Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Sebagai satuan pendidikan vokasi, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) memiliki tantangan agar tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat karakter peserta didik. Hal tersebut turut menjadi poin penting dalam mempersiapkan lulusan memiliki karakter yang kuat sehingga mampu bersaing di dunia kerja.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga berkomitmen dalam memperkuat pendidikan karakter bagi peserta didik di LKP. Dengan menggandeng Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus berupaya dalam peningkatan kualitas pendidikan di LKP melalui kegiatan Program Penguatan Pendidikan Karakter di LKP pada Selasa (30-07-2024) di Jakarta.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam paparannya menyebutkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya berlaku pada program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) atau program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), tetapi juga harus menjadi bagian dari program lembaga secara keseluruhan.
“Menurut Data Tracer Study PKK, terdapat 140 lulusan program PKK 2023 sudah bekerja ke luar negeri. Hal ini menandai bahwa pendidikan karakter di kursus dan pelatihan juga menjadi jalan lulusannya mampu berkarier di kancah internasional,” jelas Kiki.
Dengan pendidikan karakter yang kuat dapat mendorong lulusan kursus dan pelatihan memiliki kecintaan terhadap tanah air dan menanamkan nilai luhur bangsa yang berkarakter.
Cara Penguatan Pendidikan Karakter di LKP
Sebagai pendidikan sepanjang hayat dan inklusif, kursus dapat kesempatan yang besar dan terbuka bagi anak sekolah tidak sekolah (ATS) yang tidak berkesempatan menempuh pendidikan formal. Tak hanya itu, masih dalam kegiatan yang sama, Dirjen Kiki juga menekankan agar LKP mengambil langkah-langkah inovatif dalam pembelajaran pendidikan karakter.
“Pendidikan karakter juga tak terlepas dari hubungan manusia dengan lingkungan. Kami anjurkan agar peserta didik juga diberi wawasan mengenai green economy dengan kompetensi yang berorientasi pada ramah lingkungan,” pesan Dirjen Kiki.
Menurut Dirjen Kiki, pendidikan vokasi mulai mengembangkan green skills untuk menghasilkan produk ramah lingkungan, serta program keahlian baru yang diperlukan untuk transisi menuju ekonomi hijau. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan perlu diintegrasikan ke dalam keseluruhan institusi pendidikan vokasi, tak terkecuali di LKP.
Langkah memperkuat pendidikan karakter di LKP pun dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami. Ia menyampaikan bahwa penguatan karakter peserta didik kursus dan pelatihan dapat ditanamkan dengan elemen Profil Pelajar Pancasila, yaitu 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, 3) Bergotong-royong, 4) Berkebinekaan global, 5) Bernalar kritis, dan 6) Kreatif.
Rusprita menjelaskan, “Pendidikan karakter perlu dibekali pada peserta kursus dan pelatihan sehingga mereka memiliki sikap dan tata nilai yang sesuai untuk dunia kerja dan dunia global, terlebih dengan perubahan yang dinamis dan tak menentu.
Lebih lanjut, menurut Rusprita, penguatan karakter di LKP tidak dapat terwujud tanpa adanya peran pendidik, yakni instruktur yang menjadi panutan dalam pendidikan karakter. Perlu adanya penguatan kompetensi instruktur serta menjadikan instruktur sebagai teladan dan konselor atau tempat berbagi yang dipercaya oleh peserta didik.
“Kami pun mendorong seluruh pengelola LKP, dinas pendidikan di kabupaten/kota, organisasi mitra untuk mewujudkan penguatan karakter di LKP,” pesan Rusprita. (***)
*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022