Ada perbedaan karakter dari robusta, arabika, liberika dan ekselsa.(Unsplash/Tim Mossholder)
Jakarta, goindonesia.co – Kopi yang banyak tumbuh di tanah Indonesia terdiri dari empat jenis biji, yaitu, robusta, arabika, ekselsa dan liberika.
Masing-masing biji memiliki karakteristik rasa sendiri-sendiri. Biji kopi ini baru bisa dikonsumsi setelah melalui proses cuci, pengeringan, pemanggangan dan penggilingan.
Jenis biji kopi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia adalah robusta dan arabika. Kedua biji kopi ini menguasai hampir 90 persen pasar konsumsi dunia.
Meski sebenarnya, ekselsa dan liberica pun sama-sama memiliki keistimewaan rasa yang khas. Hanya saja, kedua jenis biji kopi ini kalah tenar dengan arabika dan robusta.
Lantas apa perbedaan dari keempat jenis biji kopi yang ada? Apa saja keistimewaan masing-masing biji kopi?
Arabika
Awalnya kopi arabika tumbuh liar di Ethiopia. Kemudian arabika dikonsumsi, tenar, dan terbang ke berbagai penjuru dunia.
Dilansir dari Homegrounds, arabika menguasasi hampir 60 persen pasar kopi dunia. Arabika memiliki rasa lebih ramah di mulut ketimbang robusta. Memiliki citarasa manis dan asam, dan memiliki lapisan rasa lebih kompleks dibanding robusta.
Arabika lebih cocok ditanam di dataran tinggi dengan curah hujan sedang dan paparan sinar matahari alami yang cukup.
Dari keempat jenis biji kopi, arabika adalah jenis kopi paling rewel. Arabika tak mau tumbuh subur jika lingkungan tumbuhnya tak sesuai.
ilustrasi buah dan biji kopi arabika serta robusta. (SHUTTERSTOCK/Sirisak_baokaew)
Kopi arabika juga gampang terkena hama. Itulah sebabnya, jenis kopi ini sebaiknya ditanam secara homogen. Ketika ditanamn secara heterogen dan hama merebak, hama yang ada bisa dalam sekejap merusak budidaya tanaman yang lain.
Robusta
Robusta duduk di peringkat dua di pasar kopi dunia, setelah kopi arabika. Nama robusta diambil dari sifat kopi ini yang lebih “atau kokoh, bisa hidup di lingkungan lebih fleksibel dibanding arabika.
Meski lebih mudah ditanam atau dibudidayakan dan lebih kuat terhadap hama, namun kepopuleran robusta ada di bawah arabika karena robusta tak memiliki variasi rasa dan aroma layaknya arabika.
Kopi robusta lebih hitam, lebih banyak mengandung kafein, dan citarasanya lebih berkutat pada earthy flavor, yaitu beraroma layaknya tanah sehabis hujan, alias tidak beraroma buah-buahan layaknya arabika.
Robusta banyak dicari oleh pecinta kopi yang memuja citarasa kopi yang pahit mantap. Robusta jugalah jenis biji kopi yang paling cocok diolah menjadi espresso.
Liberika
Liberika memiliki aroma dan citarasa yang unik. Gabungan antara citarasa dan aroma bunga, buah, dan sedikit asap yang beraroma kayu.
Kopi liberika Meranti di Kedaburapat, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Riau, Minggu (14/2/2021). Kopi liberika salah satu tanaman yang dikembangkan warga untuk menjaga ekosistem lahan gambut.
Meski bukan favorit masyarakat dunia, namun citarasa kopi liberika dipuja oleh para penggemarnya.
Pohon kopi liberika tumbuh lebih tinggi daripada kopi arabika dan robusta. Kopi liberika lebih hebat dalam bertahan hidup dibanding arabika. Biji kopi ini bisa hidup di tanah yang kurang subur sekalipun.
Dilansir dari Diperpa Kabupaten Bandung, nama ilmiah kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberika disebut berasal dari Liberia, meski ditemukan juga tumbuh liar di bagian Afrika lainnya.
Salah satu produsen biji kopi ekselsa di Indonesia ada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (Unsplash/Michael c A3K6lK)
Di Indonesia, liberika banyak ditemukan di Jambi dan Bengkulu. Di Jambi, produksi liberika terkonsentrasi di daerah Tanjung Jabung.
Ekselsa
Pasar kopi dunia didominasi 70 persen arabika, 28 persen robusta, dan sisanya adalah gabungan liberika dan ekselsa.
Biji kopi ekselsa sering disamakan dengan liberika. Hal ini lantaran ekselsa juga tumbuh di lingkungan yang sama dengan liberika, dan pohonnya pun juga bisa tumbuh tinggi layaknya liberika.
Namun soal citarasa dan aroma, ekselsa sedikit berbeda dengan liberika. Ekselsa memiliki citarasa cenderung ke buah-buahan.
Dikutip dari Kominfo Jatim, Desa Carangwulung, Wonosalam, Kabupaten Jombang, adalah salah satu penghasil kopi ekselsa terbaik di Jawa Timur. Kopi
Kopi asal Desa Carangwulung dikatakan memiliki citarasa pahit yang dominan, namun dihiasi dengan sedikit manis, asam dan juga sepat.
Jadi mana biji kopi terbaik yang bisa kita pilih? Pilih biji kopi sesuai citarasa yang kita inginkan.
Jika ingin kopi dengan citarasa ringan dan sedikit memiliki aroma asam segar, maka pilihlah arabika. Arabika dikategorikan berdasar karakter rasanya, seperti karakter buah, bunga, kacang-kacangan dan cokelat.
Tapi jika ingin kopi dengan citarasa lebih berat dan cenderung pahit, Anda bisa memilih robusta, liberika atau ekselsa. (***)