Kultum

Rindu Berjumpa dengan Allah

Published

on

Ama R. Hery Herdiana (Foto Istimewa)

Assalamualaikum wrwb sahabat fillah.

Jakarta, goindonesia.co – Ketika mendengar seseorang terdekat baik itu orang tua, anak, istri, suami, keluarga, kerabat, sahabat, teman yang sholeh/ah atau alim ulama meninggal seringkali kita merasa sedih, padahal mereka mungkin saja tidak bersedih, bahkan sebaliknya mereka merasa senang dikarenakan akan segera bertemu dengan Rabbnya. Dalam hidupnya di dunia, mereka telah menahan rindu bertemu dengan Rabbnya. Kerinduan yang membuat mereka tidak berpaling kepada selain-Nya.

Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan Allah itu pasti datang” [QS. Al-Ankabut 5].

Ada yang berpendapat, ayat ini merupakan hiburan bagi orang-orang yang rindu. Menangkap apa yang disampaikan Alloh di ayat ini : Aku tahu bahwa siapa yang mengharap perjumpaan dengan-Ku, berarti dia rindu kepada-Ku. Aku telah mempercepat waktu baginya sehingga terasa dekat, dan waktu itu pasti akan datang. Sebab segala sesuatu yang akan datang itu dekat.

Nabi Muhammad SAW biasa bersabda dalam doa, “Aku memohon kepada-Mu kelezatan memandang Wajah-Mu dan kerinduan berjumpa dengan-Mu.”

Sebagian orang berkata, “Nabi SAW senantiasa rindu berjumpa dengan Allah. Dalam kitab Madarijus Salikin disebutkan: Kerinduan Beliau SAW tidak semata ingin berjumpa dengan Allah, tapi kerinduan ini memiliki seratus bagian. Sembilan puluh sembilan bagi beliau dan satu bagian dibagi-bagi kepada umat. Beliau SAW ingin agar satu bagian ini ditambahkan kepada bagian kerinduan yang dikhususkan bagi beliau. Allah lah yang lebih tahu.”

Rindu merupakan perjalanan hati menuju kekasih dalam keadaan bagaimanapun. Rindu adalah gejolak hati untuk bertemu kekasih. Rindu adalah ketenangan hati karena cinta dan keinginan untuk berjumpa serta berdekatan. Ada yang berpendapat, rindu dapat membakar hati dan menghentikan detak jantung. Tanda rindu ini ialah tersapihnya anggota tubuh dari syahwat.

Sahabat fillah, kita yang tertinggal di dunia pasti akan menyusul, saat ini sedang menunggu giliran dan antrian pulang. Semoga di dalam diri kita ada rasa rindu untuk berjumpa dengan Allah dan Rosul-Nya.

Sebagaimana kita pun rindu dengan mereka yang kita kasihi dan sayangi di dunia; orang tua, istri/suami, anak, saudara, sahabat, teman sholeh/ah baik yang masih hidup maupun yang sudah mendahului kita. Alfatihah buat mereka semua… (***)

*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosulullah

Trending

Exit mobile version