Connect with us

Dunia Pendidikan

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Siap Kolaborasi dalam Program Prioritas GTK

Published

on

Dirjen GTK, Nunuk Suryani dan Penjabat (Pj.) Bupati Aceh Utara, Mahyuzar (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Lhokseumawe, goindonesia.co – Direktorat Jenderal Guru dan dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Utara dalam rangka mendorong optimalisasi berbagai program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kegiatan ini bertujuan untuk memotret praktik baik seputar implementasi program prioritas GTK yang menginspirasi serta mengadvokasi pemangku kepentingan setempat guna mendorong komitmen dan kolaborasi dalam memperkuat ekosistem pendidikan yang unggul dan berdaya saing.

Penjabat (Pj.) Bupati Aceh Utara, Mahyuzar, menyatakan dukungannya atas kebijakan Kemendikbudristek. “Kami siap mendukung program prioritas Kemendikbudristek,” tuturnya di Pendopo Kantor Bupati Aceh Utara, Senin (14/8/2023). Ia juga berharap ke depan semakin banyak program kolaborasi yang melibatkan pemerintah maupun sektor swasta dalam peningkatan mutu SDM pendidikan di Kabupaten Aceh.

Saat ini kebijakan Merdeka Belajar sudah diluncurkan sebanyak 25 Episode, terakhir adalah Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Pendidikan. Direktur Jenderal (Dirjen) GTK, Nunuk Suryani sangat mengapresiasi dukungan Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara yang telah mendukung berbagai kebijakan dalam rangkaian Merdeka belajar dan kebijakan strategis lain Kemendikbudristek.

Telah tercatat beberapa kemajuan ekosistem pendidikan Kabupaten Aceh Utara dalam mendukung beberapa kebijakan Merdeka belajar. Terkait implementasi Kurikulum Merdeka, sudah 1.068 satuan pendidikan dari jenjang PAUD-SMP yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Lalu, sudah banyak guru di Aceh Utara yang mengakses dan belajar melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). “Haparannya bisa terus ditingkatkan aktivitas dan budaya belajar dan berbagi di sekolah maupun di PMM,” tuturnya.

Di sisi lain, Dirjen Nunuk juga berharap Bupati beserta jajaran dapat terus membantu mendorong beberapa kebijakan lain dalam rangka transformasi pendidikan di Indonesia, terutama soal Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK). Saat ini, terdapat sebanyak 2.084 kebutuhan Guru PPPK tahun 2021 yang terdiri dari jenjang SD dan SMP yang menjadi kewenangan pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Aceh Utara.

Menurut Nunuk Suryani, Kemendikbudristek mengatur kebijakan tentang kebutuhan ASN PPPK dengan mempertimbangkan distribusi antara kelebihan/kekurangan PNS perkecamatan dan permata pelajaran, jumlah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019, serta jumlah ASN PPPK 2019. “Dari kebutuhan guru yang ada, Pemda setempat mengusulkan 1.031 formasi atau 49,5 persen dari total kebutuhan. Persentase ‘kelulusan dengan formasi’ yang ada sebesar 73,1 persen. Terdapat 679 guru lulus passing grade dan Pemda mengusulkan 277 formasi atau 40,8 persen dengan persentase kelulusan 100 persen,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa di Kabupaten Aceh Utara terdapat 581 Guru Penggerak dan Calon Guru Penggerak. Adapun yang layak menjadi kepala sekolah sebanyak 108 Guru Penggerak, namun baru 14 yang diangkat. Sedangkan, kebutuhan kepala sekolah saat ini 40 orang. “Ke depan, kami berharap Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara akan dapat terus bergotong royong bersama Kemendikbudristek untuk mendukung kebijakan Merdeka Belajar dan kebijakan strategis lainnya,” imbuhnya.

“Kebijakan yang kita upayakan ini adalah untuk melakukan transformasi terhadap dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Aceh Utara. Dalam pelaksanaan dan implementasi kebijakan strategis ini Pemkab Aceh Utara juga dapat berkoordinasi, meminta bantuan dan informasi dari UPT Kemendikbud yang berada di Aceh,” jelas Nunuk Suryani.

