Foto: Kapal China di Laut Natuna (AP)
Jakarta, goindonesia.co – China membangun kerajaan militer di Laut China Selatan. Mereka melengkapi tiga pulau yang telah dibangunnya di daerah sengketa Laut China Selatan dengan sistem rudal anti-pesawat, jet tempur, peralatan laser, dan jamming.
Hal ini menjadi hal yang berpotensi mengancam semua negara lain di kawasan tersebut.
Kepala Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) Laksamana John C. Aquilino mengatakan kepada Associated Press, bahwa aktivitas tersebut adalah bagian dari penumpukan militer terbesar sejak Perang Dunia II.
“Mereka telah meningkatkan semua kemampuan mereka dan penumpukan persenjataan itu membuat kawasan itu tidak stabil,” katanya, dikutip dari New York Post, Selasa (22/3/2022)
Di sisi lain, China mengatakan tindakan tersebut sebagai tindakan defensif untuk melindungi hak kedaulatan mereka di Laut China Selatan.
Beijing, yang memiliki anggaran pertahanan terbesar kedua setelah AS, sedang memodernisasi militernya dengan rudal hipersonik, pesawat tempur siluman J-20, dan dua kapal induk, dengan satu lagi sedang dibangun.
Sebelumnya, Aquilino mengatakan pesawat pengintai milik Angkatan Laut AS menerima peringatan dari China setelah terbang di dekat pos terdepan yang dikuasai Beijing di kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
“China memiliki kedaulatan atas pulau-pulau Spratly, serta wilayah maritim di sekitarnya. Segera menjauh untuk menghindari salah penilaian,” kata pesan radio yang diterima oleh pesawat P-8A Poseidon Aquilino.
“Saya adalah pesawat angkatan laut Amerika Serikat yang kebal dan berdaulat yang melakukan kegiatan militer yang sah di luar wilayah udara nasional negara pantai mana pun,” seorang pilot Amerika membalas melalui radio. (***)