Bisnis dan Ekonomi

Pertamina Tembus Daftar Fortune 500

Published

on

Nicke Widyawati, Dirut Pertamina masuk peringkat ke-16 dari daftar 50 wanita paling berpengaruh di dunia versi Fortune. (Foto: Tagar/Sekretariat Kabinet/Nicke Widyawati).

Jakarta, goindonesia.co – PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya ke dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021. Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam daftar ini.

Atas capaian ini Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengucapkan selamat kepada jajaran manajemen yang sudah melakukan optimasi biaya di perusahaan.

“Selamat kepada jajaran manajemen yang telah bekerja melakukan cost optimasi,” kata Ahok kepada CNBC Indonesia, Selasa, (03/08/2021).

Ahok mengapresiasi kinerja dari Dewan Komisaris (BOC) dan Dewan Direksi (BOD) seluruh sub-holding, karena telah bekerja mendukung kebijakan manajemen Pertamina.

“Dan juga kerja BOC BOD seluruh sub holding yang bekerja mendukung kebijakan manajemen Persero (holding),” lanjut mantan plt Gubernur DKI Jakarta ini.

Sementara itu, atas capaian ini, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder.

Menurutnya capaian Pertamina ini tidak lepas dari dukungan positif berbagai pihak, baik direksi, dewan komisaris dan seluruh pekerja Pertamina Group, serta pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan juga stakeholder lainnya.

“Hal ini juga merupakan pengakuan dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan world class company lainnya,” ungkap Nicke seperti dikutip dari keterangan resmi perseroan, Selasa (03/08/2021).

Dia mengatakan pandemi menjadi tantangan yang dihadapi Pertamina sejak tahun lalu. Nicke menyebut Pertamina mengalami triple shock sehingga mengalami penurunan pendapatan secara signifikan.

Namun dengan inovasi dan terobosan bisnis yang dilakukan di seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi yang tengah dijalankan, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan perusahaan hingga US$ 41,47 miliar atau setara Rp 601 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dan mencetak laba US$ 1,05 miliar atau setara Rp 15,23 triliun pada tahun 2020.

Sebagai BUMN, Pertamina juga konsisten memastikan penyediaan energi untuk negeri melalui berbagai program, diantaranya BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi, serta infrastruktur hilir lainnya.

Melalui pencapaian kinerja operasional dan keuangan Pertamina, total pendapatan pemerintah pada 2020 yang dikontribusi dari Pertamina hampir mencapai Rp 200 triliun, yaitu melalui setoran pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 126,7 triliun, serta penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina sebesar Rp 73,1 triliun.

Dengan ekosistem energi yang terus berjalan dari hulu ke hilir, Pertamina menjaga keberlangsungan hidup 1,2 juta tenaga kerja langsung, serta multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung.

Dukungan Pertamina kepada masyarakat luas untuk pemulihan pandemi juga terus dirasakan. Mulai dari pembangunan beberapa rumah sakit Covid-19, bantuan transportasi untuk distribusi oksigen, hingga perhatian Pertamina kepada lebih dari 13.000 UMKM terdampak pandemi untuk dapat bertahan bahkan naik kelas.

“Tantangan pandemi Covid-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapat mencapai target nilai pasar US$ 100 miliar pada 2024 mendatang, seluruh jajaran manajemen dan pekerja tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kami optimistis akan terus tumbuh dan terus memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara,” paparnya.

Pemeringkatan Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue).

Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak tahun 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.

Adapun perusahaan migas internasional yang masuk ke dalam daftar 10 besar Fortune Global 500 ini yaitu raksasa energi asal China, China National Petroleum (CNP) dan Sinopec Group yang masing-masing menduduki peringkat ke-4 dan 5 Fortune Global 500 tahun 2021.

CNP tercatat memiliki pendapatan US$ 283,96 miliar dan laba US$ 4,57 miliar pada tahun buku 2020. Sementara Sinopec tercatat memiliki pendapatan US$ 283,73 miliar dan laba US$ 6,21 miliar pada tahun buku 2020.

Sementara peringkat Saudi Aramco anjlok menjadi peringkat ke-14 pada tahun ini dengan pendapatan US$ 229,77 miliar dan laba US$49,29 miliar pada tahun buku 2020. Tahun lalu Saudi Aramco menduduki peringkat ke-6.

Adapun beberapa perusahaan migas internasional lainnya, kendati secara finansial berhasil mencapai pendapatan signifikan, namun perusahaan tersebut mengalami kerugian pada 2020, di antaranya BP (18), Royal Dutch Shell (19), Exxonmobil (23), Chevron (75) dan Petronas (277).

Berada di bawah peringkat Pertamina, Repsol di posisi 381, sedangkan dari industri lain terdapat nama Coca-Cola (370), Tesla (392) dan Danone (454). ***

Trending

Exit mobile version