Kunjungan kerja Ditjen GTK juga bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara Balai Guru Penggerak (BGP) dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Aceh serta Program Organisasi Penggerak (POP)/ Komunitas Belajar/ Guru Penggerak/ Pengajar Praktik untuk menguatkan ekosistem pendidikan daerah yang lebih berdaya dan saling menguatkan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin menyatakan komitmennya untuk mendukung kebijakan Kemendikbudristek dalam rangka meningkatkan kompetensi peserta didik. “Kami berperan aktif dalam meningkatkan mutu pembelajaran melalui Kurikulum Merdeka. Di sisi lain, guru-guru yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka juga merasa antusias mengikuti berbagai program pengembangan SDM salah satunya PPG Prajabatan yang dimulai baru-baru ini,” ungkapnya.

Dalam laporannya, Jamaluddin menyebut, terdapat 31 Sekolah Penggerak dan 898 sekolah pelaksana Kurikulum Merdeka di wilayahnya terdiri atas 16 sekolah memilih Mandiri Belajar, 868 sekolah memilih Mandiri Berubah, dan 14 sekolah memilih Mandiri Berbagi. Sementara itu, untuk program Guru Penggerak, hingga saat ini terdapat 581 Guru Penggerak dan Calon Guru Penggerak.

Syarifuddin, salah satu pengajar praktik angkatan ke-8 mengatakan, kehadiran Kemendikbudristek ke Kabupaten Aceh Utara menjadi bukti perhatian pemerintah pusat untuk melihat kondisi Guru Penggerak dan penerapan Kurikulum Merdeka di daerah. “Saya berharap, ada kebijakan khusus bagi daerah kami agar ke depan lebih banyak lagi jumlah Guru Penggerak maupun kepala sekolah yang berasal dari Guru Penggerak demi kemajuan pendidikan di wilayah ini,” harapnya yang juga bertugas sebagai guru yang mengajar di SDN 14, Batu Delapan, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara.  

Berikutnya, Guru Penggerak angkatan ke-7, Mainita juga mengaku antusias dengan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan baik dari pemerintah pusat maupun daerah yang berpihak kepada guru khususnya Guru Penggerak. “Adanya tinjauan ke lapangan ini menambah semangat dan motivasi saya bahwa saya merasa tidak berjuang sendiri karena Kemendikbudristek juga hadir di tingkat pusat untuk memperhatikan nasib kami,” tutur Guru Mata Pelajaran PAI yang aktif dalam komunitas belajar di SDN 5 maupun di tingkat kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara. (***)

*@www.kemdikbud.go.id

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Lebih Cepat dan Higienis, Polman Babel Ciptakan Mesin Pengemas untuk Bantu UKM

Published

on

Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Bangka Belitung, goindonesia.co – Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) melakukan pendampingan untuk mitra UKM pembuatan pentol bakso di Desa Air Ruay, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung untuk meningkatkan produksi dan daya saing produk pentol bakso. 

Kegiatan pendampingan ini merupakan  bagian dari pengabdian kepada masyarakat dengan menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso. Kehadiran mesin ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas UKM dan memberikan nilai tambah pada produk mereka. 

Tim pengabdian yang diketuai oleh Ariyanto ini secara bersama-sama dengan dosen lainnyanya, yakni Husman dan dan Eko Yudo memberikan pendampingan kepada para pelaku UKM dalam penggunaan mesin teknologi tepat guna ini. Mereka juga melibatkan mahasiswa dalam program ini. 

“Penggunaan mesin sealer sangat penting bagi pengemasan produk pentol bakso yang diproduksi oleh UKM. Dengan mesin ini, proses pengemasan bisa lebih cepat, rapi, dan produk pun menjadi lebih awet,” ujar Ariyanto. 

Selain itu, Ariyanto menuturkan bahwa mesin ini mudah dioperasikan dan dirancang khusus untuk UKM dengan skala produksi menengah ke bawah. 

Menurutnya, kehadiran mesin sealer dapat mengurangi risiko kontaminasi dan menjaga kebersihan produk sehingga mampu meningkatkan daya jual di pasar lokal maupun luar daerah. 

Ia juga berharap dengan adanya bantuan mesin ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay bisa semakin berkembang. 

“Kami ingin melihat para pelaku UKM di daerah ini maju, dan tentunya dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,” tambahnya. 

Ariyanto juga berencana melibatkan mahasiswa lebih lanjut untuk membantu dalam pengawasan dan pelatihan berkala. 

Renny selaku Ketua UKM pembuatan pentol bakso, merasa bersyukur atas bantuan mesin ini. Ia menyatakan bahwa dengan adanya mesin sealer, pekerjaan pengemasan yang biasanya memakan waktu lama kini bisa dilakukan lebih cepat dan hasilnya pun lebih rapi. 

