Illustrasi : Pemanfaatan Sabut
Lasusua, goindonesia.co : Kementerian Pertanian mengajak seluruh SDM pertanian untuk meningkatkan kapasitas agar mampu menjadi SDM yang inovatif, kreatif, profesional, mandiri dan berdaya saing.
Hal ini juga yang dilakukan wanita tani di Kolaka Uatara, Nurmia, yang mampu meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo memastikan pengembangan sumber daya manusia penting untuk mengoptimalisasikan sektor pertanian ke depan.
“Sektor lain mengalami dampak yang besar, tapi saya yakin pertanian bisa terus tumbuh sehingga masalah pangan dan perekonomian nasional bisa baik-baik saja. Pertanian memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi, di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia,” tutur Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyampaikan SDM pertanian menjadi faktor pengungkit peningkatan produktivitas sektor pertanian, karenanya perlu ditingkatkan kapasitasnya.
“Sangat penting membangun SDM pertanian yang berkualitas, kreatif dan Inovatif. Semua harus siap untuk menghadapi Industri 4.0. Kita sendiri mengantisipasinya lewat penguatan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan dalam pengimplementasian Kostratani,” katanya.
Sejalan dengan hal tersebut Program READSI mendukung penuh kegiatan pelatihan serta peningkatan keterampilan bagi petani di wilayah program melalui berbagai kegiatan, tidak terkecuali kaum wanita yang terkumpul di Kelompok Wanita Tani (KWT).
Sekolah Lapang (SL) sangat bermanfaat untuk Nurmia, salah seorang anggota KWT Makmur Jaya di Desa Pakue, Kabupaten Kolaka Utara, sehingga dapat mengaplikaskan pengetahuan yang disampaikan oleh Penyuluh dengan baik.
Menurut Nurmia, setelah mengaplikasikan pengetahuan dari SL kelapanya dapat memproduksi buah lebih banyak dari sebelumnya dan membuat produk olahan lainnya.
Dengan modal belajar di internet, Nurmia memanfaatkan limbah sabut dari kelapa yang tidak terpakai, untuk meningkatkan pengetahuannya.
Sabut kelapa menjadi media tanam bunga hias, ini semua berawal dari menghemat uang belanja yang akhirnya memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, ujarnya.
Guna mendukung keterlibatan wanita dalam kegiatan pemberdayaan, melalui pemanfaatan pekarangan dan limbah di desa lokasi Program READSI, Fasilitator Desa dan Penyuluh mendukung apa yang dilakukan oleh Nurmia.
Menurut Halima, Fasiltator Desa, memanfaatkan limbah di sekitar rumah sangat menginspirasi bagi anggota poktan lain dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat mengangkat pendapatan petani. (***)