Dunia Pendidikan

Pentingnya Ronce Bunga di Siger Sunda Menurut Instruktur Kursus Tata Rias

Published

on

Siger merupakan mahkota tradisional yang dikenakan oleh pengantin wanita (Foto : @@vokasi.kemdikbud.go.id)

Bekasi, goindonesia.co – Selama bertahun-tahun, bunga melati telah dianggap sebagai simbol kemurnian dan keindahan dalam budaya Sunda, terutama sebagai bagian dari aksesori siger. Siger merupakan mahkota tradisional yang dikenakan oleh pengantin wanita. Dalam kursus tata rias pengantin, ronce bunga pun menjadi bahan ajar yang penting untuk dikenali peserta didik.

Vivi Aristianti, selaku instruktur Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Trias Beauty School, Bekasi, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa siger sunda memiliki filosofi yang  yang melambangkan kesucian, kesederhanaan, dan keanggunan seorang wanita. 

Vivi juga menekankan bahwa dalam kursus tata rias, para peserta diajarkan cara merangkai dan memasang bunga melati di siger dengan teknik yang tepat agar tetap kokoh sepanjang acara. Pengetahuan ini penting untuk menjaga keaslian dan keindahan tata rias pengantin adat Sunda. 

“Kami ajarkan cara meronce bunga di program PKW juga, karena kami ingin mempersiapkan perias yang mengenal budaya sunda,” ungkap Vivi.

Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) merupakan program prioritas Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mempersiapkan wirausaha muda di berbagai bidang. LKP Trias Beauty School telah dipercaya untuk menjadi lembaga penyelenggara pada program tersebut. 

Selain itu, mereka juga diajarkan tentang filosofi di balik penggunaan bunga melati, sehingga para perias tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memahami makna budaya yang terkandung dalam setiap elemen riasan.

Vivi menjelaskan bahwa pemasangan ronceng bunga memang cukup mudah, tetapi harus sesuai dengan pakem. Sebagai contoh, persiapkan bahan seperti 7 buah pasung, dua buah sisir yang berbentuk bulan sabit, satu buah penetap, satu pengasih, dan ada mayangsari/tibododo dengan 7 buah untai melati. 

“Kalau pemasangan tibododo itu di belakang kepala pengantin sebelah kanan masukan di sanggul pengantin sementara pengasih di sebelah kiri sanggul,” jelas Vivi.

Dalam pemaparannya, Vivi juga menjelaskan bahwa meronce bunga menjadi pengasih atau mayangsari pun perlu ketelitian. Menurutnya, tusukkan jarum secara hati-hati ke bagian bawah kuncup bunga melati, tepat di tengah-tengah. Tarik benang perlahan hingga bunga melati mencapai simpul awal. Ulangi terus  proses ini dengan bunga melati berikutnya, satu per satu, hingga membentuk rangkaian yang diinginkan. 

Dengan memahami makna bunga melati dalam siger Sunda, peserta kursus tata rias dapat menggunakannya dalam pekerjaan mereka untuk membuat riasan pengantin yang cantik secara visual dan kaya akan makna budaya. Melalui kursus ini, tradisi dan keindahan budaya Sunda tetap dilestarikan dan diapresiasi oleh generasi muda. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Trending

Exit mobile version