“Dulu kami kemas manual, butuh waktu lama. Sekarang, satu kali tekan sudah rapi dan aman,” ungkap Renny penuh semangat. 

Renny juga meyakini bahwa produk mereka kini akan lebih mudah dipasarkan karena pengemasannya yang menarik dan lebih higienis. “Kami bisa berkompetisi dengan produk luar. Terima kasih untuk Polman Babel yang telah membantu,” ujarnya dengan penuh antusias. 

Tak lupa, ia pun berpesan kepada para pelaku UKM lainnya agar tidak ragu memanfaatkan teknologi untuk membantu usaha mereka. “Bagi teman-teman yang masih manual, coba deh beralih ke teknologi. Selain hemat tenaga, hasilnya jauh lebih bagus,” kata Renny. 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan kepedulian Polman Babel dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui penerapan teknologi tepat guna. Diharapkan kolaborasi ini bisa menjadi contoh bagi instansi lain dalam memajukan UKM di daerah-daerah. 

Dengan adanya inovasi dan dukungan seperti ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay diharapkan dapat semakin berkembang dan mampu bersaing dalam industri makanan lokal maupun luar daerah. (***)

*Polman Babel-Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara: Menguatkan Karakter Anak Indonesia Lewat Lagu Anak

Published

on

Infografis Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Pusat Penguatan Karakter memperkenalkan ajang “Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara” atau KELANA, sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter anak-anak Indonesia melalui media yang mudah diterima, yaitu lagu anak. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menciptakan lagu-lagu anak yang menarik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter yang krusial bagi generasi muda. Mengangkat tema “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” KELANA mengajak masyarakat untuk menginspirasi anak-anak agar mengamalkan kebiasaan baik yang diharapkan menjadi fondasi karakter yang akan berdampak positif bagi masa depan mereka.

Lagu Anak sebagai Media Edukasi

Musik, terutama lagu anak, memiliki peran besar dalam pembentukan karakter karena mampu memengaruhi emosi dan perilaku, terutama pada anak-anak. Lagu dengan pesan-pesan positif dapat menjadi sarana edukasi yang efektif, memperkuat nilai-nilai moral dan kebiasaan baik secara menyenangkan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa lagu anak dengan pesan edukatif yang kuat masih sangat dibutuhkan, terutama untuk pendidikan karakter anak. Selain itu, harapannya anak-anak Indonesia menyanyikan lagu sesuai dengan umur dan tumbuh kembangnya.

Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menyatakan, “Lagu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media edukatif yang efektif. Melalui KELANA, kami berharap dapat menghadirkan lagu-lagu inspiratif yang membangun kebiasaan baik pada anak-anak.”

KELANA mengangkat tujuh nilai utama sebagai kebiasaan positif, yaitu bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, gemar belajar, aktif bermasyarakat, dan istirahat yang cukup. Tujuh kebiasaan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Tema, Ketentuan Peserta, dan Penghargaan

KELANA dibagi ke dalam delapan kategori, yang mewakili tujuh kebiasaan baik, serta satu kategori tambahan yang mencakup semua kebiasaan tersebut dalam satu lagu. Kategori-kategori ini memberi keleluasaan bagi peserta untuk memilih satu kebiasaan atau menggabungkan beberapa kebiasaan dalam sebuah lagu. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu karya lagu yang sesuai dengan tema dan ketentuan KELANA. Lagu yang diikutsertakan harus berdurasi 1 hingga 2,5 menit dalam bahasa Indonesia dan disampaikan dalam bentuk audio dan video.

Karya lagu harus orisinil, tidak mengandung unsur plagiat, dan bebas dari konten politik, pornografi, atau unsur negatif lainnya. Panitia akan mendiskualifikasi peserta yang melanggar ketentuan ini, dan keputusan juri bersifat final.

Pendaftaran dan pengiriman karya berlangsung pada 9 s.d. 30 November 2024. Setelah pengumpulan karya, dewan juri yang kompeten di bidang musik dan pendidikan akan menilai setiap karya berdasarkan kesesuaian lirik dengan tema, musikalitas, dan kekuatan pesan edukatif. Pengumuman pemenang dilakukan pada 13 Desember 2024. Sebanyak 24 pemenang dari delapan kategori akan menerima sertifikat elektronik dan hadiah uang pembinaan dengan total hadiah senilai Rp 280 juta. Semua karya pemenang akan menjadi bagian dari koleksi lagu anak-anak Indonesia.

