Kultum
Akhlak Yang Baik Adalah Kunci Untuk Mencegah Perundungan
Published
2 years agoon
By
goindonesia1Ama Hery di tengah jamaah Majelis Dzikir Asiiqi Rosulullah (Foto: Istimewa)
Oleh: Ama R. Hery Herdiana
Assalamualaikum wrwb sahabat fillah.
Jakarta, goindonesia.co : Setiap orang tua pasti memikirkan anak-anaknya. Seringkali merasa khawatir dan memikirkan apa yang sedang terjadi atau sedang dilakukan anak-anaknya.
Terhenyak dengan berita perundungan yang mencuat paling menonjol dan menjadi perhatian banyak orang akhir-akhir ini, mengingatkan dan membuat kita berfikir untuk menata diri dan keluarga kita agar terhindar menjadi korban perundungan atau dari melakukan perbuatan perundungan.
Perundungan bisa menimpa siapa saja, kadang-kadang menimpa tokoh politik, pejabat, tokoh agama, selebriti maupun orang biasa. Seringkali terjadi di sekolah, di tempat bekerja atau usaha, di lingkungan pergaulan bahkan di rumah. Dahulu perundungan hanya terjadi di dunia nyata baik secara verbal, fisik maupun psikis.
Saat ini perundungan pun berkembang mengikuti perkembangan teknologi, informasi dan internet sehingga perundungan terjadi juga di dunia maya disamping terjadi di dunia nyata. Seringkali melihat mereka yang merundung merasa bangga dan mengupload kejadian perundungan tersebut.
Begitu banyak dan mudahnya seseorang atau sekelompok orang melakukan perundungan. Mungkin Sebagian dari kita tidak tahu apakah anak kita dibully atau membully orang lain di sekolahnya, atau di lingkungan pergaulannya, atau di tempat kerja atau usahanya. Mungkin keluarga kita tidak tahu bahwa kita juga dibully atau membully orang lain. Bisa jadi awalnya hanya bercanda, mengejek, mengolok-olok. Lama-lama meningkat kepada tindakan pemukulan yang menyebabkan orang lain terluka.
Alloh SWT melarang kita melakukan perundungan melalui firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelar yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” [QS al-Hujurat 11].
Rosululloh SAW bersabda, “Seorang (disebut) muslim adalah manakala orang-orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya” [HR.Bukhari].
Oleh karena itu tugas dari kita para orang tua adalah mendidik anak-anak dan istri-istri kita untuk beriman dan beramal sholeh serta mencegah mereka dari melakukan ucapan atau perbuatan keji dan munkar dengan kasih sayang dan pemaaf, mencari rejeki halal, berkah serta tidak silau terhadap dunia dengan memberikan teladan kehidupan kepada mereka.
Dalil pijakannya Alloh SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [QS. At-Tahrim 6].
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar” [QS. At-Taghobun 14- 15].
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [QS. Takatsur 1].
Sahabat fillah mengajarkan sopan-santun, tata krama dalam pergaulan dengan sesama manusia baik kepada orang tua, orang yang lebih tua, seumuran dan lebih muda adalah kunci untuk mencegah perundungan.
Rosululloh SAW bersabda, “Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan di antara kami” [HR. Tirmidzi].
”Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik” [HR. Tirmidzi dan Hakim].
Beliau SAW juga bersabda, ”Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama” [HR. Ibnu Majah].
Sahabat fillah dari Al-quran dan hadits yang beberapa diantaranya disebutkan di atas diperoleh kesimpulan bahwa perintah dan tanggungjawab mendidik keluarga ada ditangan orang tua, ayah atau suami sebagai kepala keluarga adalah yang paling bertanggung jawab atas hal ini. Keteladanan adalah pendidikan terbaik.
Semoga kita menjadi orang tua dan anak yang diberi kemampuan untuk meniru keteladanan nabi Ibrahim As dan nabi Ismail As, dan semoga Alloh mengabulkan doa yang sering kita ucapkan yaitu, “Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”[QS. Al-Furqan 74]. Aamiin Allohumma Aamiin….
