Kabupaten

Bersuci Sebelum Berziarah di Sendang Ontrowulan

Published

on

Pardi, Juru Kunci Sendang Ontrowulan (Foto : @sragenkab.go.id)

Sragen, goindonesia.co – Sendang Ontrowulan merupakan mata air yang terletak di bawah Makam Pangeran Samudera, Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang.

Pardi, Juru Kunci Sendang Ontrowulan, pada Selasa (2/7/2024) menjabarkan makna dari nama sendang ini adalah “Ontro” yang berarti ramai dan “Wulan” yang berarti bulan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa makna dari nama sendang Ontrowulan ini adalah keramaian Gunung Kemukus setiap sebulan sekali di malam Jum’at Pon yang bertepatan dengan hari wafatnya Pangeran Samudera, atau malam Jum’at Kliwon yang bertepatan dengan 7 hari setelah meninggalnya Pangeran Samudera.

Nama sendang Ontrowulan juga diambil dari nama salah satu selir Prabu Brawijaya V yaitu R. Ay. Ontrowulan yang menyertai perjalanan Pangeran Samudera untuk berguru di Kesultanan Demak Bintoro.

Diceritakan bahwa ketika Pangeran Samudera jatuh sakit di Desa Bogorame, ia memerintahkan salah satu abdi dalem untuk melanjutkan perjalanan ke Demak Bintoro dan melaporkan kondisinya kepada Sultan serta kerabatnya yang ada di sana.

Mendengar kabar tersebut, R. Ay. Ontrowulan segera bergegas mendatangi Pangeran Samudera. Namun setibanya di Sragen, Pangeran Samudera telah wafat.

Dalam keadaan bersedih, R. Ay Ontrowulan memeluk Pangeran Samudera beberapa waktu lamanya. Ia mendapatkan petunjuk untuk sesuci di sebelah timur makam Pangeran Samudera, tempat itulah yang kini dikenal dengan nama Sendang Ontrowulan.

Pardi menyinggung image negative dari Gunung Kemukus berasal dari pro dan kontra di zaman dahulu, ketika Pangeran Samudera menjalankan tugas dari Raden Fatah untuk mempersatukan elit politik di wilayah Sragen dan sekitarnya. Isu mengenai hubungan gelap antara Pangeran Samudera dengan salah ibu tirinya tersebut dihembuskan oleh pihak ketiga, dengan niat untuk menjatuhkan Pangeran Samudera kala itu.

Isu tersebut didukung dengan adanya kontroversi terkait keberadaan R. Ay. Ontrowulan sepeninggal Pangeran Samudera. Versi pertama, R. Ay. Ontrowulan meninggal seketika dalam keadaan berduka sehingga ia dan Pangeran Samudera dimakamkan di satu liang lahat namun berbeda sekat. Hal tersebut sejatinya tidak menyalahi aturan agama, namun oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dijadikan rumor untuk memperburuk citra Pangeran Samudera.

Versi lainnya mengatakan bahwa setelah bersuci di sendang, R. Ay. Ontrowulan mencapai moksa atau mencapai kesempurnaan sejati

Untuk meluruskan kesalahan informasi tersebut, Pardi terus berusaha menjelaskan kepada pengunjung tentang fakta bahwa pangeran Samudera adalah seorang santri dengan karakter yang baik dan berjasa besar. Ia berharap bahwa efek dari upayanya tersebut seperti domino, yang mana pengunjung tersebut juga akan menceritakan kebenaran mengenai Gunung Kemukus ini kepada kerabat mereka.

Sendang Ontrowulan merupakan tempat untuk sesuci atau bersuci sebagai permulaan dari rangkaian kegiatan ziarah di Gunung Kemukus, sebagaimana R. Ay. Ontrowulan bersuci dalam keadaan berduka setelah kehilangan putra tirinya.

Komplek Area Sendang Ontrowulan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu gazebo tempat beristirahat pengunjung, pendopo yang difungsikan untuk tempat pertemuan oleh instansi maupun rombongan peziarah, sendang lawas digunakan sebagai tempat tirakatan, dan sendang Ontrowulan. Di mata air tersebut peziarah ngalap berkah atau mencari berkah dengan cuci muka, mandi, dan berwudhu bagi yang beragama islam. Sebagian pengunjung juga membawa pulang air sendang.

Setelah bersuci, pengunjung akan dipandu oleh juru kunci menuju Ruang Petilasan Pangeran Samudera yang masih berada di dalam komplek area Sendang Ontrowulan. Dari sini, pengunjung kemudian melanjutkan rangkaian kegiatan ziarah ke Makam Pangeran Samudera.

Pardi menyampaikan edukasi moral yang terkandung dalam  kegiatan sesuci di Sendang Ontrowulan ini adalah kebersihan secara lahiriyah dengan membersihkan badan sebagai persiapan sebelum melaksanakan ziarah, dan kebersihan batin dengan keyakinan dan keikhlasan.

“Sebelum memasuki Ruang Petilasan dan Makam Pangeran Samudera, pengunjung diharapkan menanggalkan alas kaki. Bukan hanya untuk menjaga kebersihan tempat ini, namun pengunjung juga diharapkan meninggalkan segala permasalahan dan fokus dalam berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa.” Pesannya

Dirinya menegaskan bahwa tidak tepat apabila pengunjung berdo’a kepada Pangeran Samudera atau berziarah dengan maksud meminta sesuatu. Ia juga menghimbau kepada setiap pengunjung bahwa dalam berziarah cukup mendo’akan Pangeran Samudera, karena dengan mengirim do’a maka kita akan mendapat syafaat dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. (***)

*KABUPATEN SRAGEN

Trending

Exit mobile version