KELANA sebagai Inspirasi Karakter Bangsa

KELANA bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah bagi para pencipta lagu untuk berkontribusi dalam membentuk karakter bangsa. Melalui ajang ini, diharapkan muncul lebih banyak lagu anak yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memotivasi anak-anak menjalani kebiasaan baik. Selain itu, KELANA mengajak orang tua, guru, dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembentukan karakter sejak usia dini.

Sebagai penutup, Kepala Pusat Penguatan Karakter menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung karakter anak-anak. “Melalui KELANA, kami berharap masyarakat terlibat dalam pendidikan karakter anak-anak, sehingga nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air tertanam kuat dalam diri generasi muda,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai syarat, pendaftaran, dan ketentuan lengkap KELANA, masyarakat dapat mengunjungi laman resmi di cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id /kelana2024.  (***)

(Tim Puspeka / Editor: Stephanie, Azis)

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Manfaatkan Potensi Lokal, Tim Dosen Polinema Ajari Warga Warga Desa Duwet Ubah Sayur menjadi Es Krim

Published

on

Program pelatihan kewirausahaan untuk masyarakat yang dibantu oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang untuk memanfaatkan sayur mayur menjadi produk es krim yang sehat (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Malang, goindonesia.co – Perguruan tinggi vokasi didorong untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penguasaan keilmuannya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) dengan membantu warga desa di Malang untuk memanfaatkan sayuran mayur menjadi produk es krim yang sehat melalui program pelatihan kewirausahaan. 

Pengembangan es krim sayuran ini merupakan salah satu diversifikasi dari produk sayur mayur yang banyak di produksi oleh warga Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini sekaligus menjadi praktik baik dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Jurusan Administrasi Niaga, Polinema. Sementara itu, pengembangan es krim sayuran ini dilakukan melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Polinema. 

Ketua tim PKM Polinema dalam program ini, Ellyn Eka Wahyu, mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Polinema berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan praktik-praktik kewirausahaan, utamanya yang berbasis dengan potensi lokal.

Menurut Ellyn, di tengah tantangan perekonomian yang kian kompetitif, masyarakat perlu diberdayakan untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam berwirausaha. 

“Pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan  dalam menciptakan dan mengelola usaha, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi,” kata Ellyn Eka. 

Pemilihan es krim sayuran, lanjut Ellyn, bukan hanya sekadar inovasi kuliner, tetapi juga merupakan solusi kreatif untuk meningkatkan kesadaran dan konsumsi sayuran di masyarakat. Produk ini dapat menjadi tren baru yang menarik dengan memadukan kesehatan dan kesenangan dalam satu produk. 

Beberapa materi dalam pelatihan yang diajarkan oleh tim dosen dari Polinema ini diantaranya adalah pengantar kewirausahaan yang meliputi definisi kewirausahaan, peran wirausaha dalam perekonomian, serta karakteristik seorang wirausaha. Tim Polinema juga mengajak warga untuk mengidentifikasi peluang usaha serta membahas teknik menemukan ide bisnis, analisis pasar dan kebutuhan konsumen, studi kasus contoh ide usaha yang berhasil. 

Ellyn menyampaikan bahwa berbagai pelatihan yang dilaksanakan tersebut bertujuan agar hasil pertanian sayur mayur Desa Duwet khususnya Sawi dan Tomat dapat dimaksimalkan pengolahannya menjadi produk lain agar lebih bervariasi, sehat, halal, lezat, digemari dan dapat dinikmati semua golongan usia. 

“Pelatihan ini mendapatkan antusias, perhatian yang seksama dan sangat baik dari ibu-ibu dan remaja putri dari Desa Duwet dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali di tahun-tahun berikutnya dengan tema/topik yang berbeda,” ujarnya. 

Ellyn berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi peserta untuk mengembangkan perekonomian di Desa Duwet. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini nantinya dapat menjadi modal untuk dapat mengembangkan dan berinovasi dalam pemasaran hasil pertanian. 

Sebagai informasi, selain Ellyn, kegiatan ini juga melibatkan sejumlah dosen lainnya, yaitu Yekie Senja Oktora, Halid Hasan, Achmad Suyono, Eny Widiyowati, dan Siti Nurbaya. Program ini juga melibatkan tenaga laboran/PLP Jurusan Administrasi Niaga, Winda Rachmawati. (***)

* Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Trending