*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosulullah
You may like
-
Gerakan Nasional Santri Bergizi Diharapkan Tingkatkan Mutu Suplemen Para Santri
-
Menhan Sjafrie Hadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR
-
Menpar Undang Investor UEA Perbanyak Investasi di Sektor Pariwisata RI
-
Kepala DP3APPKB Prov. Kalteng: Lingkungan Sehat Akan Menciptakan SDM Bebas Stunting, Berdaya Saing dan Tangguh
-
Kemenag Berangkatkan 20 Santri International Fellowship ke Inggris
-
Gerak Cepat Tangani Banjir, Pemkot Tangerang Siagakan Posko Pengungsian dan Kesehatan di Periuk
Kultum
Perjuangan Rakyat Palestina Sudah Selayaknya Menjadi Inspirasi dan Motivasi Bagi Kita
Published
1 year agoon
21 October, 2023By
goindonesia1Ama R. Hery Herdiana (Foto : Istimewa)
Oleh: *Ama R. Hery Herdiana
Assalamu’alaikum wrwb sahabat fillah.
Jakarta, goindonesia.co – Alhamdulillah tadi siang diberi kesempatan untuk memberikan khutbah Jum’at. Tema yang saya sampaikan adalah Bersikap Pejuang.
Sesungguhnya segala puja-puji hanya milik Alloh, yang sudah sepatutnya kita hanya memuja dan memuji-Nya, memohon pertolongan hanya kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung hanya kepada Alloh dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal-amal perbuatan kita serta dari kejahatan setan dari golongan manusia dan jin yang sangat rojim.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka tak ada seorang makhlukpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Alloh sesatkan, maka tak ada seorang makhlukpun yang mampu memberinya petunjuk dan bimbingan. Oleh karenanya marilah kita gapai petunjuk itu dengan senantiasa untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Selanjutnya marilah kita selalu bersyukur atas nikmat yang senantiasa Alloh berikan kepada kita karena sesungguhnya hanya sedikit dari kita yang bisa menyadari banyaknya nikmat yang Alloh yang diberikan kepada kita, dan tidak ada satu makhlukpun yang sanggup menghitungnya. Janganlah berbuat kufur, walaupun hanya dengan mengeluh, janganlah berbuat kufur dengan tidak beribadah kepada-Nya atau mempersekutukan-Nya, janganlah berbuat kufur dengan tidak mematuhi perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-Nya. Jangan kendor keimanan dan ibadah kita hanya karena ekonomi kita sedang susah atau ditimpa musibah. Jangan picik yang hanya membandingkan apa yang kita miliki dengan apa yang diinginkan. Keadaan kita sekarang ini bisa jadi keadaan yang diinginkan oleh orang-orang yang keadaannya di bawah kita. Keadaan kita yang damai tidak ada perang pasti diinginkan oleh warga yang negaranya sedang berperang. Oleh karena itu berhentilah mengeluh, berhentilah menyalahkan orang lain, berhentilah berburuk sangka kepada Alloh. Belajar atau bekerjalah dengan giat, berbuat dan berkaryalah dengan sebaik mungkin, beribadahlah hanya kepada Alloh dengan kemampuan terbaik yang bisa kita lakukan dalam keadaan apapun.
Sholawat dan salam kita haturkan untuk junjungan alam baginda nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabat, para tabi’in, tabi’ut tabi’in, para wali, guru-guru kita dan kepada kita kaum muslim di seluruh penjuru dunia.
Sahabat fillah,
Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, “Saya mendengar Rosululloh SAW bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Alloh, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka.
Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Alloh.” Malik bin Yakhamir menyahut: Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam” [HR. Bukhari; Kitabul Manaqib no. 3369 dan Muslim: dalam Kitabul Imarah no. 3548].
Note; negeri Syam itu sekarang Suriah, Palestina, Yordania dan Lebanon.
Dalam riwayat lain, Abu Umamah menyampaikan ada kelanjutan dialog Rosululloh SAW dengan sahabat. Setelah Rosululloh SAW menyampaikan hal diatas, sahabat bertanya, “Wahai Rosululloh, di manakah kelompok tersebut?”
Rosululloh menjawab, “Mereka berada di Baitul Maqdis dan serambi Baitul Maqdis.”
Sahabat fillah,
Hadits di atas menjelaskan, jika Baitul Maqdis/Palestin dan serambinya tidak akan pernah lepas dari peperangan, Alloh menjamin keselamatan mereka sampai akhirnya datang urusan Alloh. Bagi penduduk Palestina, itu hanya ujian dan sekaligus jalan untuk mencapai ridho Alloh. Di hati dan pikiran warga Palestina dari anak-anak sampai kakek-nenek tertanam dan terpatri firman Alloh SWT surat Ali Imran ayat 169-170 :
“Orang-orang yang telah terbunuh sebagai syuhada dalam perang fi sabilillah, janganlah dikira mereka mati, (sebagaimana anggapan orang-orang munafik), tetapi mereka masih hidup di sisi Alloh, mendapat rezeki (dan nikmat yang berlimpah)”.
“Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Alloh kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati”.
Rosululloh SAW dengan lisannya yang mulia bersabda, “Tidak ada seorang yang telah mati dan memperoleh kenikmatan di sisi Alloh, kemudian ingin kembali ke dunia kecuali orang yang mati syahid. Ia ingin dikembalikan ke dunia, kemudian mati syahid lagi. Hal itu karena besarnya keutamaan mati syahid.” [HR. Muslim].
Sahabat fillah,
Dikarenakan keimanan mereka, maka sehebat apapun zionis menggempur Palestina, tidak akan menyurutkan hati mereka dalam membela Islam. Mereka tidak bersedih hati, malah mereka bergembira apabila ada anak, cucu, ayah, ibu, saudara atau temannya yang gugur sebagai syuhada. Pemakaman mereka dihadiri ribuan orang dan penghormatan sebagai pahlawan serta syuhada. Mereka yang masih hidup ingin mengikuti jejak mereka yang syahid. Palestina tidak akan hilang dan lenyap, karena ada jaminan dari Alloh Azza wa Jalla.
Jihad yang dilakukan penduduk Palestina akan terus berlangsung, hingga Dajjal datang dan kaum muslimim bersama Imam Mahdi dan Nabi Isa as berhasil mengalahkannya.
Sesungguhnya masalah al Quds adalah permasalahan kaum muslimin semuanya, sesuai nash kitabulloh dan sunah Rosulnya SAW. Setiap muslim mempunyai hak terhadap bumi berkah tersebut, menolongnya dalam berbagai bentuk sesuai dengan kemampuan atau datang ke sana.
Bisa kita lihat dan saksikan baik individu, kelompok, organisasi, atau negara yang mengirimkan bantuan kemanusiaan atau penjaga perdamaian. Ada yang berupa uang, makanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, tenaga medis, alat-alat berat, pakaian, keperluan rumah tangga lainnya, pembangunan dan produksi, atau senjata dan tentaranya atau berupa dukungan diplomasi, seruan serta doa dari umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Alloh SWT berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Alloh, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” [QS. Muhammad 7].
“Jika Alloh menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Alloh membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Alloh sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Alloh saja orang-orang mukmin bertawakkal” [QS. Ali Imran 160].
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra, ia berkata, “Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda,‘Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman’” [HR. Muslim, no. 49].
Oleh karenanya kita harus membantu umat Islam Palestina baik dengan tangan, lisan atau hati.
Sahabat fillah,
Rosululloh SAW dengan lisannya yang mulia bersabda, “Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Alloh menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Alloh menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Alloh menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Alloh menangkan kalian atasnya” [HR. Muslim].
Entah kita akan mengalami peperangan itu atau tidak, tetapi apa yang disampaikan Alloh melalui Rasululloh saw pasti akan terjadi. Apabila kita atau anak-cucu-cicit kita mengalaminya semoga dimudahkan bagi kita semua untuk mengimaninya dan berkontribusi terbaik sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, aamiin ya mujibbassailiin.
Perjuangan rakyat Palestina sudah selayaknya menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk selalu berjuang dengan sepenuh hati untuk belajar, bekerja menafkahi keluarga dari sumber yang halal, beribadah dan menolong agama Alloh. Tidak berkecil hati, atau bersedih dan tidak takut kecuali hanya kepada Alloh SWT (laa khoufun ‘alaihim walaahum yahzanuun).
Sahabat fillah,
Demikianlah isi khutbah Jum’at yang saya sampaikan, semoga kita lebih banyak diberi hidayah, keimanan yang kuat sampai akhir hayat kita, dimudahkan segala urusan agama, dan dunia kita, diberi kelapangan rejeki, kesehatan dan kesuksesan, serta dimudahkan untuk menolong sesama manusia, terlebih menolong umat Islam di seluruh pejuru dunia aamiin yaa mujibbassailiin.
“Ya Allah ampunilah dosa kami, dosa orang muslimin, dan muslimat, mukminin, dan mukminat, satukanlah hati-hati kami dan mereka, damaikanlah perselisihan di antara kami dan mereka. Tolonglah mereka untuk mengalahkan musuh-Mu, dan musuh mereka. Ya Allah timpakanlah laknat kepada orang-orang yang telah mendustakan para utusan-Mu, dan memerangi para wali-Mu. Ya Allah, gagapkanlah ucapan mereka, pecah belahkan kekuatan mereka, dan timpakan siksa-Mu yang tidak mungkin mampu dicegah mereka. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Ya Allah sesungguhnya kami memohon pertolongan kepada-Mu.” Aamiin yaa Mujibbassailiin. (***)
*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosululloh (#24)
Kultum
Detik-detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Published
1 year agoon
27 September, 2023By
goindonesia1Illustrasi : (Foto : @immimpangkep.ponpes.id)
Jakarta, goindonesia.co : Telah disebutkan bahwa sesungguhnya pada bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah (Robi’ul-Awwal) saat hari-hari kelahiran Nabi Muhammad saw sudah semakin dekat, ALLAH SWT semakin melimpahkan bermacam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Robiul-Awwal malam kelahiran Al-Musthofa Muhammad saw.
** Pada Malam Pertama (ke 1) :
ALLAH SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
** Pada malam ke 2 :
Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad saw yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari ALLAH SWT.
** Pada malam ke 3 :
Datang seruan memanggil :
“Wahai Aminah … sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rasulullah saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada ALLAH SWT.”
** Pada malam ke 4 :
Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas.
** Pada malam ke 5 :
Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi ALLAH Ibrahim as.
** Pada malam ke 6 :
Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad saw memenuhi alam semesta.
** Pada malam ke 7 :
Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.
** Pada malam ke 8 :
Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan :
“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih ALLAH SWT Pencipta Alam Semesta.”
** Pada malam ke 9 :
ALLAH SWT semakin mencurahkan rahmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah.
** Pada malam ke 10 :
Sayyidah Aminah melihat tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut akan kelahiran Nabi Muhammad saw.
** Pada malam ke 11 :
Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad saw.
Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Rabi’ul-Awwal di sepertiga malam
Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Sayyid Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Alloh swt di sekitar Ka’bah. Sedangkan Sayyidah Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya.
Tiba-tiba Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat masing² sangat jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.
Wanita pertama datang berkata :
”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Alloh Adam as, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Alloh untuk menemanimu.”
Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira :
“Aku adalah istri Nabi Alloh Ibrohim as yang diperintahkan Alloh swt untuk menemanimu.”
Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga :
”Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Alloh untuk menemanimu.”
Datanglah wanita ke empat :
”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rosululloh.”
Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata.
Keajaiban berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangannya dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Alloh swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.
Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa beterbangan yang sangat indah berkilau cahayanya.
Detik berikutnya ALLAH SWT memerintahkan kepada Malaikat Ridhwan agar menyuruh seluruh bidadari surga agar berdandan cantik dan rapi, memakai kain sutra dan segala macam bentuk perhiasan dengan bermahkotan emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian surga yang harum semerbak ke segala penjuru, lalu beribu-ribu bidadari itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridhwan, terlihat wajah bidadari itu gembira.
Lalu ALLAH SWT memanggil :
“Yaa Jibril … serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.
Yaa Jibril … perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu-pintu neraka dan perintahkan kepada Malaikat Ridhwan untuk membuka pintu-pintu surga dan bersoleklah engkau dengan sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasih-Ku Nabi Muhammad saw.
Yaa Jibril… bawalah beribu ribu malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah Kekasih-Ku Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”
Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan beribu ribu malaikat.
Sayyidah Aminah melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya.
Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih yang berkilau cahayanya mendekati Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah.
Maka pada saat itu pula lahirlah Nabi Muhammad Rasulullah saw dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw.
“Allahu Akbar… Allahu Akbar… Wal-Hamdulillahi katsira, wasubhanallahi bukratan wa ashila…”
Kegembiraan memancar dari setiap sudut alam raya, gemuruh shalawat memenuhi semesta dengan bahasa yang berbeda beda dan dengan cara yang bermacam macam pula.
“Yaa Nabi Salam Alaika …
Yaa Rosul Salam Alaika… Yaa Habib Salam Alaika …
Shalawatullah Alaika … ”
(Diriwayatkan dari Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-syafi’i. Dalam kitabnya “Anni’matul-Kubro ’alal-alam).
Selamat menyambut hari kelahiran Rosululloh Muhammad SAW (***)
*MENEMBUS BATAS, @t.me/senopatikelud/15556
Ama R. Hery Herdiana (Foto : Koleksi Pribadi)
Oleh: Ama R. Hery Herdiana
Assalamualaikum wr wb sahabat fillah.
Jakarta, goindonesia.co – Alhamdulillah tadi saya berkesempatan untuk menyampaikan khutbah Jum’at. Tema yang saya sampaikan adalah Makna Hijrah.
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, yang sudah sepatutnya kita hanya memuja dan memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan hanya kepada-Nya, serta kita berlindung hanya kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal-amal perbuatan kita dan dari kejahatan setan dari golongan manusia dan jin yang sangat rojim.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak seorangpun dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tak seorangpun mampu memberinya petunjuk. Oleh karenanya marilah kita gapai petunjuk itu dengan senantiasa untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Tidak terasa hari ke hari berganti cepat, begitupun dengan minggu ke minggu, bulan dan tahun. Hari ini Alhamdulillah sudah menginjak hari ke 17 di tahun baru 1445H. Sebagaimana kita ketahui kalender tahun baru Islam dimulai dari bulan Muharram. Menurut Tarikh Ibnu Hisyam, Rasulullah SAW sendiri baru hijrah ke Madinah dan dua bulan berikutnya yakni pada 12 Rabiul Awal 1 H atau pendapat lain menyebut 2 Rabiul Awal 1 H (622 M).
Pada 1 Muharram adalah awal persiapan hijrah Rasulullah SAW dari Makkah menuju Madinah. Para sahabat diantaranya Utsman ra, Hamzah ra, dan Zaid ra diutus oleh Rasulullah saw untuk berangkat hijrah pada malam tanggal 1 Muharram. Beberapa sepupu nabi sudah mulai diperintakan untuk berhijrah secara berangsur-angsur pada awal Muharram.
Maka tentu saja dari peristiwa hijrah ini kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah. Barangsiapa yang diberi petunjuk dan kemudian berhijrah, Allah menjanjikan kepada orang-orang yang hijrah meninggalkan kampung halamannya, lokasi tempat tinggal, tempat berdakwah, tempat mencari nafkahnya agar dapat lebih menaati perintah Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya, mereka akan memperoleh tempat tinggal yang lebih makmur, lebih tenteram dan aman dan lebih mudah menunaikan kewajiban-kewajiban agama di tempat atau daerah yang baru itu.
Janji yang demikian itu sangat besar pengaruhnya bagi mereka yang berhijrah. Sebab umumnya orang-orang yang dalam tekanan penguasa yang zholim, tidak mempunyai kekayaan untuk bekal yang cukup dan merasa tidak mempunyai pelindung yang tidak ikut hijrah menyangka bahwa hijrah itu penuh dengan penderitaan dan daerah yang dituju itu tidak memberikan kelapangan hidup bagi mereka.
Alloh SWT berfirman, “Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak.
Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” [QS. An-Nisa 100].
Sahabat fillah, makna dan istilah hijrah seringkali tertukar atau disamakan dengan taubat. Tentu saja makna dan arti keduanya sangat berbeda. Secara istilah, taubat bermakna menyesali dosa dan meminta pengampunan atas dosa. Sedangkan hijrah berasal dari kata hajaro-yahjuru-hijrotan yang memiliki makna berpaling.
Biasanya diungkapkan untuk suatu perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu kondisi ke yang kondisi yang lain. Sering kali perbuatan tobat diikuti oleh tindakan hijrah.
