Pekanbaru, goindonesia.co – Kota Pekanbaru terkenal dengan kelezatan kulinernya. Di tengah gempuran jajanan kekinian, warisan kuliner legendaris tetap bertahan. Menjadi daya tarik tersendiri bagi warga lokal dan para wisatawan.
Bagi wisatawan melancong ke daerah yang berjuluk Kota Bertuah itu, tidak sulit menemui berbagai olahan makanan dan kudapan yang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Satu di antaranya cemilan yang kerap diburu wisatawan adalah bakwan sumatra.
Lokawisata kuliner ini berada di jantung kota. Tidak jauh dari kawasan perkantoran pemerintah, di Jalan Rupat No 22, Simpang Empat, Kecamatan Pekanbaru Kota, sejak tahun 1977 silam. Pendiri awal usaha ini adalah H Abdul Latief Gaffar dan istrinya Hj Nurbiyah. Kemudian, diturunkan kepada anak lekakinya bernama Ibrahim Latief.
Saat ini usaha bakwan sumatra telah dikelola oleh generasi ke tiga, yaitu anak-anak dari Ibrahim Latief. Meski begitu, resep yang diwarisi secara turun menurun itu, masih tetap konsisten terjaga. Tidak merubah cita rasanya.
Jika ingin mencicipi kudapan dari olahan tepung terigu ini, harus bersabar, sebab selalu ramai dikunjungi pembeli. Hal ini lantaran kelezatan bakwan Sumatra berbeda dengan bakwan yang ada pada umumnya.
Bakwan sumatra terbuat dari bahan-bahan pilihan, terdiri dari tepung, sayur mayur, wortel, kentang, dan sayuran lainnya. Ciri khasnya, selalu disajikan dengan kuah cuko dengan racikan bumbu khas keluarga.
Cuko bakwan sumatra ini hampir mirip seperti kuah empek-empek. Namun, yang membuat berbeda yaitu teksturnya agak sedikit encer. Rasa asin, asam, dan manis berpadu di lidah ketika mencicipi rasa kuah cuko bakwan sumatra ini.
“Bakwan yang kami sajikan ini banyak sekali penggemarnya. Tak hanya masyarakat lokal saja tetapi ada juga para wisatawan dari luar kota. Bahkan kalau sudah tiba waktu liburan, turis asing juga datang kesini,” ujar Pengelola, Alfi Muhammad, kepada Media Center Riau, baru-baru ini.
Alfi menjelaskan, pada tahun 1986 usaha bakwan warisan keluarganya itu, sempat membuka cabang di sekitar kawasan Masjid Raya Annur Provinsi Riau. Namun, sejak tahun 2008, kembali hanya buka di Jalan Sumatra.
“Tahun 1986 sampai 2008, bakwan sumatra ini pernah membuka cabang di depan kolam renang Kalijuang, sekitaran Masjid Raya Annur. Tetapi karena kami ingin fokus di satu tempat saja, maka sampai sekarang bertahan satu-satunya dijalan Sumatera, gang Rupat ini,” jelasnya.
Di kedai bakwan sumatra tidak hanya menyajikan menu bakwan saja. Namun, ada juga berbagai macam pilihan makanan lainnya seperti, empek-empek, tekwan, nasi goreng, mie rebus, soto, dimsum dan lainnya. Tak hanya itu, di sini juga dilengkapi bermacam pilihan minuman yang cocok untuk melepas dahaga.
Untuk menikmati bakwan sumatera dan kuah spesialnya, pelancong bisa dapat merogoh kantong Rp 4000/item. Tempat ini buka dari jam 8 pagi dan tutup jam 7 malam.
“Kami stok bakwan ini rata-rata ada sampai ratusan ya perharinya. Tapi ketika waktu sore, bakwan pun sudah habis. Makanya kami tidak buka sampai malam, karena banyak pengunjung ke sini tujuannya ya mencari bakwan sumatera.” ucapnya.
Mie Keling
Kuliner legendaris di Pekanbaru lainnya adalah mie keling. Kedai kudapan ini telah hadir di Pekanbaru sejak tahun 1975. Menyajikan menu makanan bahan dasar mie.
Rasanya cenderung memiliki cita rasa manis, gurih, dan tidak terlalu pedas. Tetapi, apabila penikmat ingin merasakan rasa pedas, dapat ditaburi potongan cabai rawit yang sudah disediakan.
Satu porsi mie keling di sini menggunakan mie kuning, dilengkapi telur rebus, tahu, tauge, timun, kentang, dan ada batagor. Lalu, mienya dibaluri dengan kuah kacang yang menjadi ciri khasnya.
Mie keling ini sangat digandrungi segala kalangan masyarakat. Untuk seporsi mie keling dibandrol dengan harga Rp17 ribu saja.
Tempat usaha yang sudah berjalan 48 tahun itu, buka setiap hari. Mulai pukul 06.00 wib hingga pukul 17.30 wib. Kecuali tutup pada hari Rabu.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, bangkitnya sektor parekraf di kota Pekanbaru tak lepas dari komitmen dari pemerintah daerah setempat. Kemudian, didukung pula oleh pelaku parekraf dan UMKM.
“Kota Pekanbaru terus membuktikan komitmen memajukan sektor parekraf. Keberadaan wisata kuliner terus tumbuh dan berkembang. Hal ini tak lepas dari komitmen pemerintah daerah setempat dan dukungan insan parekraf bersama pelaku UMKM,” ucap Roni.
Diungkapkan dia, bahwa belum lama ini telah diresmikan Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS) yang pertama di Provinsi Riau. Lokasinya di kawasan Riau Garden, Jalan Soebrantas, Pekanbaru. “Provinsi Riau menjadi provinsi pertama di Pulau Sumatra dan ke-6 di Indonesia yang memiliki Zona KHAS,” tandas Roni. (***)