Berita Kota

Dumai Kota Idaman Jadi Tuan Rumah Festival Layang-Layang Internasional Kuau Raja Tebuk Isi

Published

on

Illustrasi Festival layang-layang (Dokumentasi : DISKOMINFOTIKSAN DUMAI, @web.dumaikota.go.id)

Dumai, goindonesia.co – Wali Kota Dumai, H. Paisal, SKM, MARS menyambut baik kegiatan Festival Layang-Layang Internasional yang diberi nama “Kuau Raja Tebuk Isi”.

“InsyaaAllah dalam waktu dekat, tepatnya tanggal 30 September mendatang, akan  digelar Festival Layang-Layang Internasional dengan Dumai sebagai tuan rumahnya,” ungkap Paisal kepada Tim Peliput Kominfo Dumai via Whatsapp, Selasa (19/9/2023).

Ia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Kebudayaan yang telah menunjuk Dumai sebagai tuan rumah.

“Kita patut berbangga, ini buah dari dukungan penuh kita semua terhadap pengusulan Layang Kuau Raja Tebuk Isi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia 2023 dengan maestro Amronsyah,” tuturnya.

Selaku tuan rumah nantinya, Paisal menerangkan bahwa agenda ini sangat penting sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia, serta meningkatkan apresiasi masyarakat kepada layang-layang.

“Kedepan, festival layang-layang ini akan menjadi agenda tahunan di Kota Dumai, mengingat jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Dumai semakin meningkat. Tentunya ini menjadi daya tarik tersendiri,” pungkasnya.

Dikutip dari laman web media detakIndonesia.co.id, Ketua Sanggar Layang-layang Purnama Dumai, Riau, selaku Maestro Layang-layang, Amronsyah kepada awak media menjelaskan, festival ini akan diikuti peserta dari Malaysia, dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Rencananya memperebutkan Piala Gubernur Riau dan ada uang pembinaan.

“Festival ini secara internasional adalah yang pertama kali sebagai Warisan tidak benda digelar. Namun sebenarnya masyarakat Melayu Dumai 1990 lalu telah menggelar pertandingan layang-layang ini,” jelas Amronsyah dari balik ponselnya yang dihubungi Senin (18/9/2023).

Sejarah layang-layang kurau ini dulunya kata Amronsyah, digelar oleh orang-orang tua dimainkan waktu masa habis panen padi atau musim barat musim tak bisa melaut. Di situlah mulai orang-orang ini main layang-layang untuk mengisi waktu. Setelah itu waktu padi mulai menguning main layang-layang itu untuk mengusir hama burung. Itu sebenarnya.

“Peserta sudah ada yang daftar. InsyaaAllah kalau diizinkan, Malaysia akan datang juga. Tanjungbalai Karimun mau datang, Bengkalis mau datang, Tembilahan kabarnya juga mau datang,” kata Amronsyah.

Tapi ini belum fix. Tapi informasi dari Malaysia mereka mau ikut juga. Singapura belum jelas apakah mau ikut. Tapi yang jelas Malaysia dan Kepri akan ikut di festival layang-layang ini. Giat ini didukung Dinas Kebudayaan Riau.

Amronsyah menggeluti dunia perlayang-layangan ini sudah 50 tahunan. Yang dikembangkan khusus layang-layang tradisional. (***)

*DISKOMINFOTIKSAN DUMAI, @web.dumaikota.go.id

Trending

Exit mobile version