatan penerbangan.
“Kami dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengapresiasi kegiatan ini, mengingat ini adalah bagian dari tradisi yang harus dilestarikan, tetapi dengan mengikuti aturan yang terkait dengan penggunaan balon udara, maka tradisi ini juga bisa dipastikan tidak menimbulkan gangguan terhadap keselamatan penerbangan,” ucap Sigit.
Hal senada juga sampaikan, Direktur Utama AirNav Indonesia Polana B. Pramesti, apresiasi dan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang telah menyelenggarakan festival balon udara yang ditambatkan.
Menurutnya, dukungan ini juga sebagai bukti tanggung jawab dan keseriusan AirNav Indonesia dalam meningkatkan keselamatan penerbangan.
“Balon udara besar yang diterbangkan tanpa kendali, dapat terbang hingga ke ketinggian jelajah pesawat dan membahayakan apabila sampai masuk ke mesin pesawat atau menutupi kaca pilot pesawat,” ujar Polana.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo Agus Wibowo menambahkan, festival balon udara yang diikuti 53 komunitas balon udara, harapannya tahun depan bisa lebih baik lagi, mengingat antusias masyarakat cukup tinggi, dari usia anak-anak hingga dewasa berdatangan di lokasi penerbangan balon udara sejak pukul 05.30 WIB.
“Penerbangan balon udara di Wonosobo tahun ini yang dikemas melalui event Festival Mudik 2024, telah terselenggara dengan baik sejak 11 – 21 April 2024. Setidaknya diikuti total 757 tim peserta yang diselenggarakan di 14 kecamatan di Wonosobo, termasuk 53 tim peserta di acara puncak hari ini,” jelas Agus.
Lanjut Agus, perhelatan ini menjadi puncak dari rangkaian acara balon udara yang berlangsung di berbagai lokasi di Wonosobo selama delapan hari terakhir. Seperti biasanya, Festival Balon Udara digelar rutin saat Lebaran atau di bulan Syawal kalender Hijriah. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pentas kesenian tradisional, seperti pertunjukan kuda lumping, tari lengger, dan bazar kuliner tradisional.
“Ada aturan yang wajib dipatuhi para peserta. Salah satunya adalah ketentuan balon yang standar adalah dengan ukuran maksimal lebar 4 meter, tinggi 7 meter dan diikat dengan minimal 3 utas tali sepanjang 30 meter. Dengan demikian balon hanya terbang di ketinggian kurang dari 150 meter dan tidak terbang secara bebas,” pungkasnya. (***)
*PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO.