Kultum

Jangan Pernah Lelah Untuk Berdoa

Published

on

Ustadz Ama R. Hery Herdiana bersama 2 orang sahabat: Ust. Imam dan Ust. Aji (Foto : Koleksi Pribadi)

Oleh: Ama R. Hery Herdiana

Assalamualaikum wrwb sahabat fillah.

Jakarta, goindonesia.co – Menemani istirahat siang baik yang sedang shaum sunnah ataupun yang sedang menyeruput kopi. Janganlah menyalahkan Tuhan/Rabb kita jika permohonan kita lambat Dia kabulkan. Dan janganlah bosan untuk meminta. Jika permintaan itu tidak diterima dan dikabulkan di dunia ini, maka Allah akan memenuhinya di akhirat kelak.

Ada suatu hadits Nabi yang menyatakan bahwa di hari kebangkitan kelak, hamba-hamba Allah akan mendapatkan buku yang memuat catatan-catatan tentang perbuatan hamba-hamba-Nya. Dalam buku itu diterangkan bahwa ada perbuatan baik yang tidak diketahui oleh hamba itu. Maka ketika itu akan diberitahukan kepadanya bahwa balasan yang diterimanya ini adalah sebagai ganti dari doanya di dunia yang ditakdirkan untuk tidak diterimanya.

Sekurang-kurangnya, hamba itu harus selalu ingat kepada Allah, berpegang teguh kepada-Nya dan bertauhid kepada-Nya sambil memohon kepada-Nya. Janganlah meminta kepada mahluk, tetapi memintalah kepada Allah. Oleh karena itu, dalam pertukaran siang dengan malam, sehat dengan sakit, waktu perang dengan waktu aman atau waktu senang dengan waktu susah, kita berada dalam salah satu di antara dua keadaan di bawah ini :

1 .Baik kita memohon, tetap berpuas hati, rela dan menyerah kepada perbuatan Allah seperti mayat yang sedang dimandikan, atau seperti bayi yang berada di pangkuan ibunya dan atau seperti bola yang berada di kaki pemain. Orang seperti ini, dengan sukarela, selalu mengikuti apa yang ditakdirkan Tuhan. Jika kebaikan datang kepadanya, maka ia bersyukur, sebagaimana firman-Nya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat-Ku) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14:7)

Dan jika malapetaka yang datang kepadanya, maka ia bersabar dan ridha, dengan pertolongan daya upaya Allah, dengan keteguhan hati dan dengan rahmat Allah, seperti firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS 2:153)

Dengan kata lain, Dia beserta orang-orang yang sabar dengan karunia-Nya yang berupa pertolongan dan kekuatan, sebagaimana firman-Nya, “…jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47:7)
Apabila kita telah menolong Allah dengan jalan menumpas hawa nafsu kita, tidak menyalahkan Dia, dengan menghindarkan diri dari tidak rela terhadap perlakuan-Nya kepada kita, maka kita menjadi musuh bagi diri kita sendiri karena Allah, bersedia memancungnya dengan pedang jika ia bergerak hendak kufur atau syirik dan memenggalnya dengan kesabaran dan bersesuaian dengan Allah, dan dengan rela terhadap perbuatan dan janji-janji-Nya, maka Allah akan menjadi penolong kita. Allah berfirman, “…dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna Lillahi wa inna ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada- Nya-lah kami kembali).” (QS 2:155-156). Inilah golongan yang mendapatkan limpahan rahmat Allah dan merekalah pengikut- pengikut jalan yang benar.

2 .Maupun kita bermohon kepada Allah dengan sholat dan berdoa dengan sepenuh harapan, mengagungkan-Nya dan patuh kepada-Nya. Ya, serulah Allah. Itulah yang baik untuk kita lakukan, karena Allah sendiri menyuruh kita untuk bermohon kepada-Nya, menghadapkan diri kepada-Nya dan menjadikan-Nya sebagai jalan untuk mencapai kesenangan, dengan syarat tidak menyalahkan-Nya dan membuat-Nya murka sekiranya permohonan kita Dia tangguhkan sampai masa yang akan datang yang telah ditentukan oleh Nya.

Oleh karena itu, perhatikanlah perbedaan diantara dua alternatif itu. Janganlah melampaui batas-batas keduanya, karena tidak ada alternatif lain selain dua alternatif tersebut. Maka berhati-hatilah agar jangan sampai kamu menjadi orang yang zholim dan melampaui batas. Jika kita zholim dan melampaui batas, maka Allah akan membinasakan dan membiarkan kita seperti orang-orang sebelum nya yang telah dibinasakan dan dihancurkan oleh Tuhan/Rabb di dunia ini, dan di akhirat kelak akan disiksa dan dihukum dengan siksaan yang amat pedih.

Segala puja dan puji hanyalah bagi Allah Yang Maha Besar dan Maha Agung. Wahai Tuhan Yang Maha Mengetahui keadaan kami, hanya kepada-Mu-lah kami menyerahkan diri kami. (***)

*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosululloh (#22)

Trending

Exit mobile version