Foto: Demo anti vaksin di Jerman. (AP/Hannes P. Albert)
Jakarta, goindonesia.co – Lonjakan infeksi virus corona di Jerman mencapai puncaknya, hal ini menandakan bahwa ekonomi terbesar di Eropa dapat segera melonggarkan pembatasan ketat saat gelombang mulai surut.
“Prakiraan ilmiah menunjukkan bahwa titik tertinggi gelombang sudah di depan mata,” kata Kanselir Olaf Scholz kepada majelis tinggi parlemen, dikutip dari AFP, Jumat (11/2/2022).
Dengan begitu, memungkinkan untuk melihat langkah pertama pembukaan kembali selama pertemuan minggu depan antara pemerintah federal dan negara bagian. Kemudian dapat dijadikan dan langkah lebih lanjut untuk musim semi ke depan.
Selama berminggu-minggu, Jerman memiliki akses terbatas ke bar dan restoran bagi orang-orang yang sudah menerima vaksinasi virus corona.
Pembatasan kontak juga diberlakukan dengan menjaga pertemuan pribadi untuk 10 orang atau dua rumah tangga jika ada orang yang belum divaksinasi.
Scholz akan bertemu dengan para pemimpin dari 16 negara bagian Jerman Rabu depan untuk memutuskan langkah selanjutnya dalam menangani pandemi.
Pada hari Jumat, Jerman melaporkan 240.172 infeksi baru selama 24 jam terakhir, penurunan minggu ke minggu pertama sejak awal tahun.
Sebanyak 16 negara bagian Jerman memiliki otonomi signifikan dalam menerapkan pembatasan, mulai dari penggunaan masker di transportasi umum hingga apakah pembelajaran di rumah diberlakukan kembali. Peraturan tersebut mulai secara bertahap melonggarkan pembatasan.
Rencana pemerintah untuk mendorong vaksinasi wajib bagi masyarakat umum juga goyah, setelah Bavaria menjadi negara bagian pertama yang mencabut kewajiban bagi petugas kesehatan untuk mendapatkan vaksin mulai 15 Maret. (***)