Foto: Teuku Faizasyah Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI (CNBC Indonesia/Rehia Sebayang)
Jakarta, goindonesia.co – Rencana kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke pertemuan G20 di Bali pada November mendatang telah menuai reaksi keras dari sejumlah negara anggota. Bahkan, muncul ancaman boikot.
Adapun, Amerika Serikat (AS) mengancam akan memboikot sejumlah pertemuan G20. Ini ini akan dilakukan jika Rusia tidak dikeluarkan dari kelompok itu.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan hal tersebut sudah dijelaskan Presiden Joe Biden. Bahkan Indonesia sebagai presidensi sudah diberi tahu.
Terkait hal tersebut, pemerintah Indonesia turut angkat bicara. Namun, tidak ada jawaban tegas soal rencana kehadiran Putin yang tidak diinginkan sejumlah negara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan tidak semua pernyataan perlu direspons.
“Kami mencermati apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), namun kami juga memiliki kebijakan untuk tidak mengomentari statement yang disampaikan tersebut. Tidak semua pernyataan perlu kita respons,” katanya, Kamis (7/4/2022).
Terlepas dari polemik tersebut, dia mengatakan persiapan terus dilakukan. Undangan pun telah disampaikan kepada seluruh anggota G20.
“Dari perspektif Indonesia, kita menjalankan apa yang menjadi preseden penyelenggaraan G20 dengan tetap mengharapkan kehadiran dari seluruh anggota G20 dalam berbagai rangkaian pertemuan G20,” tuturnya.
Sebelumnya, Yellen mengatakan Biden meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20. Ditegaskannya pula Rusia telah melakukan tindakan tercela. Peristiwa pembantaian di Bucha, Ukraina yang disebut Barat dilakukan Rusia, ujarnya, adalah bentuk penghinaan pada aturan global. (***)