Photo : Istimewa
Suara dan Aspirasi Petani KOPSA-M
Bangkinang, goindonesia.co – Puluhan petani Koperasi Petani Sawit Makmur (Kopsa-M) mendatangi Polres Kampar, Kamis, 13 Januari 2022 untuk membesuk Ketua Kopsa-M, AH yang sejak 3 Januari 2022 ditahan di Polres Kampar. Namun tindakan empati dan solidaritas petani ini tidak berhasil disampaikan karena Polres Kampar menolak kunjungan mereka.
Para petani laki-laki dan perempuan ini, datang secara spontan dan sukarela bermaksud memberikan dukungan moriil kepada Ketua Kopsa M, yang dengan konsisten memperjuangkan hak-hak petani, sekalipun harus mengorbankan dirinya ditahan dan berurusan dengan aparat penegak hukum. Perjuangan yang dilakukan Ketua Kopsa M dan pengurus adalah aksi kolektif petani untuk memperoleh kembali hak atas lahan mereka yang dikuasai oleh pihak lain secara melawan hukum, penahanan dana penjualan buah petani Kopsa-M oleh PTPN V, masalah kredit dan hutang fiktif yang secara paksa dibebankan ke petani, menolak adu domba petani oleh PTPN V, termasuk menentang dugaan kriminalisasi terhadap Ketua Koperasi.
“Kami sebagai anggota akan terus memperjuangkan Ketua. Kami ingin bertemu dengan beliau. Anthony Hamzah ini orangnya baik, jujur dan transparan. Beliau sudah menjabat 5 tahun dan kembali dipercaya ratusan petani untuk terus memimpin Kopsa M selanjutnya. Beliau yang meningkatkan kesejahteraan kami. Gaji petani meningkat, koperasi memiliki aset dan lain-lain. Kami tidak yakin ketua bersalah,” tegas Mas’ud, salah seorang Petani Kopsa-M.
Di Polres Kampar, petani Kopsa-M tidak diizinkan masuk. Mereka menunggu hampir berjam-jam tanpa kepastian. Pihak Polres Kampar tetap tidak mempersilahkan petani untuk membesuk. Padahal kunjungan merupakan salah satu hak orang yang ditahan. Jikapun alasannya karena Covid-19, tentu ada protokol yang tetap bisa dipedomani dan sangat bergantung pada status PPKM di daerah tersebut. Jadi bukan berarti melarang sama sekali adanya kunjungan.
Walaupun demikian, petani Kopsa-M tidak patah semangat, apa yang menjadi agenda perjuangan petani untuk memperoleh kembali hak mereka, akan terus dilanjutkan.
“Pengorbanan dan perjuangan Ketua, menggugah empati kami. Apa yang telah dimulai untuk memperjuangkan hak petani, akan terus kami lanjutkan dan perjuangkan. Karena kami tahu kami berada di pihak yang benar. Kami ingin agar ada penegakkan hukum yang adil dan berkeadilan. Jangan selamanya petani dan rakyat kecil selalu menjadi korban. Sudah pasti lambat laun, kebenaran akan menang. Pemufakatan jahat akan sendirinya hancur,” terang Rudi, petani Kopsa-M dengan penuh rasa solidaritas dan kebersamaan. (***)