Dunia

Pemimpin Hamas kepada Israel: Kami Telah Memperingatkan Anda

Published

on

Ismail Haniyeh REUTERS

Jakarta, goindonesia.co – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Sabtu, 7 Oktober 2023, mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem. Warga Gaza telah hidup di bawah blokade Israel selama 16 tahun.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Haniyeh menyoroti ancaman terhadap Masjid Al Aqsa Yerusalem, kelanjutan blokade Israel terhadap Gaza dan normalisasi Israel dengan negara-negara di kawasan.

“Berapa kali kami memperingatkan Anda bahwa rakyat Palestina telah tinggal di kamp pengungsi selama 75 tahun, dan Anda menolak mengakui hak-hak rakyat kami?”

Haniyeh mengatakan kepada negara-negara Arab bahwa Israel tidak dapat memberi mereka perlindungan apa pun meskipun ada pemulihan hubungan diplomatik baru-baru ini.

Hamas melancarkan serangan terbesar terhadap Israel pada Sabtu, menewaskan puluhan orang dan menyandera dalam serangan mendadak yang menggabungkan orang-orang bersenjata yang menyeberang ke Israel dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.

Israel mengatakan kelompok yang didukung Iran telah menyatakan perang ketika tentaranya mengkonfirmasi pertempuran dengan militan di beberapa kota Israel dan pangkalan militer di dekat Gaza, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji akan membalas.

Dalam pidatonya, Haniyeh berbicara kepada negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami mengatakan kepada semua negara, termasuk saudara-saudara Arab kami, bahwa entitas ini, yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri ketika menghadapi perlawanan, tidak dapat memberikan perlindungan apa pun kepada Anda,” katanya.

“Semua perjanjian normalisasi yang Anda tandatangani dengan entitas tersebut tidak dapat menyelesaikan konflik (Palestina) ini.”

Pada tahun 2020, Israel mencapai normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain, serta meningkatkan hubungan dengan Maroko dan Sudan, meskipun pembicaraan dengan Palestina terhenti selama bertahun-tahun.

Arab Saudi dan Israel juga terlibat dalam perundingan yang dimediasi AS untuk menormalisasi hubungan, sebuah prospek yang menuai kecaman dari beberapa faksi Palestina.

Haniyeh juga mengatakan faksi-faksi bersenjata Palestina bermaksud memperluas pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza hingga ke Tepi Barat dan Yerusalem. “Pertempuran tersebut berpindah ke jantung ‘entitas Zionis’,” katanya.

Senada dengan Haniyeh, Osama Hamdan, pemimpin Hamas di Lebanon, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi Sabtu harus membuat negara-negara Arab menyadari bahwa menerima tuntutan keamanan Israel tidak akan membawa perdamaian. (***)

*REUTERS, @dunia.tempo.co

Trending

Exit mobile version