Para ulama selanjutnya mengklasifikasikan hijrah secara syar’i (hijrah syar’iyyah) menjadi dua jenis. Yaitu secara hijrah secara fisik dan hijrah secara non fisik. Hijrah fisik adalah hijrah yang dilakukan dengan meninggalkan secara fisik suatu tempat daerah, negeri menuju tempat, daerah atau negeri lainnya dalam rangka melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Hijrah untuk makna ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: hijrah Islam yaitu hijrahnya Rasululloh saw beserta keluarga dan para sahabat; Hijrah dari wilayah kafir, yaitu hijrahnya seorang muslim dari tempat, daerah, kafir menuju tempat atau daerah yang aman untuk menjalankan ajaran Islam.
Dan terakhir hijrah dari wilayah maksiat yaitu hijrahnya seorang muslim dari lokasi, tempat, daerah maksiat atau menjual, atau menjalankan sistem maksiat/haram menuju tempat atau daerah yang menjalankan sistem yang halal dan mudah untuk menjalankan kewajiban seorang muslim yaitu menjalankan ajaran Islam. Maksudnya dalam kontek saat ini bisa juga hijrah dari satu tempat bekerja/usaha yang haram ke tempat kerja yang halal.
Adapun maksud dari hijrah syar’i secara non fisik adalah hijrah yang disebutkan di dalam al-Qur’an dan Sunnah dengan istilah hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Maksud dari hijrah kepada Allah adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya Dzat untuk mengabdi, mencintai-Nya lebih dari apapun dan senantiasa mengikhlashkan ibadah semata untuk-Nya.
Sedangkan maksud dari hijrah kepada Rasulullah adalah menjadikan tindak tanduk ucapan dan perbuatannya secara batin maupun zhahir, senantiasa selalu berada di dalam risalah dan ajaran Rasulullah Muhammad saw.
Dari Umar bin Khattab, dia berkata: Rasulullah SAW dengan lisannya yang mulia bersabda, “Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya, barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau seorang Wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya” [HR. Bukhari Muslim].
Dari Abdullah bin Amru, Nabi SAW dengan lisannya yang mulia bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” [HR. Bukhari Muslim].
Sahabat fillah, marilah kita berusaha sekuat tenaga dan segenap kemampuan untuk mengikuti semua perintah Alloh dan rosul-Nya jangan hanya memilih menjalankan perintah yang kita sukai dan sesuai dengan keinginan kita saja. Alloh SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” [QS. Al-Baqoroh 208].
Mumpung awal tahun, maka mari kita tengok, review, revisi dan bahkan buat ulang rencana kita di tahun 1445 H ini agar semua aktifitas kita tidak lain hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan ketakwaan kita agar hidup yang diberikan dan diawasi Alloh SWT ini berkah untuk kehidupan dunia dan akherat kita. Semoga Alloh SWT ridho dengan usaha kita. Aamiin yra. (***)
*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosululloh (#23)
Gerakan Nasional Santri Bergizi Diharapkan Tingkatkan Mutu Suplemen Para Santri
Menhan Sjafrie Hadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR
Menpar Undang Investor UEA Perbanyak Investasi di Sektor Pariwisata RI
Trending
-
Berita4 weeks ago
Pertamina Luncurkan Katalog Pertamina SME1000 Tahun 2024 Untuk Perluas Pasar UMKM
-
Berita4 weeks ago
Momentum Hari Sumpah Pemuda, Menko PMK Ajak Pemuda Kokohkan Persatuan
-
Berita3 weeks ago
Pendaftaran Zakat Wakaf Fun Run Dibuka 11 November 2024
-
Kabupaten3 weeks ago
Pj Bupati Agus Toyib Hadiri Simulasi Pemungutan Suara dan Perhitungan Suara Pilkada 2024
-
Berita Provinsi3 weeks ago
Atlet Berprestasi Riau, Bisa Kuliah Gratis di Unilak
-
Berita3 weeks ago
Kemnaker Terima Aksi Demo Damai Serikat Pekerja
-
Berita2 weeks ago
Kemenpora Gelar Pesta Prestasi Bertemakan Zaman Now Prestasi Wow
-
Berita4 weeks ago
Usai Retreat Kabinet, Menhan Sjafrie Ziarah ke Komplek Makam Astana Giribangun