Kepala KPwBI Solo, Nugroho Joko Prastowo bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka seusai Rakornas TPID secara online
Solo , goindonesia.co : Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama yang bergerak di bidang pangan didorong untuk memanfaatkan teknologi digital. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga inflasi di tengah pandemi Covid-19.
Dampak pandemi Covid-19 terindikasi terjadinya penurunan daya beli masyarakat. Karena adanya pembatasan yang dilakukan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
“Sehingga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di daerah mendorong penggunaan platform digital untuk UMKM,” jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, seusai menghadiri Rakornas TPID secara daring di Balai Kota Solo, Rabu (25/8/2021).
Menurut Nugroho, saat ini UMKM di Kota Solo yang menggunakan platform digital semakin bertambah. Bahkan sudah banyak platform digital yang bekerjasama dengan UMKM di Solo.
Lebih lanjut Nugroho mengatakan dari Rakornas TPID tersebut, pihaknya mendapat arahan untuk meningkatkan sektor UMKM juga menjaga laju inflasi, terutana kelompok pangan. Karena salah satu penyumbang inflasi adalah kelompok pangan.
“PPKM snagat mempengaruhi inflasi karena selama PPKM ada pembatasan aktivitas yang sudah pasti mempengaruhi perekonomian,” jelasnya lagi.
Sehingga platform digital diharapkan mampu mendorong kebangkitan perekonomian. Kedepan, penggunaan teknologi digital menjadi sesuatu yang tidak bisa dielakkan.
“Karena semua mengarah ke era digitalisasi. Target kita terus meningkatkan prosentase digitalisasinya,” katanya.
Nugroho menyebut selama pandemi, melalui digitalisasi ekonomi tetap berjalan jika dibandingkan secara offline. Disinggung upaya BI Solo untuk meningkatkan daya beli masyarakat, Nugroho mengatakan salag satunya dengan melalui digitalisasi. Selain itu juga perlu adanya terobosan pemasaran, tidak hanya pasar domestik tetapi juga ekspor.
Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada kesempatan sama mengatakan di masa pandemi seperti saat ini, mau tidak mau kita dipaksa harus go digital.
“Digitalisasi sangat krusial sekali, penting untuk mengendalikan inflasi. Kalau di Kota Solo, inflasi masih terkendali, tetapi PR nya terutama di bidang kesehatan. Tadi diskusi juga dengan Pak Joko (kepala KPwBI Solo) jika harga PCR diturunkan, InsyaAllah bisa menekan inflasi,” paparnya.
Gibran menyebut penurunan harga PCR bisa sampai setengah dari harga sebelumnya. Sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi. Pengendalian inflasi di bidang kesehatan menurut Gibran, menjadi tantangan. (***)