Menteri BUMN Erick Thohir (Foto : Istimewa)
Jakarta, goindonesia.co – PT Perusahaan Perdagangan Indonesia/PPI melakukan ekspor kopi perdana tahun 2022 sebanyak 130 ton ke Mesir, yang dilepas langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Secara reguler, mulai Januari ini PPI akan terus mengeskpor kopi ke Mesir sampai akhir tahun 2022 hingga 3000 ton berdasarkan kontrak yang ditandatangani awal Januari lalu. Ekspor ini sendiri telah berlangsung sejak September 2021 berdasarkan kontrak yang telah ditandatandatangi pada tahun 2021 yaitu sebanyak 600 ton.
Kerja sama bilateral ini merupakan salah satu langkah untuk membangun kekuatan ekonomi di wilayah masing-masing, yang dapat memperluas akses pasar produk Indonesia lainnya menuju Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Indonesia sendiri merupakan negara pengekspor kopi ke Mesir terbesar di dunia. Kementerian BUMN saat ini tengah membangun suatu ekosistem untuk mendukung perkembangan produksi kopi di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan petani kopi di Indonesia mengingat 96% produksi kopi dilakukan oleh para petani asli.
“BUMN merupakan kapal induk besar yang menyatukan semua pihak untuk membangun keseimbangan ekonomi, mendukung pertumbuhan bisnis untuk semua, dan mensejahterakan masyarakat. Karena itu, kita berani untuk membangun suatu ekosistem bernama ekosistem Makmur. Yang sudah berjalan itu kemarin padi, jagung, dan tebu, dan sekarang kopi, nanti sebentar lagi ada teh,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam siaran pers PT PPI yang diterima di Jakarta, Rabu (9/2/22).
Menurutnya, ekosistem makmur membutuhkan dukungan dari semua pihak, Pemerintah Daerah, Kementerian Lain, pihak Swasta, relasi yang di luar negeri yang perlu diekspor, dan Kedutaan Besar. “Toh, konteksnya kita ingin mensejahterakan sahabat-sahabat kita, yaitu petani, dan juga swasta, dan BUMN atau Pemerintah Daerah sebagai tugas untuk mensejahterakan semua,” lanjutnya.
Menteri Erick menyampaikan pemerintah melalui Kementerian BUMN ingin membuat ekosistem kopi Indonesia agar dapat bersaing dengan dunia karena Indonesia memiliki modal pertumbuhan pasar kopi terbesar dunia. Hal ini, lanjut Erick sesuai dengan apa yang terus didorong oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, dan Kementerian BUMN, yaitu untuk menjadikan Indonesia Maju, Indonesia Makmur, dan Indonesia Mendunia.
Pada acara tersebut, PPI menghadirkan lebih dari 150 petani yang berdiskusi langsung dengan Erick Thohir, Gubernur Lampung, Duta Besar RI untuk Mesir, PMO Kopi Nusantara, Kementerian Perdagangan dan Dirut PPI. Direktur Utama PT PPI, Nina Sulistyowati mengatakan, kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas yang memenuhi kebutuhan kopi di Mesir.
“Hal ini menjadi pemicu bagi PPI dan petani kopi lokal untuk terus menjaga kualitas kopi serta meningkatkan hasil produksi. Ke depan, kerja sama ini akan terus terjalin dan memperluas jangkauan ekspor untuk produk-produk lainnya, begitupun produk dan komoditi dari member of ID Food,” ucap Nina.
Pada acara tersebut, dilaksanakan pula penandatanganan MoU antara petani dan off-takers, dan penandatanganan MoU antara BUMN dan Asosiasi untuk mendukung Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara. Penandatanganan secara langsung dilaksanakan oleh Dirut PTPN III (Persero), Dirut Pupuk Indonesia (Persero), Dirut ID Food/RNI (Persero), dan Dirut Perum Perhutani. Penandatanganan secara sirkuler dilaksanakan oleh Dirut BRI, Dirut Telkom, dan Dirut Riset Perkebunan Nusantara.
PMO Kopi Nusantara yang dibentuk oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, terdiri dari BUMN, swasta nasional, asosiasi, dan lembaga research and development (R&D). PMO Kopi Nusantara diharapkan mampu mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di Tanah Air dan mampu mengakomodasi kepentingan pelaku bisnis kopi hingga mendorong industri kopi dalam negeri untuk berdaya saing global.
Dwi Sutoro, Ketua PMO Kopi Nusantara, mengungkapkan tiga target tujuan pembentukan PMO yaitu untuk memperbaiki supply chain bisnis kopi yang sinergi, meningkatkan kesejahteraan petani melalui pelatihan dan bimbingan serta membangun digital flatform untuk komoditas kopi. Pertumbuhan konsumsi kopi Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia, yakni hingga 45 persen bila dibandingkan negara-negara lain yang hanya 26 persen.
Direktur Utama ID Food, Arief Prasetyo Adi menambahkan, PPI sebagai member ID Food akan terus memberikan support kepada petani lokal dalam meningkatkan hasil produksi secara kualitas dan kuantitas, sehingga lebih mampu diserap pasar tujuan ekspor. Di sisi lain PPI sendiri juga terus melakukan upaya peningkatan value added dari komoditi kopi tersebut.
Peran PPI sebagai ekspor gateway dalam end state supply chain ekosistem holding pangan akan selalu berupaya melakukan inklusivitas, pemberdayaan nelayan, petani, dan juga peternak melalui peningkatan profesional, modernisasi, dan pemanfaatan teknologi. (***)