Kultum

Kebohongan Membawa Kita Kepada Kejahatan

Published

on

Ustadz Ama R. Hery Herdiana (Foto : Istimewa)

Assalamualaikum wrwb sahabat fillah.

Jakarta, goindonesia.co – Salah satu hal jelek yang pernah dilakukan hampir semua manusia dan jin adalah berbohong. Entah itu dilakukan sekali, beberapa kali, sengaja atau tidak sengaja, terpaksa atau sudah menjadi kebiasaan.

Banyak yang masih sering berbohong, banyak yang hari-harinya diisi dengan kebohongan. Banyak orang yang dengan ringan saja berkata bohong. Jenis berbohong juga berkembang semakin banyak, terstruktur dan masif seiring dengan perubahan budaya, teknologi informasi dan jaman; rumor, hoax menjadi komoditi bahkan menjadi sumber penghasilan bagi sekelompok orang karena ada penyedia/penjual dan pembelinya lewat sosial media, na’udzubillah tsumma na’udzubillah.

Berbohong membawa seseorang atau sekelompok orang kepada kejahatan. Orang atau sekelompok orang yang berbuat jahat pasti berbohong.

Alloh SWT berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar” [QS. Al-Ahzab 70]. Jangan melakukan dan mengajarkan kebohongan kepada siapapun apalagi kepada anak-cucu di rumah.

Sahabat fillah, berhati-hatilah karena akan ada masa puncak dimana banyak orang secara serentak, masif, dan terstruktur berbohong, bahkan memfitnah orang atau kelompok lain, salah satu masa puncak itu adalah masa kampanye pemilu sampai pelantikan dan beberapa bulan lagi masa itu akan tiba. Oleh karena itu berfikirlah berkali-kali sebelum bicara atau menulis agar maslahat, mencerahkan, menjadi amal sholeh tidak berbohong, tidak merugikan, tidak menjadi dosa. Cek kebenaran, tabayun apabila ada berita miring atau meragukan. Janganlah ikut menyebarkan rumor, hoax atau fitnah.

Alloh SWT berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [QS. Al-Hujarat 6].

Sahabat fillah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya kebohongan itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke Neraka.”

Kebohongan itu bermula dari dalam jiwa yang kemudian merambat ke lidah, sehingga ucapan lidah pun menjadi rusak atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Setelah itu, kebohongan merambat ke seluruh anggota badan, sehingga merusak perbuatan anggota tubuh, sebagaimana ia merusak lisan. Lalu, kebohongan itu menyebar secara merata dan meliputi ucapan, perbuatan dan kondisi diri seseorang. Kerusakan itu mendominasi dirinya, dan penyakit ini menggiringnya pada kebinasaan. Kalaupun ada manfaat bagi diri atau kelompoknya hal itu adalah manfaat sementara, karena begitu ketahuan maka celakalah diri dan kelompoknya itu.

Obat kebohongan adalah kejujuran. Hanya Alloh yang mampu menolong pembohong melepaskan diri dan mencabut penyakit kebohongan sampai ke akar-akarnya yaitu dengan menurunkan kejujuran kepada orang tersebut.

Pangkal semua kebaikan hati adalah kejujuran. Adapun sifat-sifat yang bertolak belakang dengan kejujuran yaitu riya’ (pamer), ujub (mengagumi diri sendiri), sombong dan bangga terhadap kemewahan, angkuh ketika berjalan, tidak mau menerima yang benar, suka bergembira secara berlebihan, lemah, malas, pengecut, hina, dan berbagai sifat buruk lainnya-semua itu berpangkal dari kebohongan.
Semua amal sholeh, baik lahir maupun batin, pangkalnya adalah kejujuran. Dan sebaliknya, semua amal yang rusak (buruk), baik lahir maupun batin, pangkalnya adalah kebohongan.

Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ia berkata, Rosulullah SAW bersabda: “Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di Surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka” [HR. Ibnu Hiban]. (***)

*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosulullah

Trending

Exit mobile version